Rahasia Hewan Nokturnal Menavigasi Malam dengan Bintang

- Hewan nokturnal menggunakan bintang untuk navigasi malam
- Ilmuwan belum sepenuhnya memahami bagaimana hewan melihat dan menafsirkan bintang
- Penelitian di masa depan diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang orientasi bintang hewan nokturnal
Di malam yang sunyi, ketika cahaya bulan hanya menjadi selimut tipis di langit, bintang-bintang bertaburan seperti lampu-lampu kecil yang menggantung di kanvas gelap semesta. Sejak ribuan tahun lalu, manusia memandang titik-titik cahaya itu dengan rasa kagum, menebak cerita di antara rasi-rasi dan menemukan cara untuk membaca arahnya. Bagi para pelaut kuno, bintang adalah kompas yang setia, membimbing kapal melintasi samudra luas.
Namun, manusia bukan satu-satunya yang meminjam cahaya bintang untuk menemukan jalan. Burung penyanyi yang bermigrasi di malam hari, singa laut yang menjelajahi perairan, bahkan kumbang kotoran mungil dan ngengat yang rapuh juga punya rahasia yang sama, mereka mengikuti arah yang ditulis di langit saat matahari tak bisa dijadikan acuan.
Hewan beradaptasi dengan gelapnya malam
Ilmuwan kini tahu bahwa sebagian hewan memang mampu menggunakan bintang untuk mempertahankan jalur mereka, tapi misteri belum sepenuhnya terpecahkan. Bagaimana mata mereka memandang langit berbintang? Bagaimana otak mereka menafsirkan peta kosmik itu? Dan adaptasi khusus apa yang membuat kemampuan itu mungkin? Jawabannya masih tersembunyi di balik cahaya redup bintang-bintang.
Sebuah ulasan menarik tentang cara hewan menavigasi menggunakan bintang-bintang dan cara mereka menafsirkan langit telah diterbitkan dalam Proceedings B. Dr James Foster dari Lund University, Swedia.
Peneliti melihat para hewan kesulitan menentukan arah di malam berbintang. Mereka mencoba bereksperimen untuk mengartikan perilaku para hewan dalam mengatasi atau menyesuaikan diri dengan tantangan ini.
Meski langit berbintang adalah petunjuk orientasi yang andal, namun ini tetap menantang untuk diinterpretasikan. Kelangkaan cahaya pada malam hari memerlukan adaptasi untuk memperkuat sinyal visual. Selain itu, pergerakan bola langit, meskipun teratur, mengikuti jadwal yang sedikit berbeda dari terbit dan terbenamnya Matahari di mana jam internal kebanyakan hewan harus disinkronkan.
Kompas para hewan nokturnal

Bagi makhluk nokturnal, pendaran cahaya dari langit bukan sekadar hiasan. Ia adalah sinyal visual yang mengirimkan pesan soal arah. Kumbang kotoran, misalnya, tak repot menghafal satu bintang saja. Mata majemuknya justru menangkap pola cahaya besar yang membentang megah—Bima Sakti—kontras dengan hitam pekat di sekelilingnya. Ini menjadi kompasnya, membimbing hewan itu membawa gulungan kotoran dalam garis lurus menjauhi kerumunan.
Anjing laut punya cerita berbeda. Di tengah gelombang laut yang gelap, mereka kemungkinan mampu membedakan titik-titik cahaya tunggal di antara bintang-bintang, seperti mengenali rambu kecil di tengah samudra.
Ngengat dan katak pun memanfaatkan langit berbintang untuk menjaga arah, meski caranya mungkin tersembunyi dari mata kita. Bagi mereka, langit malam bukan sekadar kanvas indah, ia adalah peta yang hidup, memandu perjalanan tanpa suara.
Harapan di penelitian berikutnya
Sistem kompas bintang yang telah diteliti sejauh ini tampaknya sesuai dengan kebutuhan pemiliknya. Misal burung migran menempuh jarak jauh dan membutuhkan arah yang stabil selama berjam-jam, sementara kumbang kotoran membutuhkan indikator arah andal yang memerlukan pemrosesan minimal dan ketajaman visual.
Bagaimana hewan nokturnal lainnya melihat dan menafsirkan bintang-bintang masih kurang jelas. Sehingga penelitian di masa depan diharapkan dikombinasikan dengan eksperimen lapangan dan simulus buatan yang terkontrol.
Peneliti berharap pembahasan ini dapat menginspirasi penelitian baru tentang strategi yang digunakan hewan untuk orientasi bintang dan mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana hewan menavigasi perjalanan gelap mereka.
Studi masa depan tentang orientasi bintang dapat menggabungkan metode masa lalu dengan kemajuan terbaru dalam teknologi kamera, dan mendiskusikan bentuk sistem kompas bintang mana yang paling cocok untuk berbagai jenis perilaku terarah.