Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hewan Endemik Cina yang Jarang Diketahui, Ada yang Mirip Phoenix!

burung pegar emas atau golden pheasant yang juga satwa endemik China (Unsplash/ David Clode)

China merupakan salah satu dari 12 negara megabiodiversitas. Negara ini memiliki lebih dari 7.000 spesies satwa. Banyak di antaranya merupakan satwa endemik atau unik dimiliki China saja. Kamu pasti sudah akrab dengan salah satunya yaitu Ailuropoda melanoleuca atau panda raksasa. 

Selain panda, masih ada banyak jenis hewan endemik China yang menarik untuk diketahui. Kamu bisa berkenalan dengan lima hewan khas negara tirai bambu dengan menyimak artikel berikut ini!

1. Ili pika

ili pika (nationalgeographic.com/ Li Weidong)

Ili pika merupakan mamalia khas China yang hidup di kawasan Pegunungan Tianshan, Xinjiang. Hewan ini memiki paras yang menggemaskan dan sering dibilang mirip boneka teddy atau pikachu. Ili pika memiliki tubuh yang imut yakni hanya sepanjang 20 centimeter saja. Mereka masih berkerabat dengan kelinci.

Hewan bernama latin Ochotona iliensis ini dulunya hidup di tebing dengan elevasi  3.200 hingga 3.400 meters, namun situs berita CNN mengabarkan jika kenaikan temperatur akibat perubahan iklim telah membuat kebiasaan ili pika berubah. Mereka kini lebih banyak ditemukan di ketinggian 4.100 meter untuk tetap berada di lingkungan yang dingin.

Populasi ili pika diperkirakan kurang dari 1.000 ekor. Kurangnya perhatian terhadap keberadaannya dan ancaman perubahan iklim membuat herbivora penyendiri ini terancam punah.

2. Harimau cina selatan

harimau cina selatan yang berada di Kebun Binatang Shanghai (commons.wikimedia.org/ J. Patrick Fischer)
harimau cina selatan yang berada di Kebun Binatang Shanghai (commons.wikimedia.org/ J. Patrick Fischer)

Harimau cina selatan merupakan predator puncak yang dulunya berkuasa di wilayah selatan Cina. Akan tetapi, perburuan dan alih fungsi hutan yang menjadi habitatnya telah membuat populasi karnivor bernama latin Panthera tigris amoyensis ini menurun drastis. Hewan pemakan babi hutan dan rusa ini bahkan kini telah dinyatakan punah di alam liar. 

Saat ini keberadaan harimau cina selatan hanya bisa ditemukan di beberapa kebun binatang dan pusat konservasi. Dilansir situs Save China's Tigers jumlahnya hanya tinggal 100 ekor saja. Berbagai upaya konservasi dilakukan untuk bisa menyelamatkan spesies ini termasuk rencana reintroduksi ke habitat aslinya. 

3. Aligator china

aligator china (commons.wikimedia.org/ RedGazelle15)

Aligator China atau Alligator sinensis merupakan salah satu reptil endemik Tiongkok. Dilansir laman Smithsonian's National Zoo, aligator China bisa tumbuh hingga sepanjang 1,5 meter dengan berat rata-rata kurang dari 23 kilogram. Diet mereka berkisar antara ikan, burung air, tikus, dan krustasea. 

Mereka menyenangi habitat perairan air tawar yang berarus lambat. Menurut Crocodiles of the World, aligator china akan berhibernasi di liang dan sarangnya selama 5--6 bulan ketika cuaca terlalu dingin yakni antara akhir musim gugur hingga awal musim semi.

Dahulu aligator china dapat ditemukan di berbagai wilayah, termasuk di sungai sepanjang Shanghai dan Jianling. Namun, fragmentasi habitat dan pencemaran air oleh pupuk dan pestisida membuat populasinya menyusut. Saat ini mereka berstatus critically endangered dan hanya bisa ditemukan di hilir Sungai Yangtze.

4. Burung pegar emas

burung pegar emas (Pixabay/ Andreas Lischka)

Burung pegar emas atau golden pheasant merupakan burung endemik China yang dikenal atas warna bulunya yang mengagumkan. Burung berjenis kelamin jantan diketahui memiliki bulu kepala dan punggung berwarna kuning keemasan. Tidak hanya itu, bagian perutnya identik dengan warna merah terang dan ada semburat biru pada sayapnya.

Unggas yang hidup di hutan dan semak belukar di bagian Yunnan ini merupakan burung berukuran sedang. Panjang dari kepala hingga ekornya berkisar antara 50 hingga 100 centimeter dengan berat antara 650 gram hingga 4,5 kilogram.

Burung pegar emas memiliki keterikatan erat dengan budaya China. Laman CGTN melansir jika masyarakat China percaya bahwa burung bernama latin Chrysolophus pictus ini ialah leluhur burung phoenix dan juga simbol keberuntungan. Di era Dinasti Qing, para petinggi kerajaan mengenakan jubah bergambar burung pegar emas untuk menandakan kekuasaannya.

5. Monyet berhidung pesek yunnan

monyet berhidung pesek yunnan (commons.wikimedia.org/ Rod Waddington)

Cina memiliki beberapa primata endemik, salah satunya ialah monyet hidung pesek yunan. Mamalia bernama latin Rhinopithecus bieti ini hanya terdapat di daerah barat daya Cina tepatnya di Pegunungan Hengduan.

Hewan ini memiliki paras yang unik. Bulunya berwarna abu tua, namun putih pada bagian wajah. Untuk membedakannya dari spesies monyet lain, kamu bisa melihatnya dari hidungnya yang pesek, matanya yang berbentuk almond dan bibirnya yang pucat dan tebal. 

Dilansir situs Animal Diversity, habitat mereka ialah hutan konifer atau campuran yang berada di ketinggian 2.625 hingga 4.600 meter di atas permukaan laut. Oleh karenanya mereka tahan udara dingin. NE Primate Conservancy bahkan menyatakan mereka mampu hidup di bawah suhu 0 derajat!

Sayangnya, perburuan, perubahan iklim, dan penebangan hutan telah membuat keberadaan mereka semakin terdesak. Badan IUCN menyatakan status mereka ialah endangered. Upaya untuk meningkatkan populasinya kemudian dilakukan oleh beberapa program pengembangbiakkan seperti di Kebun Binatang Kunming dan Kunming Institute of Zoology.

Ketika mendengar satwa endemik Cina, nama panda pasti ada di top of mind banyak orang. Namun, ternyata negara ini punya banyak hewan unik dan lima di antaranya telah kamu ketahui dari artikel ini. Banyak yang terancam kepunahan, semoga upaya konservasi hewan endemik Cina berlangsung sukses, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Laras Larasati
EditorLaras Larasati
Follow Us