7 Fakta Menarik Jenggot Musa, Si Putih yang Hidup Tanpa Tanah

Tanah merupakan salah satu komponen penting bagi tumbuhan untuk hidup. Akan tetapi, hal itu ternyata tidak berlaku bagi tanaman udara yang dikenal dengan nama jenggot musa.
Memiliki bentuk seperti janggut yang menjuntai ke bawah, membuat orang Indonesia menyebutnya sebagai jenggot musa. Di Indonesia, tanaman ini sering dijadikan sebagai tanaman hias gantung.
Tak hanya bentuknya yang unik, jenggot musa ternyata memiliki sederet fakta yang menarik, lho. Bagi kamu yang masih asing mendengar tanaman ini, yuk simak tujuh fakta berikut ini!
1. Tanaman udara namun tak memiliki akar udara

Jenggot musa adalah tanaman yang tak membutuhkan media tanam seperti tanah untuk hidup, melainkan hanya mengandalkan udara, air, dan sinar matahari. Uniknya, tanaman ini juga tak memiliki akar udara, lho.
Lalu bagaimana cara ia bertahan? Permukaan jenggot musa yang bersisik ternyata berfungsi untuk menangkap air sehingga tanaman tetap dapat menyerap air dan nutrisi meski tak memiliki akar udara.
2. Bukan parasit, tapi epifit

Secara habitat, jenggot musa tumbuh pada pohon yang besar dan lebat sehingga banyak orang yang mengira bahwa tanaman ini adalah parasit. Faktanya, tanaman ini tak menyerap nutrisi apapun dari pohon dan hanya menjadikan pohon sebagai tempat hidupnya saja.
3. Dikenal sebagai spanish moss atau lumut spanyol, tetapi tidak berasal dari Spanyol dan tak termasuk dalam kelompok lumut

Bukan dari Spanyol, tanaman ini diketahui berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Amerika Serikat. Sebutan spanish moss dibuat oleh orang Prancis sebab bentuknya mengingatkan mereka kepada jenggot panjang para penjajah dari Spanyol.
4. Jenggot musa memiliki nama ilmiah Tillandsia usneoides, yang termasuk ke dalam famili Bromeliaceae

Famili Bromeliaceae sendiri adalah salah satu famili yang termasuk ke dalam kelompok tumbuhan berbunga. Sehingga, tanaman jenggot musa juga tentu memiliki bunga yang digunakan untuk perkembangbiakan generatifnya.
Bunga jenggot musa berukuran kecil dan berwarna cokelat, hijau, kuning, hingga abu–abu. Saat menghasilkan biji, maka biji akan terbang ke tempat lain yang memungkinkan tanaman ini hidup.
5. Mudah diperbanyak secara vegetatif

Selain mengandalkan persebaran biji, jenggot musa juga dapat dikembangbiakan secara vegetatif. Caranya cukup mudah, yaitu kamu hanya perlu mengambil sebagian jenggot musa yang sudah tumbuh lebat dan memindahkannya ke tempat lain.
6. Pada tahun 1900-an, di Amerika Serikat, jenggot musa digunakan sebagai bahan pengisi matras atau kasur

Di Amerika Serikat tepatnya di Florida, pada tahun 1900-an jenggot musa sempat digunakan sebagai bahan pembuat matras atau kasur. Matras dari tanaman ini diketahui memiliki sejumlah keunggulan, antara lain lebih sejuk ketika digunakan di musim panas, lebih elastis, dan tak menarik serangga seperti ngengat.
7. Dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator kualitas udara

Selain menyerap air dan nutrisi dari udara, jenggot musa juga dapat mengakumulasi polutan di sekitar lingkungannya. Oleh sebab itu, tanaman ini digunakan oleh para peneliti sebagai bioindikator kualitas udara. Di Brazil, bahkan tanaman ini telah diperkenalkan sebagai biomonitor kontaminasi merkuri di atmosfer.
Tanaman udara jenggot musa ternyata menyimpan fakta yang cukup menarik ya, mulai dari bentuk hingga pemanfaatannya. Setelah mengetahui informasi ini, apakah kamu tertarik untuk memiliki tanaman hias gantung satu ini?