Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ilmuwan Uzbekistan yang Membentuk Peradaban Sains Islam di Dunia

ilustrasi arsitektur masjid di Uzbekistan (pexels.com/Deepraj Talukdar)
ilustrasi arsitektur masjid di Uzbekistan (pexels.com/Deepraj Talukdar)

Uzbekistan adalah salah satu negara yang terletak di Asia Tengah. Uzbekistan tidak hanya memiliki keindahan dan kekayaan dalam sumber daya alam, seperti gas alam, minyak bumi, kapas, gurun pasir, laut aral, dan pegunungan bersalju, tetapi juga memiliki kekayaan dalam sejarah dan sains Islam. Dulu, Uzbekistan pernah dikuasai oleh berbagai macam bangsa termasuk Kekaisaran Mongol, Kesultanan Ottoman, Kekaisaran Rusia, hingga Pemerintahan Uni Soviet sehingga Uzbekistan memiliki sains, arsitektur, dan budaya yang sangat beraneka ragam.

Pada zaman keemasan Islam, Uzbekistan menjadi rumah bagi para filsuf Islam, ulama, dan ilmuwan Islam dalam menimba ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, Uzbekistan merupakan salah satu pusat peradaban sains Islam yang berpengaruh di dunia modern. Penasaran Siapa saja 5 Ilmuwan Muslim dari Uzbekistan yang Berpengaruh di Dunia, yuk simak di bawah ini!

 

1. Ibnu Sina

ilustrasi Ibnu Sina (Youtube.com/NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA)
ilustrasi Ibnu Sina (Youtube.com/NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA)

Ibnu Sina adalah seorang filsuf dan dokter Muslim yang berpengaruh di abad pertengahan. Beliau lahir di Afshona (Bukhara pada masa Dinasti Samaniyah/Uzbekistan) , 22 Juni 980 M. Sejak kecil, beliau termasuk orang yang memiliki tingkat kecerdasan dan intelektual yang tinggi.

Karena didikan dari ayahnya dan seorang guru bernama Ismail Az-Zahid dalam mengajarkan ilmu akhlak, tasawuf, dan fiqih, beliau berhasil menghafal 30 juz Al-Qur’an pada umur 10 tahun. Kemudian, Ibnu Sina juga mempelajari sambil mempraktikkan ilmu-ilmu baru, seperti logika, matematika, fisika, sastra, dan kedokteran di bawah bimbingan cendekiawan terkemuka. Pada umur 18 tahun, beliau berhasil menyelesaikan studi ilmu kedokteran.

Karena kejeniusannya, Ibnu Sina mendapatkan undangan dari Penguasa Dinasti Samaniyah, Al-Amir Ar-Ridha Nuh II karena penguasanya sakit. Kemudian, beliau diminta mengobati penyakit penguasa tersebut hingga berhasil. Dari keberhasilan penyembuhan penyakit tersebut, beliau mendapatkan berbagai akses dan fasilitas perpustakaan kesultanan.

Selama hidupnya, Ibnu Sina menghabiskan waktunya sebagai praktisi dokter, penulis, peneliti, dan pengajar dengan menggabungkan berbagai macam pemikiran mulai dari Aristoteles, Al-Qur’an, hadits, dan Hindu. Bahkan, penemuan kedokteran dari Ibnu Sina yang masih diterapkan hingga sekarang termasuk penyakit bisa menular dari air dan tanah, farmakologi, pengobatan asma dan TBC melalui pipa udara yang terbuat dari emas dan perak melewati mulut hingga esofagus, bius untuk operasi, deteksi penyakit diabetes melalui urin yang manis, dan eksperimen medis dalam diagnosis dan pengobatan. Oleh karena itu, beliau disebut sebagai Bapak Kedokteran Dunia serta Bukhara disebut sebagai pusat kedokteran pada masa kejayaan Islam.

2. Imam Bukhari

ilustrasi makam Imam Bukhari (Youtube.com/Rachmat Gobel Channel)
ilustrasi makam Imam Bukhari (Youtube.com/Rachmat Gobel Channel)

Nama Imam Bukhari tentu tidak asing didengar oleh umat Muslim di seluruh dunia. Imam Bukhari merupakan ahli tafsir Al-Qur’an dan hadits terkemuka di dunia Islam. Beliau lahir di Bukhara (Uzbekistan), 20 Juli 810 M.

Sejak kecil, Imam Bukhari menghabiskan waktu untuk mempelajari, meneliti, dan menghafal Al-Qur’an dan hadits. Dari berbagai banyak hadits, beliau melakukan penelitian bersama dengan sejumlah ulama terkemuka dari berbagai negara untuk menguji kesahihan sejarah mengenai kisah Kanjeng Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabatnya. Keilmuan Imam Bukhari terbukti sahih berdasarkan dari komentar dan testimoni sebagian besar ulama terdahulu dari berbagai negara. Dilansir dari situs Nahdlatul Ulama, ulama yang spesifik mengatakan bahwa hadits Bukhari paling sahih di antara kitab lain, yaitu Imam Nawawi dan Imam Ibnu Taimiyah.

