6 Reptil Paling Tua di Dunia yang Masih Hidup sampai Sekarang

- Buaya air asin (Crocodylus porosus) bertahan sejak 100 juta tahun lalu dengan kemampuan berburu yang tajam dan adaptasi di lingkungan yang keras.
- Tuatara (Sphenodon punctatus) merupakan satu-satunya anggota dari ordo reptil kuno Rhynchocephalia yang masih hidup, dengan "mata ketiga" di atas kepala dan pertumbuhan lambat.
- Kura-kura Galapagos (Chelonoidis nigra) sudah ada sejak 3 juta tahun lalu, memiliki umur panjang hingga 150 tahun, dan menjadi subjek penting dalam penelitian evolusi.
Reptil sering disebut sebagai makhluk purba karena sudah ada di bumi jauh sebelum manusia. Bahkan, sebagian dari mereka adalah “fosil hidup” yang hampir tidak berubah sejak jutaan tahun lalu. Keberadaan reptil ini menjadi saksi bisu bagaimana bumi dan kehidupan terus berevolusi. Mereka bertahan melewati zaman dinosaurus, perubahan iklim ekstrem, hingga ancaman kepunahan massal. Ini bukti bahwa kemampuan bertahan hidup reptil memang luar biasa.
Dari kura-kura raksasa hingga buaya prasejarah, mereka terus bertahan sampai sekarang. Beberapa di antaranya bahkan menjadi inspirasi penelitian tentang evolusi dan ilmu genetika. Gak cuma bentuknya yang hampir sama sejak zaman purba, tapi juga cara hidupnya yang khas. Yuk, kenalan dengan enam reptil paling tua di dunia yang sampai sekarang masih eksis. Siap-siap kagum sama kekuatan bertahan hidup mereka di tengah perubahan zaman!
1. Buaya air asin (Crocodylus porosus)

Buaya air asin dianggap sebagai salah satu reptil paling tua yang masih bertahan hingga kini. Fosil nenek moyang mereka menunjukkan bentuk yang hampir identik sejak 100 juta tahun lalu. Tubuhnya besar, rahangnya kuat, dan insting berburunya tajam membuatnya bertahan dari berbagai zaman. Habitat mereka yang luas dari Asia Tenggara hingga Australia juga jadi alasan kuat kenapa mereka masih ada sampai sekarang. Sebagai predator puncak, buaya air asin hampir tidak punya musuh alami saat dewasa.
Bukan hanya usianya yang purba, tapi juga kemampuannya beradaptasi di lingkungan yang keras. Mereka bisa hidup di air asin maupun tawar, dan bertahan hidup berbulan-bulan tanpa makan. Bahkan, mereka mampu berenang ratusan kilometer di lautan terbuka tanpa kehilangan arah. Itulah sebabnya, buaya air asin disebut sebagai salah satu reptil paling tangguh di dunia. Dengan sejarah panjangnya, mereka seolah jadi pengingat bahwa alam selalu punya cara mempertahankan kehidupan.
2. Tuatara (Sphenodon punctatus)

Tuatara sering disebut sebagai “dinosaurus mini” karena merupakan satu-satunya anggota dari ordo reptil kuno Rhynchocephalia yang masih hidup. Mereka sudah ada sejak 200 juta tahun lalu, bahkan sebelum dinosaurus punah. Habitat aslinya hanya di beberapa pulau di Selandia Baru dan kini sangat dilindungi. Bentuk tubuh tuatara nyaris tidak berubah sejak zaman prasejarah, termasuk deretan giginya yang khas. Meski kecil dan mirip kadal, mereka bukan bagian dari kelompok kadal modern.
Salah satu keunikan tuatara adalah mereka punya “mata ketiga” di atas kepala yang berfungsi mendeteksi cahaya. Pertumbuhannya juga sangat lambat, bahkan bisa hidup hingga 100 tahun lebih. Karena lambatnya metabolisme, tuatara cocok hidup di lingkungan yang sejuk dan minim persaingan. Keberadaan mereka dianggap sangat penting bagi penelitian evolusi reptil. Makanya, tuatara sering dijuluki sebagai ‘penjaga sejarah hidup’ dari masa lampau.
3. Kura-kura Galapagos (Chelonoidis nigra)

