8 Fakta SR-71 Blackbird, Pesawat Jet Pengintai dengan Kecepatan Super

Dikutip dari Lockheed Martin, SR-71 Blackbird pertama kali dikembangkan pada sekitar akhir dekade 1950-an hingga pertengahan 1960-an. Pengembangan pesawat ini tergolong sebagai ‘Black Project’ karena sifat kerahasiaan proyek yang tinggi pada masa itu.

Skunk Works sebagai divisi dari pabrikan alat militer terkemuka AS, Lockheed Corporation bertanggung jawab penuh atas proyek pengembangan SR-71 Blackbird. Sementara itu, Clarence Kelly Johnson seorang insinyur dirgantara terkemuka Amerika Serikat yang bertugas untuk merancang SR-71.

Pengembangan SR-71 diketahui didasarkan pada pesawat sejenis yakni Lockheed A-12, dimana desain dan fitur dari kedua pesawat pun hampir mirip. Salah satunya, termasuk teknologi untuk mengurangi deteksi radar musuh dari A-12 juga diadopsi oleh SR-71 Blackbird.

Untuk penerbangan perdananya, SR-71 Blackbird terbang untuk pertama kalinya pada tanggal 22 Desember 1964, serta mulai bertugas untuk Angkatan Udara Amerika Serikat pada Januari 1966. Hingga kemudian pada tanggal 21 Maret 1968, SR-71 Blackbird melakukan penerbangan operasional pertama.

Dilansir Hotcars, hal tersebut pun menjadikan SR-71 sebagai pesawat yang memiliki teknologi siluman pertama yang beroperasi. Walaupun begitu, menurut beberapa pihak SR-71 masih belum memasuki kriteria sebagai pesawat ‘siluman’ yang ‘sebenarnya’, sehingga F-117 Nightawk masih dianggap sebagai pesawat siluman operasional pertama.

Desain yang unik dari SR-71 Blackbird menjadi daya tarik tersendiri bagi pesawat tersebut. Di samping itu, desain yang cukup unik tersebut juga tak lain ditujukan untuk mengurangi deteksi radar serta memaksimalkan keunggulan aerodinamika dari SR-71 Blackbird.

SR-71 dicat dengan warna biru tua kehitam-hitaman yang bertujuan untuk meningkatkan kamuflase terhadap langit malam. Sehingga kemudian warna gelapnya itu menjadi julukan bagi pesawat yakni ‘Blackbird’.

Sebagai pesawat yang ditujukan untuk misi pengintaian, SR-71 Blackbird dirancang agar dapat terbang dengan ketinggian yang sangat tinggi. SR-71 Blackbird mencatatkan rekor terbang dengan ketinggian tertinggi pada tanggal 28 Juli 1976.

Pada saat itu, SR-71 Blackbird dengan nomor seri 61-7962 yang di piloti oleh Kapten Robert Helt berhasil memecahkan rekor ketinggian terbang tertinggi yang mencapai ketinggian hingga 25.929 meter.

Selain rekor ketinggian terbang tertinggi, SR-71 Blackbird tercatat juga berhasil menembus rekor kecepatan tertinggi. Di tanggal yang sama saat SR-71 Blackbird berhasil mencatatkan rekor ketinggian terbang, pesawat itu juga berhasil mencatatkan kecepatan terbang tertinggi.

Kecepatan yang dicapai SR-71 Blackbird pada saat itu mencapai 3.529 km/jam. Selain itu, SR-71 Blackbird juga berhasil mencatatkan rekor kecepatan terbang di jalur yang telah ditentukan dari New York menuju ke London dengan hanya memakan waktu 1 jam 54 menit lewat kecepatan super yang dimiliki SR-71.

Setelah melakukan penerbangan perdana pada tahun 1964, SR-71 Blackbird mulai memasuki layanan Angkatan Udara Amerika Serikat pada tahun 1966. Kemudian mulai melakukan misi operasional pertama pada 21 Maret 1968 dari Pangkalan Udara Kadena yang dikelola AS di Okinawa.

Misi pengintaian pertama SR-71 Blackbird dilakukan di Vietnam Utara dan Laos pada akhir 1968, selama misi tersebut dua SR-71 Blackbird hilang masing-masing pada 1970 dan 1972. Dalam misi tersebut juga Vietnam Utara menembakkan 800 rudal anti-pesawat terhadap SR-71 Blackbird namun tak satupun rudal tersebut berhasil menghantam SR-71.

Selanjutnya, misi pengintaian SR-71 Blackbird melanjutkan misi pengintaian di berbagai wilayah dunia seperti Libya, Semenanjung Kola, dan Laut Baltik hingga akhirnya dipensiunkan pada tahun 1999.

Selain memiliki keunggulan dari segi kecepatan dan ketinggian terbang. Sesuai dengan tujuan operasionalnya, SR-71 Blackbird juga dilengkapi dengan teknologi untuk misi pengintaian berupa kamera canggih berperforma tinggi.

Kamera canggih itu adalah Itek Optical Bar Camera (OBC) yang dijuluki sebagai ‘country camera’. Teknologi kamera tersebut menyediakan tangkapan gambar yang mencakup area seluas 72 mil dengan ke arah cakrawala secara terus menerus. Hal ini pun membantu SR-71 Blackbird dalam ‘memata-matai’ target tanpa harus mendekat ke area yang berbahaya.

Dengan ketinggian terbang yang sangat tinggi, pilot SR-71 Blackbird mengalami kondisi yang sangat ekstrim. Oksigen yang minim, suhu yang ekstrim, tekanan yang rendah menjadikan pilot SR-71 Blackbird tidak bisa hanya memakai setelan standar pilot pesawat tempur.

Pilot SR-71 Blackbird diwajibkan memakai setelan khusus yang mirip dengan setelan astronot. Pakaian tersebut menyediakan oksigen yang cukup untuk pilot dan juga tekanan yang pas, selain itu setelan tersebut dapat melindungi pilot dari suhu ekstrim jika sewaktu-waktu pilot terpaksa melakukan ejeksi darurat keluar pesawat.

Akhirnya, SR-71 Blackbird pesawat dengan segala kecanggihan dan keunggulan operasionalnya pun dipensiunkan karena berbagai alasan.