Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gunung Kirkjufell, Islandia (pexels.com/Raul Ling)

Intinya sih...

  • Islandia memiliki bentang alam unik dengan aktivitas vulkanik dan gletser yang membentuk lanskapnya

  • Dominasi dataran tinggi, batuan basal, dan fjord menjadi ciri khas geografi Islandia

  • Gempa bumi jarang berdampak serius, curah hujan tinggi membentuk sumber air panas dan musim dingin yang panjang

Apa yang kamu ketahui tentang Islandia? Negara kepulauan Nordik? Lebih dari itu!

Negara ini juga dijuluki “The Land of Fire and Ice” alias “Tanah Api dan Es”, karena memiliki kombinasi unik antara gunung berapi yang aktif dan gletser yang luas. Islandia juga terkenal dengan pemandangan alamnya yang luar biasa, dengan berbagai spesies flora dan fauna, serta sejarah dan budaya. Selain itu, banyak sekali fakta-fakta menarik yang harus kamu tahu tentang negara ini.

Seperti tujuh fakta geografi Islandia berikut. Simak bersama-sama yuk, biar wawasan kita semakin bertambah!

1. Aktivitas vulkanik membentuk bentang alam Islandia

Gletser Vatnajökull, Islandia (pixabay.com/alanmcruickshank)

Dilansir Britannica, Islandia adalah pulau yang terletak di puncak Mid-Atlantic Ridge, dengan garis pantai terjal lebih dari 4.800 km. Sekitar sepersepuluh dari total wilayah Islandia ditutupi oleh gletser karena dekat dengan Lingkaran Arktik. Vatnajökull adalah gletser terbesar di Islandia, meliputi area seluas 8.400 km persegi dengan ketebalan es rata-rata 900 meter.

Sejak tahun 1500, diperkirakan sekitar sepertiga dari total aliran lava Bumi berasal dari gunung berapi Islandia. Aktivitas vulkanik sangat sering terjadi sejak tahun 1970-an, hingga memberikan kontribusi besar terhadap bentang alam dan komposisi tanah di Islandia. Tanah di Islandia terdiri dari mineral dan organik yang sangat subur dan cocok untuk pertanian, di mana mineralnya berupa tanah loess berwarna kuning kecokelatan yang terbentuk dari endapan debu halus yang terbawa angin.

2. Didominasi dataran tinggi

Dataran tinggi Islandia (pexels.com/Ezmari Nabizadeh)

Bentang alam Islandia didominasi oleh dataran tinggi yang dipecah oleh patahan struktural, dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Hvannadalshnjúkur adalah puncak tertinggi gunung berapi Öræfajökull yang tingginya mencapai 2.119 meter.

Sebagian besar wilayah Islandia dilandasi oleh basal, yaitu batuan beku berwarna gelap yang terbentuk dari lava yang mendingin. Bentang alam di daerah basal merupakan dataran tinggi dan fjord (teluk ngarai). Lapisan basal cenderung cekung yang terbentuk akibat erosi glasial, serta terdapat dataran tinggi yang luas tempat berdirinya gunung berapi tunggal dengan sisi yang curam.

3. Sering mengalami gempa bumi dan curah hujan tinggi

Air terjun Hraunfossar, Islandia (pexels.com/Lyn Ong)

Meskipun sering terjadi, tetapi gempa bumi di Islandia jarang mengakibatkan kerusakan serius. Itu karena sebagian besar bangunannya terbuat dari beton bertulang yang dirancang untuk menahan guncangan akibat gempa bumi sejak pertengahan abad ke-20.

Curah hujan yang tinggi menyebabkan aliran deras sungai dan danau di bentang alam yang tertutup gletser. Fjord terbentuk ketika gletser yang tebal bergerak, lalu mengikis lembah berbentuk "U" di sepanjang garis pantai. Ketika gletser mencair, air laut akan mengisi lembah tersebut sehingga menciptakan fjord yang menjadi salah satu ciri khas Islandia.

