Tahun 2020 akan segera kita lewati dan ada banyak peristiwa besar yang terjadi di dunia sepanjang tahun ini. Tentunya beberapa peristiwa tersebut menjadi catatan dalam sejarah yang mungkin akan selalu dikenang oleh kebanyakan warga dunia saat ini.
Berikut beberapa peristiwa besar yang terjadi sepanjang 2020, termasuk pandemi COVID-19 yang saat ini masih menjadi momok bersama. Yuk, disimak!
Tentu tahun 2020 ini merupakan tahun di mana pandemi global telah mengubah segalanya. Sebetulnya virus corona sudah mulai dirasa meresahkan pada akhir 2019 lalu. Namun, dampaknya secara luas baru mulai dirasakan pada beberapa bulan di awal 2020. Klimaksnya terjadi pada Maret 2020 di mana WHO secara resmi menyatakan bahwa COVID-19 telah menjadi pandemi global.
Ada banyak perubahan yang terjadi secara masif dan luas di berbagai belahan Bumi. Protokol kesehatan yang ketat dan penutupan banyak pelaku usaha di dunia membuat pandemi global ini dirasa sangat menyiksa dan memukul sektor perekonomian. Penyebaran corona sangat masif dan di luar dugaan. Pasalnya, hanya dalam waktu tak sampai setahun, virus corona sudah menjangkiti lebih dari 80 juta jiwa di seluruh dunia, dicatat dalam laman Worldometers.
Tercatat sekitar 210 negara dinyatakan terdampak dan bahkan banyak di antaranya yang melakukan total lockdown. Virus yang awalnya terdeteksi di Wuhan ini menjadi peristiwa paling besar dan berpengaruh di sepanjang tahun 2020. Hingga saat ini, COVID-19 masih menjangkiti seluruh dunia dan belum ada tanda-tanda mereda. Bahkan, mutasi dari virus corona tersebut disebut-sebut semakin parah dan mematikan.
Dicatat dalam laman BBC, pada 31 Januari 2020 telah terjadi salah satu peristiwa besar di Eropa, yakni peristiwa Brexit. Secara sederhana, Brexit dapat diartikan sebagai keluarnya negara berpengaruh - dalam hal ini Britania Raya - dari Uni Eropa. Brexit sendiri merupakan istilah yang diambil dari kata Britain Exit yang memang menegaskan bahwa Inggris dan negera yang tergabung dalam Britania Raya resmi keluar dari Uni Eropa.
Gagasan mengenai Brexit sebetulnya sudah lama mengemuka di Inggris, Skotlandia, Irlandia, dan Wales. Pada era 1970-an, Britania Raya masih memutuskan untuk menjadi bagian dari Uni Eropa. Namun, saat ini mereka resmi keluar dari Uni Eropa karena memang Britania Raya merupakan salah satu negeri besar dengan ideologi liberal terbesar di Eropa, sehingga merasa tidak mau untuk dibebani dan diatur oleh Uni Eropa.
Saat ini Britania Raya tengah berada dalam masa transisi untuk kembali total dalam mengatur urusan dalam negeri tanpa dicampuri oleh pihak manapun, termasuk Uni Eropa. Tentu saja peristiwa ini mengundang pro dan kontra. Namun, sebagai negeri besar yang berideologi liberal, banyak pihak yang setuju bahwa sudah selayaknya Britania Raya tidak terikat dengan kelompok apa pun, termasuk Uni Eropa.
Resesi ekonomi adalah peristiwa di mana Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah negara mengalami arah yang negatif yang biasanya juga dibarengi dengan rendahnya daya beli masyarakat, penurunan penjualan ritel, dan kenaikan tingkat pengangguran. Krisis ekonomi global ini juga berkaitan dengan dampak pandemi COVID-19.
Bahkan, negara-negara besar macam Amerika Serikat, Australia, Inggris, Italia, dan Jerman pun juga tak kuasa menahan gempuran dampak negatif dari virus corona. Pemberlakuan karantina secara ketat di banyak negara menyebabkan perekonomian menjadi berhenti total. Pariwisata dan transportasi juga sangat terdampak sehingga banyak dari pelaku usaha melakukan PHK secara besar-besaran.
Saat ini, masih ada banyak negara yang berjuang untuk keluar dari jurang krisis. Fokus negara memang terbelah menjadi dua, yakni kesehatan dan perekonomian. Membuka akses ekonomi, secara langsung juga membuka peluang penyebaran COVID-19. Sedangkan, jika perekonomian terlalu ditutup total, maka warga dunia akan jatuh dalam kemiskinan dan bahkan kelaparan.
Pada 4 Agustus 2020 lalu, sebuah ledakan besar terjadi di kota Beirut, Lebanon. Bahkan, ledakan terjadi dua kali dan ledakan kedua terjadi secara masif dan meluluhlantakkan lingkungan di sekitarnya. Akibat ledakan tersebut sedikitnya 190 orang dilaporkan meninggal dunia dan 6.500 orang mengalami luka berat.
Bukan hanya itu, ledakan yang disebabkan oleh amonuim nitrat seberat 2.750 ton tersebut juga mengakibatkan 300 ribu orang telah kehilangan tempat tinggal. Ledakan yang terjadi pada pukul 18.08 waktu setempat ini dianggap sebagai salah satu ledakan non-nuklir terkuat dan termasif yang pernah terjadi dalam sejarah.
Pemerintah Lebanon yang tengah fokus pada krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19 memiliki beban yang bertambah berat akibat ledakan tersebut. Klimaks akibat ledakan dan krisis ekonomi tersebut adalah mundurnya Hassan Diab dari kursi Perdana Menteri Lebanon.
Penemuan vaksin COVID-19 merupakan peristiwa besar yang menutup tahun 2020 dengan secercah harapan. Meskipun banyak pihak yang merasa skeptis dengan penemuan vaksin tersebut, nyatanya ada banyak orang yang antusias dan optimis bahwa vaksin merupakan jalan keluar dari pandemi yang tengah kita hadapi saat ini.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam lamannya menjelaskan bahwa ada puluhan kandidat vaksin COVID-19 yang sebagian besarnya masih dalam tahap uji coba. Negara-negara macam Amerika, Jerman, Inggris, Tiongkok, Korea Selatan, Belanda, Australia, Kanada, dan bahkan Indonesia telah berpartisipasi dalam studi dan penelitian mendalam mengenai vaksin COVID-19 ini.
Nama-nama besar dunia farmasi seperti Pfizer/BioNTech, AstraZeneca, Moderna, Sinopharm, dan Sinovac Biotech telah sukses melakukan studi dan penelitian mengenai vaksin yang mereka klaim efektif untuk mengatasi COVID-19. Saat ini, tentu kita masih menunggu regulasi dan izin dari WHO, pemerintah, dan juga badan kesehatan dari masing-masing negara untuk penggunaan vaksin tersebut.
Itulah beberapa peristiwa besar dunia yang terjadi di sepanjang tahun 2020. Semoga pandemi COVID-19 lekas berakhir dan 2021 menjadi tahun yang lebih baik untuk kita semua, ya!