5 Fakta Unik Ular Janur, Tubuh Rampingnya Digunakan untuk Menyelinap!

Populasi ular di dunia sangat melimpah, bahkan saking melimpahnya hewan ini dapat ditemukan dimanapun dan jumlah spesiesnya juga sangat banyak. Karenanya tidak sedikit juga spesies ular yang punya kemiripan satu sama lain. Entah kemiripan ciri fisik, kebiasaan, kandungan bisa, habitat, sampai makanan. Karena hal tersebut kamu harus berhati-hati dan teliti dalam mengidentifikasi dan membedakan setiap spesies yang ada.
Nah, salah satu spesies ular yang cukup sulit dibedakan adalah Ahaetulla mycterizans atau ular janur. Setidaknya ada tiga hal yang membuat ular ini mirip dengan ular lain, yaitu warnanya, habitatnya, dan bentuk tubuhnya. Sayangnya kemiripan tersebut juga menimbulkan masalah karena membuat banyak orang mengira kalau ular janur adalah ular yang berbahaya. Tak hanya itu, ular ini juga termasuk ular yang lincah, alhasil ia bisa menyelinap dengan mudah di ranting, dahan, sampai sela-sela pohon. Reptil berukuran kecil ini juga menyimpan berbagai fakta unik yang beberapa diantaranya akan segera kita bahas!
1. Punya tubuh ramping yang berguna untuk menyelinap di pepohonan

Ular janur merupakan spesies hewan arboreal, artinya ia hidup, makan, dan menghabiskan waktunya di pepohonan. Tentunya hewan arboreal juga punya kebiasaan yang berbeda dari hewan terestrial, fosorial, dan akuatik. Oleh karena itu hewan arboreal seperti ular janur mengembangkan beberapa adaptasi luar biasa untuk hidup di atas pohon, jelas BBC Earth. Adaptasi-adaptasi yang dimiliki hewan ini mencakup bebeberapa hal, seperti tubuh yang ramping, ekor yang panjang, gerakan yang lincah, dan tubuh yang fleksibel.
Pertama, sebenarnya ular janur bukanlah ular yang besar dengan panjang maksimal yang hanya sekitar 1,1 meter. Alhasil dengan mudah ia bisa masuk ke lubang kecil atau menyelinap di sela-sela pohon. Badannya juga ramping, tulangnya fleksibel, dan gerakannya sangat lincah sehingga membantu reptil ini untuk bergerak lebih cepat. Ekor panjang dan kuat yang dimiliki hewan ini juga sangat berguna, khususnya untuk menyeimbangkan tubuh dan mencengkeram ranting atau dahan pohon supaya ia tidak jatuh.
2. Warna hijaunya digunakan sebagai alat kamuflase

Selain gerakan yang lincah dan tubuh yang ramping, ular janur juga memanfaatkan warna hijau di tubuhnya untuk berkamuflasme. Hal ini tidak mengherankan mengingat reptil arboreal lain juga banyak yang punya tubuh berwarna hijau. Jika diulik, sebenarnya tubuh berwarna hijau merupakan adaptasi universal untuk memudahkan reptil dan hewan arboreal lain untuk berkamuflase dan menyatu dengan lingkungan sekitar.
Secara khusus, biasanya ular janur akan berkamuflase di dahan, rerumputan, atau dedaunan yang berwarna hijau. Kegiatan berkamuflase ini dilakukan untuk dua hal, yaitu megendap-endap mencari mangsa atau bersembunyi dari predator, jelas Hong Kong Snake ID. Saat sedang berkamuflase ular janur bisa berdiam diri selama berjam-jam. Alhasil ia bisa menyatu dengan sekitarnya dan akan sulit untuk ditemukan entah oleh mangsa, predator, bahkan manusia.
3. Jadi ular yang ditakuti dan sering dikira berbahaya

Dilansir Ecologyasia, ular janur merupakan ular berbisa ringan yang artinya ia memiliki bisa namun bisanya tidak berbahaya bagi manusia. Bisa tersebut hanya efektif untuk melumpuhkan mangsanya yang berupa hewan-hewan berukuran kecil. Bahkan jika ular janur menggigit manusia gigitan tersebut hampir tidak berefek. Jika ada efek sekalipun efeknya tidak jauh-jauh dari gatal, bengkak kecil, atau luka kecil karena giginya yang cukup tajam.
Namun karena warna hijau dan kepalanya yang runcing ular ini sering dikira sebagai ular viper hijau yang berbahaya. Padahal kamu bisa membedakan keduanya dengan mudah. Jika melihat kepalanya, viper punya kepala segitiga sementara ular janur berkepala runcing. Ular viper juga tidak terlalu panjang dan berbadan gemuk, berbeda dari ular janur yang panjang dan ramping. Viper juga pasif, berbeda dari ular janur yang cukup aktif. Terakhir, viper punya taring panjang di bagian depan rahang sementara taring ular janur berukuran kecil dan terletak di belakang rahang.
4. Berkerabat dengan ular pucuk yang ukurannya lebih besar

Laman The Reptile Database menjelaskan kalau ular janur berasal dari genus Ahaetulla yang artinya ia berkerabat dengan Ahaetulla prasina atau ular pucuk. Bahkan jika melihat perawakan dan ciri fisiknya kedua ular ini terlihat sangat mirip, lho. Perbedaan keduanya baru terlihat saat kamu memperhatikan ciri fisik dan ukuran keduanya secara mendetail. Ular pucuk punya tubuh yang lebih besar, ular pucuk punya mata yang lebih kecil, ular pucuk bisa tumbuh hingga mencapai 1,8 meter, dan ular pucuk punya moncong yang lebih meruncing, lurus, dan tajam.
Namun karena berkerabat tentunya kedua hewan ini juga memiliki banyak kesamaan. Pertama, kedua reptil ini sama-sama ular arboreal dan tidak berbahaya bagi manusia. Kedua, saat merasa terancam mereka sama-sama bisa mengangkat, menekuk, dan menggembungkan lehernya. Ketiga, ular pucuk dan ular janur sama-sama punya tubuh berwarna hijau yang ramping. Terakhir, keduanya hidup berdampingan dan bisa ditemukan di wilayah yang sama, seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Myanmar.
5. Sering terlihat memakan katak dan kadal

Seperti ular lain ular janur merupakan karnivor atau pemakan daging. Makanan ular ini sendiri mencakup hewan-hewan berukuran kecil, seperti kodok, katak, dan kadal, terang MyBis. Namun beberapa individu berukuran besar juga tidak takut untuk memakan hewan yang lebih besar seperti anakan burung atau mamalia berukuran mungil, tapi hal ini sangat jarang terjadi. Ular janur adalah predator penyergap, artinya ia berburu dengan cara mengendap-endap, bersembunyi, dan baru akan menerkam mangsa saat jaraknya sudah dekat. Strategi demikian harus dilakukan dengan perlahan, hait-hati, dan presisi.
Ukurannya memang tidak terlalu besar karena hanya bisa tumbuh sepanjang 1,1 meter, namun walau begitu ular janur juga dianugerahi berbagai keunikan. Pertama datang dari kemampuannya yang mana ia bisa menyelinap di pohon dengan tubuh rampingnya. Kedua, ular ini memang punya bisa, namun bisanya tidak berbahaya bagi manusia. Ketiga, ular janur memiliki kemiripan dengan ular lain, seperti ular viper dan ular pucuk. Terakhir, ular janur juga merupakan predator penyergap yang bisa memakan apapun.