Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Laos, Satu-satunya Negara Terkurung Daratan di ASEAN

Pemandangan Pasar Malam Vientiane dari udara
Pemandangan Pasar Malam Vientiane dari udara. (commons.wikimedia.org/Basile Morin)
Intinya sih...
  • Laos disebut "negeri sejuta gajah" karena simbol kekuatan dan kemakmuran dari masa lalu, dengan gajah masih dihargai sebagai simbol budaya.
  • Masyarakat Laos konsumsi beras ketan dalam jumlah besar, mencerminkan pentingnya beras ketan dalam kehidupan sehari-hari dan interaksi sosial.
  • Laos memiliki keragaman etnis tertinggi di Asia Tenggara, dengan lebih dari 160 kelompok etnis yang menyumbangkan warisan budaya yang unik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Laos adalah negara yang terkurung daratan di Asia Tenggara daratan bagian timur laut-tengah. Negara tersebut membentang sekitar 1.050 kilometer dari barat laut ke tenggara, dengan ibu kotanya, Vientiane, terletak di sepanjang Sungai Mekong di utara. Laos berbatasan dengan China di utara, Vietnam di timur laut dan timur, Kamboja di selatan, Thailand di barat, dan Myanmar di barat laut.

Laos menawarkan bentang alam yang kaya berupa pegunungan berhutan, dataran tinggi, dan dataran subur yang menopang populasi yang terhubung erat melalui pertanian. ​​Selama berabad-abad, pertukaran budaya dengan kerajaan-kerajaan tetangga memperkenalkan pengaruh seperti Buddhisme, yang saat ini dianut oleh sebagian besar masyarakat Laos. Selain itu, banyak komunitas adat dan minoritas terus melestarikan ekspresi kreatif mereka, yang memperkaya semarak budaya Laos.

Yuk, simak fakta menarik tentang Laos berikut ini!

1. Secara harfiah "negeri sejuta gajah"

potret seekor gajah Asia betina sedang berjalan di Sungai Tad Lo
potret seekor gajah Asia betina sedang berjalan di Sungai Tad Lo (commons.wikimedia.org/Basile Morin)

Laos sering disebut "negeri sejuta gajah", sebuah nama yang berasal dari kerajaan Lan Xang, yang memerintah kawasan dari abad ke-14 hingga awal abad ke-18. Gajah menjadi lambang kekuatan dan kemakmuran yang kuat pada masa itu, menurut Intrepid Travel. Meskipun jumlah gajah yang berkeliaran di Laos kini jauh lebih sedikit, simbol tersebut tetap bertahan sebagai pengingat akan masa lalunya yang luar biasa.

Di Laos kontemporer, gajah masih dihargai sebagai simbol budaya, ditampilkan dalam seni tradisional, cerita rakyat, dan perayaan. Inisiatif konservasi yang berkelanjutan bertujuan untuk melindungi gajah yang tersisa di negara ini, dengan mengakui nilai budaya dan peran mereka di alam. Ikatan yang langgeng ini mencerminkan pengaruh abadi warisan Lan Xang terhadap identitas nasional Laos.

2. Masyarakatnya merupakan konsumen beras ketan yang tinggi

potret beras ketan Laos yang dikeringkan di bawah sinar matahari
potret beras ketan Laos yang dikeringkan di bawah sinar matahari (commons.wikimedia.org/reibai)

Masyarakat Laos mengonsumsi beras ketan dalam jumlah besar, rata-rata sekitar 171 kilogram per orang setiap tahun. Rustic Pathways menjelaskan bahwa makanan pokok ini memegang peranan penting dalam budaya dan kuliner Laos, mencerminkan pentingnya beras ketan dalam kehidupan sehari-hari. Beras ketan dinikmati dengan berbagai cara, mulai dari digoreng atau disajikan bersama makanan utama hingga hidangan manis seperti ketan mangga atau puding beras.

Tak heran jika sapaan umum orang Laos adalah "Khinkao leo bo?" yang berarti "Sudah makan nasi?". Frasa ini menyoroti peran penting nasi dalam kehidupan sehari-hari dan interaksi sosial. Lebih dari sekadar pertanyaan tentang makanan, frasa ini mencerminkan nilai budaya yang mendalam dalam berbagi makanan.

3. Memiliki heterogenitas etnis yang tinggi

potret seorang petani dan istrinya sedang memanen padi di pedesaan Don Det
potret seorang petani dan istrinya sedang memanen padi di pedesaan Don Det (commons.wikimedia.org/Basile Morin)

Rustic Pathways melaporkan bahwa Laos, dengan populasi sedikit di atas 7,5 juta jiwa, merupakan salah satu negara dengan keragaman etnis tertinggi di Asia Tenggara daratan. Front Laos untuk Pembangunan Nasional (LFNC) secara resmi mengakui keragaman yang kaya ini. LFNC mengidentifikasi lebih dari 160 kelompok etnis, yang dikategorikan ke dalam 49 komunitas etnis yang lebih besar.

