5 Fakta Unik Hujan Meteor Orionids, Warisan Api dari Komet Halley!

- Orionids berasal dari komet Halley, muncul setiap 76 tahun sekali dan menghasilkan dua hujan meteor berbeda.
- Meteor cepat dengan kilauan terang, sering meninggalkan jejak bercahaya di langit malam dan menjadi favorit para fotografer astrofotografi.
- Puncaknya di akhir Oktober, bisa diamati sejak awal Oktober hingga awal November, intensitasnya bervariasi tiap tahun.
Fenomena langit selalu berhasil membuat manusia terpesona. Dari gerhana matahari hingga aurora borealis, kita seakan diingatkan betapa kecilnya kita di hadapan jagat raya. Salah satu fenomena langit yang paling ditunggu-tunggu setiap Oktober adalah hujan meteor Orionids, yang terkenal dengan kilauan cepatnya seakan menorehkan cahaya di kanvas langit malam.
Yang membuat Orionids istimewa bukan hanya keindahannya, tapi juga asal-usulnya yang legendaris. Meteor ini membawa ‘warisan debu kosmik’ dari Komet Halley, salah satu komet paling terkenal dalam sejarah astronomi. Setiap kali Orionids datang, kita seolah sedang menatap sisa-sisa perjalanannya melintasi tata surya. Inilah lima fakta unik tentang hujan meteor Orionids yang bikin kamu nggak boleh melewatkan pertunjukan langit ini.
1. Orionids berasal dari komet Halley

Kebanyakan hujan meteor berasal dari debu kosmik komet, tapi Orionids punya ‘garis keturunan’ istimewa. Ia berasal dari jejak debu Komet Halley (1P/Halley) yang hanya muncul ke bumi setiap 76 tahun sekali. Saat bumi melewati jalur orbit Halley, debu yang ditinggalkan terbakar di atmosfer dan menciptakan kilauan Orionids.
Menurut NASA Science, Komet Halley adalah satu-satunya komet terang yang bisa terlihat dengan mata telanjang dua kali dalam satu generasi manusia. Uniknya, debu Halley menghasilkan dua hujan meteor berbeda, yaitu Eta Aquarids di bulan Mei dan Orionids di bulan Oktober. Jadi, tiap kali kita menatap Orionids, sebenarnya kita sedang menyaksikan potongan perjalanan kosmik yang sangat kuno.
Bisa dibilang, Halley adalah komet ‘abadi’ dalam imajinasi manusia. Dengan Orionids, kita tidak harus menunggu puluhan tahun untuk menyapanya, cukup menunggu musim gugur untuk menikmati serpihan cahaya yang ia tinggalkan.
2. Meteor cepat dengan kilauan terang

Orionids termasuk meteor tercepat yang pernah tercatat, dengan kecepatan rata-rata sekitar 66 km per detik. Kecepatan ekstrem inilah yang membuatnya terlihat terang dan sering meninggalkan jejak bercahaya atau trails di langit malam.
Menurut Royal Museum Greenwich, jejak cahaya Orionids bisa bertahan hingga beberapa detik, bahkan ada yang menimbulkan fireball atau bola api kecil yang membuat pertunjukan langit semakin dramatis. Fenomena ini muncul karena partikel debu komet menabrak atmosfer dengan energi yang sangat besar.
Makanya, Orionids sering jadi favorit para fotografer astrofotografi. Jejak terang yang panjang membuat hasil jepretan terlihat menakjubkan, seakan bintang-bintang jatuh sekaligus melukis garis cahaya di langit.
3. Puncaknya di akhir Oktober

Orionids bisa diamati sejak awal Oktober hingga awal November, tapi puncaknya biasanya terjadi pada 21—22 Oktober. Pada malam itu, pengamat di lokasi gelap bisa melihat sekitar 20—25 meteor per jam, meski terkadang jumlahnya bisa lebih tinggi.
Menurut The Planetary Society, intensitas Orionids bisa bervariasi tiap tahun karena bergantung pada seberapa padat jalur debu Komet Halley yang dilintasi bumi. Beberapa tahun bahkan mencatat lebih dari 50 meteor per jam, membuatnya jadi salah satu hujan meteor paling spektakuler di musim gugur.
Jika kamu tinggal di daerah dengan polusi cahaya rendah, Orionids bisa terlihat jelas tanpa teleskop. Cukup berbaring, menatap langit, dan biarkan mata menyesuaikan diri dengan gelapnya malam.
4. Berasal dari rasi Orion

Nama Orionids berasal dari rasi Orion, karena titik radian atau asal kemunculan meteor ini terlihat dari sekitar bintang terang Betelgeuse. Rasi Orion sendiri merupakan salah satu rasi paling mudah dikenali di langit karena bentuknya menyerupai pemburu dengan sabuk khas tiga bintang sejajar.
Menurut EarthSky, meteor sebenarnya bisa terlihat di bagian mana pun dari langit, tapi garis lintasannya akan tampak ‘berkumpul’ ke arah Orion. Itu sebabnya disebut Orionids. Jadi kalau mau menonton, carilah arah timur menjelang tengah malam, di mana Orion biasanya sudah mulai terbit.
Kombinasi antara rasi Orion yang ikonik dan kilauan meteor yang menembus langit membuat fenomena ini terasa puitis. Seakan pemburu bintang kuno sedang menebarkan panah cahaya ke seluruh langit.
5. Bisa disaksikan di seluruh dunia

Tidak semua hujan meteor bisa dinikmati di setiap belahan bumi. Namun, Orionids termasuk salah satu yang paling ‘demokratis’, karena bisa dilihat baik dari belahan utara maupun selatan.
Menurut laman Astrophotons, pengamat di kedua belahan bumi punya peluang sama besar, meski di beberapa wilayah lintang selatan, meteor bisa terlihat sedikit lebih banyak. Syarat utamanya hanyalah langit cerah dan bebas dari polusi cahaya.
Itulah sebabnya Orionids selalu ditunggu-tunggu. Di mana pun kita berada, fenomena ini jadi semacam penghubung global—jutaan manusia menengadah ke langit pada malam yang sama, menatap jejak cahaya yang sama, merasa kecil namun juga terhubung dengan semesta.
Hujan meteor Orionids bukan sekadar ‘bintang jatuh’ yang cantik. Ia adalah pengingat bahwa kita dikelilingi sejarah kosmik miliaran tahun, dari sisa perjalanan Komet Halley hingga cahaya yang menembus atmosfer bumi. Setiap Oktober, langit memberi kita panggung teater alam, dan Orionids adalah salah satu pertunjukan terbaiknya.
Jadi, kalau kamu ingin merasakan pengalaman yang sama dengan nenek moyang kita yang dulu juga menatap langit dan melihat kilauan ini, jangan lewatkan Orionids. Siapkan selimut, cari tempat gelap, dan biarkan semesta menuliskan puisinya di atas langit untukmu.