6 Fakta Petrel Raksasa Selatan, Predator Ganas dari Samudra Selatan

- Predator ganas sekaligus pemakan bangkai
- Dijuluki sebagai 'Sea Vulture'
- Punya dua warna morf yang berbeda
Petrel raksasa selatan adalah burung laut berukuran besar yang hidup di samudra selatan. Dikenal sebagai petrel raksasa Antarktika, burung laut ini merupakan spesies petrel terbesar, dengan rentang sayap mencapai 2,1 meter. Panjang tubuhnya bervariasi antara 86 hingga 99 cm.
Jantan dewasa berukuran lebih besar dibandingkan betina, dengan berat yang bisa berkisar antara 2,3 hingga 5,6 kg, tergantung habitatnya.
Punya julukan dan trik bertahan hidup yang unik, yuk simak fakta menarik dari burung laut yang memiliki nama ilmiah Macronectes giganteus ini!
1. Predator ganas sekaligus pemakan bangkai

Petrel-raksasa selatan dikenal sebagai predator oportunis dan agresif. Mereka memangsa ikan, cumi-cumi, krustasea, bahkan burung laut dewasa lain hingga anak albartos dan pinguin.
Tidak hanya itu, mereka juga dikenal sebagai pemakan bangkai utama di perairan sub-Antarktika dan Antarktika. Mereka memakan bangkai penguin, albatros, anjing laut, paus.
Menariknya, pada masa industri perburuan paus, para pelaut takut pada burung ini karena mereka sering menyerang manusia yang jatuh ke laut. Bahkan hingga kini, petrel raksasa selatan tetap dikenal sebagai predator yang garang.
2. Dijuluki sebagai 'Sea Vulture'

Selain dikenal sebagai predator oportunis yang agresif, petrel-raksasa selatan juga dijuluki sebagai “elang laut” atau “sea vulture”. Menurut New Zealand Birds Online, burung ini mampu merobek bangkai utuh dengan paruhnya yang besar dan kuat.
Di daratan, mereka berjalan dengan kokoh sekaligus agresif saat berebut makanan. Urutan dominasi dalam perebutan bangkai biasanya ditunjukkan lewat sikap mengintimidasi dengan membentangkan sayap, menegakkan ekor, melengkungkan leher, serta membuka paruh lebar-lebar.
3. Punya dua warna morf yang berbeda

Salah satu hal unik dari petrel-raksasa selatan adalah adanya variasi warna bulu yang disebut morf warna. Morf ini bukan berarti beda spesies, melainkan perbedaan penampilan dalam satu jenis burung.
Dalam populasinya, terdapat dua morf utama. Morf gelap adalah yang paling umum, ditandai dengan tubuh abu-abu kecokelatan serta kepala dan leher yang berwarna putih pucat.
Sementara itu, melansir Birds of the World, morf putih jauh lebih langka, yakni hanya sekitar 15% dari populasi di beberapa lokasi berkembang biak, dengan tampilan hampir seluruh tubuh putih yang dihiasi bintik-bintik hitam pada bulunya.
Menariknya, ketika masih muda, burung laut ini biasanya berwarna cokelat kehitaman, lalu perlahan memudar dan berubah seiring bertambahnya usia hingga mencapai penampilan khas sesuai dengan morf yang dimilikinya.
4. Memiliki indra penciuman yang tajam

Jika sebagian besar burung mengandalkan penglihatan yang tajam, namun berbeda dengan petrel-raksasa selatan yang memiliki indera penciuman yang jarang dimiliki burung pada umumnya.
Melansir Secret Atlas, petrel-raksasa selatan bisa mencium bau bangkai atau minyak dari jarak beberapa kilometer. Kemampuan ini sangat membantu mereka untuk menemukan sumber makanan di lautan luas. Tidak heran jika hewan ini sering terlihat berkerumun di sekitar kapal nelayan atau paus yang mati di laut.
5. Memiliki trik bertahan hidup yang unik

Mengutip dari Animalia, petrel-raksasa selatan menghasilkan minyak lambung yang bisa disemburkan dari mulut sebagai pertahanan terhadap predator. Minyak ini juga berfungsi sebagai sumber energi tinggi bagi anak-anak mereka dan juga untuk burung dewasa selama penerbangan jarak jauh. Kemampuannya ini membuat mereka memiliki nama lokal 'stinker'
Tidak hanya itu, petrel-raksasa selatan juga memiliki kelenjar garam di atas saluran hidung yang berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan garam dari dalam darah, yang biasanya masuk melalui makanan berupa invertebrata laut maupun air laut yang ikut tertelan. Garam tersebut dikeluarkan dalam bentuk larutan pekat melalui lubang hidung burung ini.
6. Berumur panjang meski laju reproduksinya lambat

Petrel-raksasa selatan adalah tipe burung yang slow breeder. Mereka hanya menghasilkan satu telur per musim kawin, biasanya dimulai di bulan Oktober. Telur berwarna putih itu dierami selama 55–66 hari, dan anaknya baru bisa terbang setelah usia 3–4 bulan. Burung ini baru mencapai kematangan seksual pada usia 6–7 tahun, namun rata-rata baru mulai berkembang biak pada usia 10 tahun.
Meskipun laju reproduksinya tergolong lambat, menurut Secret Atlas, petrel-raksasa selatan memiliki umur panjang yang umumnya dapat hidup 20–30 tahun, dan bahkan ada catatan yang menunjukan mereka mampu mencapai usia hingga 50 tahun di alam liar.
Memiliki tubuh raksasa, perilaku agresif, serta kemampuan adaptasi yang luar biasa, tidak heran kalau burung ini disebut sebagai penguasa bayangan di Samudra Selatan.