Meskipun Laos tergolong sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbelakang (LDC) di Asia, negara ini sangat kaya akan warisan budaya. Setiap kelompok etnis menyumbangkan bahasa, adat istiadat, dan tradisinya yang unik, menciptakan mosaik budaya yang semarak. Keberagaman ini merupakan sumber kebanggaan dan kekuatan yang menentukan masyarakat Laos.

4. Dijuluki juga "negeri sejuta gua"

potret akses menuju Gua Kong Lor
potret akses menuju Gua Kong Lor (commons.wikimedia.org/Jakub Hałun)

Laos sering disebut oleh para speleolog sebagai "negeri sejuta gua", sesuai dengan julukan sebelumnya, "negeri sejuta gajah". Di antara sekian banyak gua, Gua Kong Lor di utara menonjol sebagai daya tarik utama. Rustic Pathways menambahkan bahwa gua ini sangat dikagumi karena pemandangan alamnya yang menakjubkan.

Di Laos selatan, Air Terjun Khone Phapheng merupakan landmark alam yang spektakuler. Saat musim hujan tiba, airnya meluap secara dramatis melintasi Sungai Mekong. Pada puncaknya, lebarnya mencapai sekitar 10 kilometer, menjadikannya salah satu air terjun terluas di dunia.

5. Merayakan festival sepanjang tahun

potret perayaan Festival That Luang di Vientiane
potret perayaan Festival That Luang di Vientiane (commons.wikimedia.org/Jialiang Gao)

Di Laos, festival berlangsung sepanjang tahun, menjadikannya bagian yang semarak dan bermakna dari kehidupan dan budaya sehari-hari. Dari parade meriah hingga ritual tradisional dan perayaan lokal, setiap acara memiliki daya tariknya sendiri. Pertemuan-pertemuan ini menyatukan berbagai komunitas, mencerminkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan masyarakat Laos.

Laos adalah rumah bagi banyak festival penting yang mencerminkan budaya dan tradisinya. Rustic Pathways mengatakan bahwa perayaan besarnya antara lain Boun Pi Mai di bulan April, yang menandai Tahun Baru Laos dengan parade, persembahan di kuil, dan lempar air; Boun Bang Fai di bulan Mei, di mana roket diluncurkan untuk memohon hujan; dan Boun Khao Padabdin di bulan Agustus, yang menghormati orang mati dengan persembahan dan lomba perahu naga. Acara menarik lainnya adalah festival balap perahu yang meriah di Sungai Nam Khan dan Mekong, serta Festival That Luang yang megah di bulan November, salah satu acara keagamaan terbesar di Laos.

6. Merupakan negara paling banyak dibom di dunia

potret bom tandan submunisi yang belum meledak di Plain of Jars
potret bom tandan submunisi yang belum meledak di Plain of Jars (commons.wikimedia.org/Seabifar)

Laos memiliki sejarah unik sebagai negara yang paling banyak dibom di dunia, warisan Perang Vietnam. Terlepas dari masa lalu yang sulit ini, Rustic Pathways menggambarkan bahwa negara tersebut telah menunjukkan ketangguhan dan terus membuat kemajuan yang stabil dalam membersihkan persenjataan yang belum meledak. Upaya-upaya ini tidak hanya meningkatkan keselamatan masyarakat dan pengunjung, tetapi juga menegaskan tekad Laos untuk melangkah maju menuju masa depan yang lebih cerah.

Inisiatif seperti karya seniman Pratchaya Phinthong dan merek perhiasan Article 22 membantu mengubah bom tandan di Laos menjadi karya seni yang bermakna dan produk yang bermanfaat. Proyek-proyek kreatif ini membantu menghilangkan bahan berbahaya dari lahan. Di saat yang sama, proyek-proyek ini menyediakan peluang ekonomi dan dukungan bagi masyarakat setempat.

Meskipun merupakan satu-satunya negara terkurung daratan di ASEAN, Laos memancarkan budaya yang luar biasa, pemandangan yang memukau, dan kekuatan rakyatnya. Perayaan yang meriah dan tradisinya yang telah lama ada mengungkap segudang kisah yang layak ditelusuri. Laos membuktikan bahwa bahkan tanpa akses ke laut, sebuah bangsa dapat berkembang sebagai permata yang gemilang di Asia Tenggara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Hafizhuddin
EditorMuhammad Hafizhuddin
Follow Us

Latest in Science

See More

Alasan Cheetah Harus Ditemani Anjing di Kebun Binatang, Gemas!

06 Sep 2025, 12:21 WIBScience