5 Reptil Purba yang Disangka Buaya, Bikin Orang Salah Paham!

Walau sudah musnah dari muka bumi namun hewan-hewan purba masih menyimpan banyak misteri yang belum terpecahkan. Tak hanya itu, hewan-hewan purba juga banyak yang punya ukuran, perawakan, kebiasaan, dan ciri fisik yang tidak jauh berbeda dari hewan di masa modern. Sebenarnya hal tersebut cukup normal dan merupakan bukti dari evolusi konvergen. Namun terkadang hal ini menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat awam karena banyak yang salah paham tentang hewan purba.
Salah satunya adalah buaya yang mana banyak orang yang sering salah paham mengenai buaya purba. Sejatinya ada banyak reptil purba yang sangat mirip dengan buaya namun sebenarnya reptil tersebut bukan buaya. Untuk membedakannya dibutuhkan ketelitian dan ilmu yang memadai. Tapi tak perlu khawatir, supaya kamu tidak kebingungan kali ini kita akan membahas beberapa reptil purba yang sering dikira buaya.
1. Sarcosuchus

Sarcoshuchus merupakan salah satu spesies Crocodilian yang sering dielu-elukan sebagai buaya terbesar yang pernah hidup. Namun hal tersebut kurang tepat karena hewan sepanjang 12 meter ini bukanlah buaya sejati. Buaya sejati merupakan penyebutan bagi reptil yang berasal dari famili Crocodylidae, sementara itu Sarcosuchus justru berasal dari famili Pholidosauridae. Famili ini juga sudah punah dan tidak bisa ditemukan di masa modern.
Dilansir Britannica, Sarcosuchus hidup pada periode kapur, yaitu sekitar 110 juta tahun yang lalu. Ia hidup di Amerika Selatan dan hidup berdampingan dengan dinosaurus. Tak hanya itu, hewan ini bahkan juga sanggup memakan ikan, reptil, dan dinosaurus berukuran kecil. Walau bukan buaya sejati namun Sarcoschus punya banyak kemiripan dengan buaya, seperti bentuk tubuhnya, bentuk giginya, sampai osteoderm yang menyelimuti tubuhnya. Gaya hidupnya juga serupa dengan buaya dan hal ini sangat wajar.
2. Deinosuchus

Deinosuchus juga jadi salah satu Crocodilian purba yang terkenal karena punya ukuran raksasa. Namun walau sangat mirip dengan buaya ternyata reptil sepanjang 12 meter ini bukan buaya sejati, lho. Dibandingkan dengan buaya, ia justru lebih berkerabat dengan alligator karena diklasifikasikan ke superfamili Alligatoroidea. Hal tersebut juga terlihat dari ciri fisiknya di mana Deinosuchus memiliki moncong yang lebih pendek seperti alligator dan kemungkinan punya kebiasaan yang serupa dengan alligator.
Dilansir DinoAnimals, Deinosuchus hidup pada periode kapur sekitar 80 sampai 70 juta tahun yang lalu. Ia dapat ditemukan di rawa, sungai, dan danau dan kerap memakan reptil, mamalia kecil, bahkan dinosaurus berukuran besar. Ototnya yang kuat, rahangnya yang tebal, dan giginya yang besar jadi senjata utama reptil ini untuk menangkap mangsa. Jika dibandingkan dengan alligator di masa modern maka Deinosuchus bisa dibilang sebagai rajanya.
3. Purussaurus

Dilansir Mindat, Purussaurus diklasifikasikan ke dalam subfamili Caimaninae, artinya ia merupakan kaiman dan bukan buaya. Hanya saja, jika dibandingkan dengan kaiman di masa modern ukuran hewan ini jauh lebih besar. Bayangkan saja, kaiman terbesar saat ini ukurannya hanya sekitar 5 sampai 6 meter sementara Purussaurus bisa tumbuh hingga sepanjang 11 sampai 13 meter. Namun seperti kaiman lain, ia punya moncong yang sangat pendek, moncong yang membulat, dan kaki yang pendek.
Purussaurus sendiri hidup sekitar 8 juta tahun yang lalu, tepatnya ia hidup pada periode Miosen. Habitatnya mencakup wilayah Amerika Serikat yang mana saat itu Amerika Selatan tidak jauh berbeda dari masa kini. Wilayahnya ditutupi hutan hujan tropis, sungai yang besar, dan danau yang luas. Hewan-hewan seperti ular, burung, mamalia pengerat, sampai kadal juga sudah muncul. Hanya saja ukuran, ciri fisik, dan kebiasaan mereka agak berbeda dibandingkan hewan yang kita kenal saat ini.
4. Kaprosuchus

Jika melihat taksonominya, Kaprosuchus sebenarnya punya kekerabatan yang cukup jauh dari buaya sejati. Buaya sejati dan Kaprosuchus hanya digolongkan ke dalam satu klad yang sama, yaitu Crocodylomorpha. Namun klad tersebut berisi banyak famili, subfamili, dan ordo yang masing-masing punya keunikan dan cirinya masing-masing. Jadi, jika menganggap Kaprosuchus sebagai buaya maka hal tersebut merupakan sesuatu yang kurang tepat.
Kemiripannya dengan buaya juga tak banyak, keduanya hanya sama-sama punya osteoderm dan moncong panjang. Secara spesifik, Kaprosuchus justru merupakan hewan terestrial, berbeda dari buaya yang semi akuatik. Gigi Kaprosuchus juga panjang seperti taring, berbeda dari buaya yang cenderung pendek. Kaprosuchus bahkan mampu berlari dengan cukup kencang, berbeda dari buaya yang gerakannya lambat saat di darat. Ukuran Kaprosuchus juga tak terlalu besar, yaitu sekitar 3 sampai 6 meter, jelas Prehistoric Wildlife.
5. Simosuchus

Laman ScienceDaily menjelaskan kalau Simosuchus merupakan hewan yang hidup di Madagaskar sekitar 66 juta tahun yang lalu, tepatnya beberapa saat sebelum kepunahan masal dinosaurus terjadi. Alhasil, hewan sepanjang 70 cm ini hidup berdampingan dengan beberapa dinosaurus seperti Majungasaurus. Tak hanya itu, Simosuchus juga kerap disebut sebagai buaya herbivor. Kenyataannya hewan ini memang pemakan tumbuhan, namun ia bukanlah buaya.
Jika melihat taksonominya, satu-satunya kesamaan yang dimiliki Simosuchus dengan buaya adalah keduanya sama-sama masuk ke subordo Crocodyliformes. Namun setelah itu keduanya punya jalan evolusi yang jauh berbeda. Jika melihat ciri fisiknya, Simosuchus juga sangat berbeda dari buaya dengan tubuh pendek, badan membulat, kepala yang mengotak, gigi yang tidak tajam, ekor yang pendek, kaki depan yang panjang, dan osteoderm yang tidak terlalu besar.
Terkadang masih banyak orang yang salah paham akan buaya, hanya karena punya ciri fisik yang sama suatu hewan lantas disebut sebagai buaya. Padahal jika diperhatikan ciri fisiknya, taksonominya, dan kebiasaannya hewan-hewan tersebut sangat berbeda dari buaya. Karenanya jika hendak mengidentifikasi suatu hewan, khususnya hewan purba kamu tak boleh asal-asalan dan sembarangan. Ada banyak hal yang harus diperhatikan dan diulik lebih dalam.