5 Ular Terancam Punah yang Harus Dilindungi, Terancam oleh Perburuan!

- Ular seperti rinkhals nyanga dan sanca bodo masuk kategori terancam punah
- Rinkhals nyanga hanya bisa ditemukan di Provinsi Manicaland, Zimbabwe dengan populasi sekitar 200 individu
- Sanca bodo menjadi spesies invasif di Florida, Amerika Serikat dan dilindungi oleh pemerintah Indonesia
Jika membahas soal hewan terancam punah dan dilindungi, mungkin kamu akan memikirkan mamalia seperti jerapah, gajah, dan harimau. Padahal tak cuma mamalia, ternyata ada juga ular yang terancam punah dan populasinya terus menurun.
Berbeda dari mamalia atau burung, ular merupakan hewan yang ditakuti. Karenanya, tak banyak orang yang peduli dengan eksistensi reptil tersebut. Ular juga patut dilindungi dan kehidupannya tak kalah terancam dari hewan lain. Terkadang, ia diburu, dibunuh, bahkan secara sengaja dihabisi karena dianggap mengganggu dan merugikan.
Tak tanggung-tanggung, bahkan beberapa spesies ular populasinya sudah sangat kritis, lho. Jadi, mari kita bahas beberapa ular terancam punah yang harus dilindungi agar kamu makin aware dengan eksistensi reptil tak berkaki ini.
1. Rinkhals nyanga

Dilansir The Reptile Database, Hemachatus nyangensis atau rinkhals nyanga merupakan spesies yang baru dideskripsikan pada tahun 2023. Tak hanya baru dideskripsikan, ternyata ular berbisa tinggi juga hanya bisa di satu tempat, yaitu di Provinsi Manicaland, Zimbabwe. Sayangnya, penyebaran yang sempit tersebut menjadi ancaman tersendiri.
Saat ini, wilayah Manicaland mulai rusak yang mana mengancam populasi ular ini. Selain itu, konflik dengan manusia juga memperparah keadaan. Saat ini, rinkhlas nyanga dimasukan ke kategori critically endangered atau sangat terancam. Tercatat, hanya ada sekitar 200 individu yang hidup alam liar. Untungnya, kebanyakan wilayah penyebaran hewan ini merupakan taman nasional yang dijaga ketat oleh pihak berwajib.
2. Sanca bodo

Laman Britannica menjelaskan kalau hewan dengan nama ilmiah Python bivittatus ini merupakan salah satu ular terbesar di dunia. Tercatat, panjang maksimalnya bisa mencapai 5 meter dan bobot maksimalnya ada di angka 97 kilogram. Sanca bodo sendiri merupakan hewan asli Asia dan bisa dijumpai di Indonesia, Thailand, sampai Myanmar. Uniknya, saat ini ia menjadi spesies invasif yang berbahaya di wilayah Florida, Amerika Serikat. Di sana, sanca bodo terus merusak lingkungan dan harus dibasmi.
Di Amerika Serikat, populasi sanca bodo memang sangat melimpah. Tapi di wilayah asalnya, ular berwarna cokelat dan bercorak kotak ini terus diburu dan habitatnya terus dirusak oleh manusia. Karenanya, ia menjadi hewan terancam punah dan masuk kategori vulnerable atau rentan. Tak cuma itu, di Indonesia sendiri reptil ini menjadi salah satu hewan yang dilindungi oleh pemerintah. Jadi, kamu tak boleh sembarangan memburu atau menangkapnya.
3. King cobra

King cobra merupakan penyebutan bagi ular berbisa tinggi yang berasal dari genus Ophiophagus. Tercatat, king cobra merupakan ular berbisa terpanjang di dunia dengan panjang yang bisa mencapai 5 meter. Selain itu, king cobra juga termasuk spesies ophiophagy yang artinya ia sangat suka memakan ular lain. Laman toxicology juga menjelaskan kalau bisa king cobra sangat kuat dan envenomasi dari gigitannya bisa terjadi dalam waktu sekitar 30 menit.
Sayangnya, king cobra terus diburu dan dijual oleh banyak orang. Pasalnya, hewan ini merupakan salah satu reptil eksotis yang kerap dipelihara. Alhasil, populasinya di alam liar terus menurun dan ia menjadi hewan terancam yang masuk kategori vulnerable atau rentan. Lebih lanjut, king cobra bisa dijumpai di beberapa wilayah Asia, seperti India, Indonesia, Malaysia, Thailand, hingga Cina.
4. Ular goa

Data dari IUCN Red List menjelaskan kalau Elaphe taeniura atau ular goa masuk ke kategori vulnerable atau rentan. Saat ini, populasi ular ini terus menurun. Lebih lanjut, perburuan liar jadi faktor utama yang mengancam ular ini. Seperti king cobra, ular goa sering diburu dan dijual sebagai peliharaan. Ukurannya yang tak terlalu besar, kebiasaannya yang unik, dan warnanya yang cantik membuat banyak orang menyukai reptil tidak berbisa ini.
Soal penyebaran, ular goa bisa dijumpai di Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, sampai Cina. Ia kerap ditemukan di dalam goa, hutan, dan pepohonan. Di alam liar, ia sangat suka memakan tikus dan kelelawar. Karena tidak berbisa, ular goa mengandalkan gigitan kuat dan lilitannya dalam melumpuhkan mangsa. Tak hanya itu, ular goa juga memiliki banyak subpsesies yang menunjukan ciri fisik, penyebaran, dan ukuran yang berbeda.
5. Ular pelari antigua

Ular dengan nama ilmiah Alsophis antiguae ini merupakan salah satu ular paling terancam dan paling sulit dijumpai di dunia. Saking terancamnya, ia masuk ke kategori critically endangered atau sangat terancam. Ular ini punya penyebaran yang sangat sempit karena hanya bisa dijumpai di Pulau Burung Besar yang luasnya hanya 8.4 hektar. Ditambah dengan kerusakan habitat, alhasil eksistensi ular ini sangat terancam.
Dilansir iNaturalist, awalnya ular pelari antigua punya penyebaran yang cukup luas. Namun setelah kedatangan Bangsa Eropa, populasi ular ini menurun drastis akibat adanya pembangunan dan industrialisasi. Tak cuma itu, saat ini juga banyak orang yang secara sengaja atau tidak sengaja membunuhnya. Padahal, ular ini sama sekali tidak berbisa, tidak berbahaya, dan merupakan spesies ular yang dilindungi oleh pemerintah setempat.
Setelah diulik, ternyata ulah manusia seperti perburuan liar, pembasmian ular, dan industrialisasi menjadi beberapa hal yang sangat mengancam eksistensi ular. Tentunya, hal tersebut tak bisa dibiarkan karena bisa saja memusnahkan beberapa ular terancam punah yang populasinya terus menurun. Karenanya, kamu harus mencoba hidup berdampingan dengan berbagai ular. Kamu tak boleh mengusik, mengganggu, memprovokasi, atau sembarangan membunuh ular.