Hingga sekarang, hadits Bukhari diakui oleh umat Muslim di seluruh dunia sebagai hadits paling sahih dan panduan dalam pendidikan agama Islam. Bahkan, Presiden Ir.Soekarno pernah memerintahkan kepada Presiden Uni Soviet untuk menemukan makam Imam Bukhari hingga akhirnya ditemukan di Samarkand, Uzbekistan. Sebab, Imam Bukhari adalah orang yang terkemuka dan berjasa dalam menguji kesahihan hadits.

3. Al-Khawarizmi

ilustrasi patung Al-Khawarizmi (Youtube.com/NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA)
ilustrasi patung Al-Khawarizmi (Youtube.com/NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA)

Al-Khawarizmi adalah ilmuwan Muslim yang ahli dalam bidang matematika dan penemuan aljabar. Beliau lahir di Khwarezmia (Uzbekistan) pada tahun 780 M. Kota tersebut menjadi pusat pendidikan matematika pada masa keemasan Islam.

Selama hidupnya, beliau melakukan banyak penelitian matematika dan ilmu pengetahuan alam lainnya bersama dengan cendekiawan Muslim terkemuka. Hingga akhirnya, Al-Khawarizmi menemukan ilmu matematika baru yaitu aljabar untuk menyelesaikan persamaan linear. Oleh karena itu, berkat penemuannya, aljabar menjadi mata pelajaran dan mata kuliah yang wajib dipelajari oleh sekolah dan universitas di dunia hingga sekarang.

4. Ulugh Beg

ilustrasi Ulugh Beg (Youtube.com/Stoic Historian)
ilustrasi Ulugh Beg (Youtube.com/Stoic Historian)

Ulugh Beg adalah ilmuwan Muslim yang ahli dalam bidang astronomi. Sejak kecil, beliau menimba ilmu di sekolah informal. Selama sekolah, beliau sangat menyukai ilmu astronomi hingga mempelajari astronomi lebih mendalam.

Ketika Sultan Tamerlene meninggal dunia, tahta kesultanannya diwariskan kepada Ulugh Beg. Selama menjabat sebagai sultan, beliau membangun madrasah yang spesifik di bidang astronomi karena beliau haus akan pengetahuan. Seiring perkembangan zaman, karena madrasah tersebut berkembang pesat, Samarkand disebut sebagai pusat astronomi dan arsitek.

Pada tahun 1428, beliau menciptakan observatorium atronomi di Samarkand berbentuk silinder agar sinar matahari masuk. Observatorium tersebut diciptakan untuk menentukan waktu salat, awal tahun, dan puasa Ramadan berdasarkan titik sinar matahari yang jatuh di anak tangga. Hingga sekarang, metode penentuan salat, awal tahun, dan puasa Ramadan dari Ulugh Beg masih digunakan.

5. Ghiyath Al-Kashi

ilustrasi Ghiyath Al-Kashi (Youtube.com/fikarika tv)
ilustrasi Ghiyath Al-Kashi (Youtube.com/fikarika tv)

Ghiyath Al-Kashi merupakan ilmuwan Muslim yang genius di bidang matematika dan astronomi. Beliau lahir di Kashan pada tahun 1380. Namun, selama hidupnya, beliau menghabiskan waktu untuk menimba ilmu dan meneliti matematika di Samarkand, Uzbekistan.

Salah satu penemuan matematikanya adalah pecahan desimal dan hukum cosinus. Selain itu, penemuan lainnya di bidang astronomi adalah garis bujur dan garis lintang matahari, bulan, dan planet lainnya. Bahkan, penemuan tersebut masih digunakan di dunia teknik dan matematika hingga sekarang.

Nah, itulah 5 ilmuwan Muslim dari Uzbekitan yang sangat berpengaruh di dunia barat maupun dunia modern. Kota Samarkand, Bukhara, dan Khwarezmia menjadi pusat ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa keemasan Islam. Ketika Eropa mengalami masa kegelapan pada abad pertengahan, banyak ilmuwan Eropa mempelajari dan kagum dengan kemajuan sains Islam untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari salah satunya Isaac Newton.

Uzbekistan bukan sekadar negara yang kaya akan sumber daya alam, tetapi ternyata juga kaya akan sejarah, budaya, dan sains Islam. Melalui sejarah penemuan peradaban sains Islam tersebut, bisa mengambil hikmah bahwa agama Islam bisa mengikuti perkembangan zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ariel Guslandi
EditorAriel Guslandi
Follow Us