4 Alasan Kucing Bisa Tetap Selamat Meski Melompat dari Ketinggian

- Kucing memiliki refleks pengembalian tubuh yang sangat cepat
- Tubuh kucing fleksibel dan lentur, meminimalisir risiko cedera saat jatuh
- Permukaan tubuh kucing membantu memperlambat kecepatan jatuh
Kucing dikenal sebagai hewan yang sangat lincah dan juga memiliki kemampuan luar biasa dalam menjaga keseimbangan tubuhnya pada saat berjalan. Salah satu hal yang paling menakjubkan adalah kucing tetap bisa selamat, walau sudah terjatuh atau bahkan melompat dari ketinggian yang ekstrem.
Banyak orang mungkin pernah melihat fenomena yang satu ini, sebab sebetulnya memiliki dasar ilmiah yang dapat dijelaskan. Berikut empat alasan ilmiah mengapa kucing bisa tetap selamat, walau melompat dari ketinggian sekali pun.
1. Refleks pengembalian tubuh yang sangat cepat

Kucing ternyata memiliki adanya refleks alami yang disebut sebagai righting reflex, yaitu kemampuan untuk bisa memutar tubuhnya di udara agar bisa mendarat dengan posisi kaki di bagian bawah. Refleks yang satu ini memang pada umumnya berkembang sejak kucing masih berusia 3 minggu dan akan mulai sempurna pada saat mereka mencapai usia dewasa.
Pada saat terjatuh, maka kucing akan secara otomatis memutarkan kepala terlebih dahulu untuk bisa menentukan arah bawah, lalu coba menggerakkan bagian tubuh depan dan belakang agar nantinya sejajar dengan tanah. Gerakan ini ternyata hanya berlangsung dalam hitungan detik, sehingga kucing pun bisa dengan mudah menyesuaikan posisi jatuhnya dengan aman.
2. Tubuh yang fleksibel dan lentur

Kerangka kucing ternyata dikenal sangatlah fleksibel, sebab hewan tersebut memiliki adanya tulang belakang fleksibel berisikan ruas yang bisa diputar lebih jauh jika dibandingkan dengan hewan-hewan lainnya. Struktur yang dimiliki kucing memungkinkan hewan tersebut untuk bisa memutar tubuh dengan cara yang sangat cepat dan juga efisien di udara tanpa berpotensi kehilangan keseimbangan.
Otot-otot yang dimiliki tubuh kucing juga dikenal sangatlah lentur, bahkan bisa menyesuaikan posisi tubuh untuk meredam adanya benturan yang keras. Kombinasi antara fleksibilitas tulang dan juga kelenturan otot seolah membuat kucing jadi bisa meminimalisir risiko cedera pada saat harus mendarat dari ketinggian.
3. Permukaan tubuh yang membantu memperlambat jatuh

Pada saat jatuh dari ketinggian, maka kucing pun akan secara alami merantangkan tubuhnya seperti halnya parasut untuk bisa memperlambat kecepatan jatuh yang ada. Posisi tubuh yang melebar ini seolah bisa meningkatkan hambatan udara dan membuat laju jatuh pada kucing pun jadi relatif lebih lambat jika dibandingkan benda lain yang beratnya serupa.
Efek ini ternyata cukup efektif untuk membantu kucing dalam mengurangi energi benturan pada saat mendarat, sehingga nilai yang membuat tubuh mereka jadi aman dari potensi tekanan yang besar. Dengan begitu, maka kucing pun akan tetap aman pada saat jatuh dari ketinggian dan tidak mengalami cedera serius.
4. Kaki yang didesain untuk menyerap guncangan

Kaki kucing ternyata memiliki adanya otot dan juga bantalan empuk yang memiliki fungsi seperti peredam kejut alami. Pada saat mendarat, maka kaki tersebut akan menekuk sedikit untuk bisa menyebarkan gaya benturan ke seluruh tubuh, sehingga tidak hanya terfokus pada satu titik saja.
Struktur ini seolah memungkinkan mereka untuk bisa mendarat dengan cara yang lebih lembut dan juga meminimalisir risiko patah tulang atau bahkan cedera parah. Inilah yang menjadi alasan mengapa kucing sering terlihat langsung berdiri atau berjalan dengan normal, walau baru saja melompat dari ketinggian.
Kemampuan kucing untuk tetap selamat setelah melompat dari ketinggian bukanlah keberuntungan semata, melainkan bentuk evolusi yang luar biasa. Cara tersebut berasal dari berbagai Kombinasi yang mendukung kelincahan kucing dalam bergerak. Meski begitu, bukan berarti kucing kebal terhadap cedera, sehingga tetap pastikan hewan kesayanganmu aman dari tempat-tempat yang terlalu tinggi!