5 Jenis Gangguan Belajar yang Dapat Menghambatmu Berkembang

Disleksia adalah gangguan belajar yang paling umum di mana seseorang kesulitan dalam mengeja dan menulis. Anak sekolah yang terdiagnosis disleksia bisa jauh tertinggal oleh teman sebayanya.

Dilansir dari laman Read and Spell, disleksia bukan berarti seseorang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah, tetapi mereka cenderung bermasalah dan lambat dalam mengeja serta menulis. Misalnya kesulitan membaca keras dengan ejaan yang kurang jelas, dan tak mampu mencatat tugas dengan cepat.

Layman Read and Spell mengatakan ada dua jenis Attention difficulties atau masalah memperhatikan yakni Attention Deficit Disorder (ADD) dan Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD).

Perbedaannya hanya pada hyperactive saja, di mana seseorang yang punya masalah gangguan memperhatikan dengan hyperactive cenderung lebih sulit memahami pelajaran dibanding seseorang yang tanpa hyperactive.

Gangguan ADHD dapat membuat seseorang kesulitan mempertahankan fokusnya dalam waktu yang lama sehingga tidak ada pelajaran yang ia pahami dengan baik. Itu karena mereka memiliki kontrol impuls yang buruk, akibatnya mereka tidak punya pengetahuan yang baik.

Apakah kamu termasuk orang yang lambat dalam menulis atau membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan kalimat demi kamliat? Mungkin kamu mengalami gangguan belajar yang disebut disgrafia.

Disgrafia sama sekali tidak ada hubungannya dengan tingkat kecerdasan. Karena gangguan belajar ini ditandai dengan sulitnya seseorang dalam menulis tangan.

Orang dengan disgrafia kesulitan menulis tanda baca, mencatat huruf kapital dan huruf kecil dalam beberapa bagian sehingga hasil tulisan sangat buruk bahkan kadang sampai tak dapat dibaca.

Masih dilansir dari laman Read and Spell, dyscalculia adalah gangguan belajar yang membaut seseorang sulit berkembang dalam urusan matematika. Ditandai dengan kesulitan belajar angka, menambah, mengurangi, mengalikan, mengelompokkan, atau kesulitan memecahkan soal.

Dyscalculia bisa sangat pintar dalam pelajaran bahasa, tetapi nilai matematikanya sangat rendah sehingga ia lebih banyak membutuhkan kalkulator untuk mendukung pembelajaran.

Laman Read and Spell mengatakan bahwa dyspraxia adalah kesulitan keterampilan motorik yang bisa berdampak pada keterampilan akademik. Ini bisa mempengaruhi pada otot tangan, wajah, bahkan otot tenggorokan yang kaku.

Dyspraxia mungkin masalah gangguan belajar paling serius, di mana seseorang mengalami kesulitan belajar dalam semua hal. Misalnya sulit menggunakan kuas di kelas seni, kesulitan memainkan alat musik, dan bisa kesulitan melakukan gerakan dalam pelajaran olahraga.

Bukan hanya itu, penderita dyspraxia juga bisa mengalami pemrosesan yang lebih lambat. Artinya, ia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengerjakan tugas dan selalu lambat dalam mempelajari suatu hal.

Masalah gangguan belajar bisa sangat serius karena dapat menghambatmu berkembang. Lebih banyak latihan sesuai dengan masalah gangguan belajar yang dialami adalah solusi terbaik. Jangan menyerah ya!