5 Fakta Kelinci Sumatra, Harta Karun Pemalu Asli Indonesia

- Corak tubuhnya unik, dijuluki kelinci belang dengan pola garis cokelat kehitaman yang kontras di atas bulu abu-abu kekuningan.
- Hanya tinggal di dataran tinggi Pegunungan Barisan, Sumatra, menyukai pucuk daun dan batang muda tumbuhan bawah hutan sebagai menu utama.
- Nokturnal dan jarang terlihat, teknologi kamera trap berhasil menangkap sosoknya pada tahun 1998, 2000, 2007, dan 2022.
Pernahkah kamu membayangkan ada seekor kelinci dengan corak loreng seperti harimau yang hidup di pedalaman hutan Indonesia? Ini bukan dongeng, lho. Di balik rimbunnya hutan pegunungan Pulau Sumatra, hidup seekor makhluk yang sangat pemalu dan misterius, namanya kelinci sumatra atau dalam bahasa latin dikenal sebagai Nesolagus netscheri. Keberadaannya begitu langka sehingga setiap penampakannya selalu menjadi berita besar, seperti yang terjadi belum lama ini ketika sekelompok pendaki beruntung bisa bertemu langsung dengannya.
Kelinci ini bukan sembarang kelinci. Ia adalah salah satu mamalia paling langka dan paling sedikit dipelajari di dunia. Karena sifatnya yang sangat tertutup, para ilmuwan pun kesulitan untuk mengamati perilakunya di alam liar. Informasi yang kita miliki saat ini kebanyakan hanya berasal dari segelintir spesimen lawas zaman kolonial serta beberapa penampakan sporadis yang terekam kamera. Yuk, kita kenalan lebih jauh dengan harta karun tersembunyi dari hutan Sumatra ini!
1. Corak tubuhnya yang unik membuatnya dijuluki kelinci belang

Jika biasanya kita mengenal kelinci dengan bulu polos berwarna putih, abu-abu, atau cokelat, kelinci sumatra tampil beda dengan gaya yang sangat mencolok. Dilansir dari situs Animal Diversity Web, tubuhnya dihiasi dengan pola garis-garis cokelat kehitaman yang kontras di atas warna dasar bulu abu-abu kekuningan. Pola garis ini membentang dari punggung hingga ke sisi tubuh, bahkan sampai ke bagian wajah dan kakinya, membuatnya tampak seolah sedang memakai piyama loreng.
Keunikan ini tidak berhenti di situ. Bagian tunggir atau bagian belakang tubuhnya serta ekor mungilnya memiliki warna merah cerah yang menyala, sementara bagian bawah tubuhnya berwarna putih bersih. Kombinasi warna dan pola dramatis ini diyakini berfungsi sebagai kamuflase di antara lapisan daun dan serasah hutan yang remang-remang, membantunya bersembunyi dari predator. Dengan panjang tubuh dewasa sekitar 35 hingga 40 sentimeter, ia menjadi salah satu kelinci terkecil sekaligus tercantik di dunia.
2. Ia hanya mau tinggal di "apartemen" dataran tinggi

Kelinci sumatra bukanlah hewan yang bisa ditemukan di sembarang tempat. Ia punya selera habitat yang sangat spesifik dan eksklusif. Dilansir Animal Diversity Web, kelinci ini merupakan hewan endemik yang hanya dapat ditemukan di sepanjang Pegunungan Barisan, Pulau Sumatra. Mereka memilih untuk mendiami hutan-hutan pegunungan di ketinggian antara 600 hingga 1.400 meter di atas permukaan laut.
Pilihan habitat ini bukan tanpa alasan. Hutan pegunungan yang lembap dan berlumut menyediakan dua hal penting: makanan dan perlindungan. Mereka sangat menyukai pucuk daun dan batang muda tumbuhan bawah hutan sebagai menu utama. Selain itu, karena sifatnya yang pemalu, mereka lebih suka bersembunyi di dalam lubang-lubang bekas galian hewan lain daripada repot-repot menggali sarangnya sendiri.
3. Gaya hidupnya misterius dan jarang sekali terlihat

Salah satu alasan utama mengapa kelinci sumatra sangat sulit dijumpai adalah karena ia merupakan hewan nokturnal. Artinya, ia aktif "begadang" di kegelapan malam, sementara di siang hari ia bersembunyi. Kebiasaan ini membuatnya menjadi salah satu lagomorpha—kelompok hewan kelinci—paling sulit dipantau di dunia.
Pengetahuan tentang sejarah hidupnya pun sangat terbatas. Data dari Animal Diversity Web mencatat bahwa setelah era kolonial, penampakan yang terkonfirmasi sempat terjadi pada tahun 1972. Setelah itu, kelinci ini seolah menghilang ditelan bumi selama puluhan tahun. Barulah kemudian, seperti dilaporkan oleh Twisted Sifter, teknologi kamera trap (kamera pengintai) berhasil menangkap sosoknya kembali pada tahun 1998, 2000, dan 2007. Kejadian terbaru yang cukup menghebohkan terjadi pada tahun 2022, ketika sekelompok pendaki secara tidak sengaja bertemu dan memotretnya langsung. Momen langka tersebut menjadi data emas bagi para peneliti.
4. Statusnya "Data Deficient" saking sulitnya ditemukan

Status kelinci sumatra di daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) saat ini dikategorikan sebagai Data Deficient atau "Kekurangan Data". Kategori ini sebenarnya justru menunjukkan betapa kritisnya situasi kelinci ini. Para ahli kesulitan menentukan jumlah populasi pastinya karena hewan ini begitu jarang terlihat dan sulit dideteksi. Kita tidak tahu pasti berapa banyak yang tersisa, namun ancaman kepunahannya sangat nyata.
Ancaman terbesar bagi kelangsungan hidupnya adalah hilangnya "rumah" mereka. Dilansir Animal Diversity Web, pembukaan lahan hutan untuk pertanian dan perkebunan di Sumatra telah menggerus habitat asli mereka secara signifikan. Hutan di Pegunungan Barisan adalah benteng terakhirnya. Ketika hutan ini rusak, kelinci sumatra tidak hanya kehilangan sumber makanan, tetapi juga tempat bersembunyi yang aman. Tanpa hutan yang sehat, masa depan si belang ini menjadi tanda tanya besar.
5. Ia adalah satu-satunya kelinci asli dari genus Nesolagus di Indonesia
Di seluruh dunia, genus kelinci belang (Nesolagus) hanya memiliki dua anggota spesies. Salah satunya adalah Nesolagus netscheri yang asli Sumatra, Indonesia. Kerabat satu-satunya, kelinci belang annam, hidup jauh di perbatasan Laos dan Vietnam. Fakta ini menjadikan kelinci sumatra sebagai aset keanekaragaman hayati yang sangat eksklusif bagi Indonesia.
Namun ironisnya, seperti diulas dalam artikel Twisted Sifter, sangat sedikit spesimen fisik hewan ini yang tersimpan di Indonesia. Sebagian besar spesimen museum justru berada di Belanda, hasil pengumpulan dari zaman penjajahan dahulu. Hal ini menjadi pengingat keras bagi kita semua bahwa kelinci sumatra adalah warisan alam yang harus kita jaga sendiri. Jangan sampai anak cucu kita nanti hanya bisa melihat fotonya saja karena hutan tempat tinggalnya sudah tiada.
Nah, itu dia lima fakta tentang Nesolagus netscheri, si pemalu berpiyama loreng dari hutan Sumatra. Semoga dengan mengenalnya, kita makin sadar pentingnya menjaga hutan Indonesia agar satwa unik ini tetap lestari.


