4. Ada banyak sumber air panas

Mata air panas Islandia (pexels.com/Adeline MAN)

Dibandingkan negara lain, Islandia memiliki lebih banyak sumber air panas dan solfatara (lubang pada kerak Bumi yang mengeluarkan gas vulkanik). Sumber air panas alkali ditemukan di sekitar 250 wilayah di seluruh negeri dan Deildartunguhver adalah mata air panas terbesar yang menyemburkan hampir 190 liter air mendidih per detik. Torfajökull merupakan wilayah solfatara suhu tinggi terbesar dan menunjukkan adanya energi panas bumi yang diperkirakan setara dengan 1.000 megawatt.

5. Musim dingin yang panjang

Fenomena aurora borealis (pixabay.com/darrenquigley32)

Islandia memiliki iklim subarktik maritim karena lokasinya terletak di antara arus udara kutub dan tropis, serta dipengaruhi oleh pertemuan Arus Teluk dan Arus Greenland Timur. Pergeseran suhu dan curah hujan musiman disebabkan oleh front cuaca yang melintasi Atlantik Utara. Iklim di Islandia jauh lebih hangat dari yang diprediksi karena pulau ini terletak di jalur Gulfstream yang mengakibatkan iklim lebih sedang, meskipun titik paling utara hampir menyentuh Lingkaran Arktik.

Suhu tahunan untuk wilayah Reykjavík, rata-rata adalah 4 °C, di bulan Januari −0,5 °C, dan bulan Juli 11 °C, dan hampir tidak berubah sepanjang tahun. Durasi turunnya salju dan Intensitas curah hujan juga bervariasi, tergantung lokasinya. Matahari tengah malam dapat dinikmati pada musim panas di Pulau Grímsey, sementara aurora borealis sering terlihat di malam hari selama musim dingin.

6. Flora dan fauna yang unik

Koloni puffin atlantik (pixabay.com/bodsa)

Kehidupan tumbuhan dan hewan di Islandia terbilang unik karena lokasinya di perbatasan zona tundra dan taiga. Hanya sekitar seperempat wilayah Islandia yang ditutupi vegetasi berkelanjutan, terdiri dari rawa, ladang gambut, dan sabana yang seringkali digembalakan secara berlebihan.

Rubah Arktik adalah satu-satunya mamalia darat asli Islandia sebelum kedatangan manusia. Kemudian, manusia mulai memperkenalkan domba, tikus, mencit, dan rusa kutub, serta cerpelai yang dibawa untuk produksi bulu setelah tahun 1930. Tebing-tebing laut menjadi sarang bagi jutaan Koloni Puffin Atlantik dan Danau Mývatn adalah tempat yang bagus untuk mengamati berbagai jenis burung. Jangan lupakan perairan laut Islandia yang dihuni oleh paus, lumba-lumba, dan anjing laut, serta ikan salmon dan ikan trout yang hidup di sungai dan danau.

7. Etnis dan bahasa

Vikí Mýrdal, sebuah desa di Islandia (pexels.com/alleksana)

Sejarah asal usul penduduk Islandia memiliki narasi yang menarik dan unik, didominasi oleh kedatangan bangsa Viking dari Norwegia dan pemukiman dari Irlandia, yang kemudian diikuti oleh bangsa Norse dan Celtic. Pemukiman pertama yang tercatat adalah pada tahun 874 M, ketika Ingólfur Arnarson, seorang kepala suku Norwegia, menetap di barat daya Islandia dan mendirikan kota Reykjavik. Saat itu, bahasa yang dominan adalah Bahasa Norse Kuno dari Norwegia, lalu berkembang menjadi bahasa Islandia, yakni rumpun bahasa Jermanik Utara, yang kini menjadi bahasa nasional Islandia.

Secara keseluruhan, karakteristik geografi Islandia menghasilkan lanskap yang unik dan dinamis, serta sangat mempengaruhi kehidupan dan budaya penduduknya. Bahkan, menjadi tujuan populer untuk pariwisata petualangan dan pengamatan. Keindahan alam yang tak ternilai ini tentu harus dilestarikan demi masa depan yang berkelanjutan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team