Kura-kura Galapagos adalah salah satu spesies kura-kura raksasa yang masih hidup sampai sekarang. Mereka sudah ada sejak sekitar 3 juta tahun lalu dan terkenal karena umur panjangnya yang bisa mencapai 150 tahun lebih. Dengan tubuh besar dan cangkang keras, mereka mampu bertahan di pulau-pulau terpencil yang minim predator. Kehidupan mereka lambat, baik dalam bergerak maupun berkembang biak, tapi justru itu yang membuat mereka bertahan. Mereka menjadi simbol konservasi di Kepulauan Galapagos.
Kura-kura Galapagos menjadi subjek penting dalam penelitian Charles Darwin tentang teori evolusi. Bentuk cangkangnya yang berbeda-beda di setiap pulau membuktikan adaptasi terhadap lingkungan. Kemampuannya bertahan tanpa makanan dan air selama berbulan-bulan juga mengagumkan. Hingga kini, mereka masih dilindungi ketat agar tidak punah. Kura-kura ini benar-benar ikon reptil purba yang bertahan di zaman modern.
4. Alligator Amerika (Alligator mississippiensis)

Alligator Amerika merupakan salah satu keturunan reptil kuno yang sudah ada sejak sekitar 37 juta tahun lalu. Mereka bisa dibilang sebagai kerabat dekat dari buaya, tapi dengan perbedaan bentuk dan perilaku. Hidup di wilayah selatan Amerika Serikat, alligator ini mampu bertahan di rawa-rawa dan sungai selama ribuan tahun. Mereka memiliki gigitan kuat dan daya tahan hidup yang luar biasa. Dengan tubuh kokoh dan kemampuan bertahan di air, mereka menjadi predator puncak di ekosistemnya.
Alligator Amerika punya kemampuan luar biasa untuk bertahan di air dingin dengan cara membekukan moncongnya di es saat musim dingin. Cara bertahan hidup ini bikin mereka dikenal sebagai reptil survivor sejati. Bahkan, mereka mampu bertahan dari perburuan besar-besaran di masa lalu hingga akhirnya dilindungi. Kini, populasinya kembali stabil berkat upaya konservasi. Alligator Amerika adalah contoh nyata bagaimana reptil purba bisa terus hidup berdampingan dengan manusia.
5. Kadal Monitor (Varanus komodoensis)

Komodo atau kadal monitor dari Indonesia juga termasuk reptil purba yang bertahan hingga sekarang. Mereka berasal dari kelompok kadal besar yang sudah ada sejak sekitar 40 juta tahun lalu. Dengan panjang tubuh mencapai 3 meter dan berat hingga 70 kg, komodo menjadi predator darat terbesar di dunia. Keberadaan mereka terbatas di Pulau Komodo dan sekitarnya, yang membuat mereka sangat dilindungi. Mereka punya kemampuan berburu dan daya tahan tubuh yang sangat baik.
Komodo dikenal dengan gigitan beracun dan air liurnya yang mengandung bakteri mematikan. Selain itu, mereka bisa berlari cepat dan berenang jarak jauh, kemampuan yang langka di antara reptil besar. Hewan ini jadi salah satu daya tarik utama dunia fauna Indonesia. Peneliti juga tertarik mempelajari bagaimana komodo bertahan di lingkungan yang kering dan panas. Tidak heran kalau komodo dijuluki sebagai ‘naga terakhir’ yang masih hidup di dunia modern.
6. Kura-kura Aldabra (Aldabrachelys gigantea)

Kura-kura Aldabra dari Kepulauan Seychelles adalah salah satu spesies kura-kura raksasa yang berkerabat dekat dengan kura-kura Galapagos. Mereka sudah ada sejak jutaan tahun lalu dan mampu hidup lebih dari 150 tahun. Dengan tubuh besar dan pola hidup lambat, kura-kura ini berhasil bertahan di lingkungan yang cukup keras. Mereka bisa hidup di tanah kering dan bertahan berbulan-bulan tanpa makan atau minum. Kehidupan mereka jadi simbol ketahanan dan adaptasi di alam liar.
Kura-kura Aldabra memiliki cangkang keras dan sistem metabolisme lambat yang memungkinkan mereka berumur panjang. Mereka sering menjadi subjek penelitian tentang penuaan dan biologi konservasi. Selain itu, peran mereka di ekosistem pulau sangat penting sebagai penyebar biji-bijian. Upaya konservasi di Seychelles juga menjadi contoh sukses perlindungan spesies reptil langka. Kura-kura ini adalah salah satu saksi hidup sejarah panjang bumi.
Keenam reptil ini bukan cuma unik karena bentuknya, tapi juga karena sejarah panjang yang mereka bawa. Mereka menjadi bukti hidup bahwa kehidupan bisa bertahan di tengah perubahan zaman yang ekstrem. Dengan kemampuan adaptasi luar biasa, reptil-reptil ini terus eksis dari zaman purba hingga era modern. Semoga keberadaan mereka makin membuka mata kita tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati. Karena setiap makhluk hidup punya cerita panjang yang layak dihargai.