Apakah Hantu Itu Nyata? Inilah 5 Fakta Sains yang Perlu Kamu Tahu

- Orang percaya hantu karena pengalaman paranormal dan kecenderungan berpikir intuitif.
- Sains belum memiliki bukti kuat tentang keberadaan hantu, fenomena rumah berhantu bisa dijelaskan secara alami.
- Teori ilmiah mencoba menjelaskan fenomena hantu dengan stone tape theory dan gelombang elektromagnetik, namun belum ada bukti konsisten.
Kita sering mendengar cerita orang yang melihat bayangan, suara langkah kaki tanpa wujud, bunyi ketukan pintu di tengah malam, atau pintu yang terbuka sendiri di malam sunyi. Dalam benak kita timbul pertanyaan, apa hantu itu nyata? Pertanyaan ini bukan sekadar mitos malam Jumat, lho.
Bagi pecinta sains, ada dan tiadanya hantu di muka bumi ini merupakan tantangan intelektual yang menarik. Gak sedikit yang penasaran, apakah pengalaman gaib itu sekadar tipuan indera atau ada jejak ilmiahnya? Nah, untuk menjawab hal ini, simak terus artikel ini, ya!
1. Mengapa orang percaya hantu ada?

Seringkali, pengalaman paranormal datang di kejadian-kejadian yang tak terduga, seperti suara lembut, kilatan cahaya, atau sensasi kehadiran sosok. Saat indera kita diguncang oleh hal-hal yang gak bisa dijelaskan, otak cenderung mencari pola dan makna. Suasana gelap, stres, dan kondisi lelah membuat otak kita rentan menghasilkan ilusi persepsi atau pareidolia, yaitu melihat wajah atau bentuk makhluk dalam bayangan acak.
Dukungan empiris menunjukkan bahwa pengalaman seperti sleep paralysis, atau tidur dengan kesadaran parsial, dapat memunculkan halusinasi yang terasa sangat nyata, menurut Science News Explores. Selain itu, kecenderungan kita dalam berpikir intuitif (lebih mengutamakan emosi dan sensasi) dibandingkan berpikir analitis juga makin memperkuat keyakinan terhadap hal-hal tak kasat-mata, nih.
2. Apakah sains punya bukti kuat tentang hantu?

Sejauh ini, konsensus ilmiah menyatakan bahwa belum ada bukti objektif yang meyakinkan bahwa hantu benar-benar ada. Dalam ulasan LiveScience, meski banyak foto, rekaman suara, atau fenomena aneh di rumah berhantu, semuanya tetap ambigu dan rentan manipulasi atau penafsiran keliru.
Bahkan dalam kasus-kasus “rumah berhantu” atau “gedung berhantu” yang terkenal, investigasi menunjukkan bahwa banyak fenomena bisa berasal dari sumber alami, seperti getaran bangunan, udara yang bergerak, akustik ruangan, atau racun jamur (mold) yang dapat memicu halusinasi visual atau tekanan pada saraf optik. Mengutip Science Focus, satu studi menunjukkan bahwa rumah yang dilaporkan berhantu memiliki statistik kandungan jamur lebih tinggi.
3. Apakah ada teori ilmiah yang mencoba menjelaskan fenomena hantu?

Beberapa peneliti parapsikologi dan penggemar paranormal mengusulkan teori-teori seperti stone tape theory, yakni gagasan bahwa peristiwa emosional masa lalu "terekam" dalam material seperti batu atau kayu, lalu dipantulkan dalam bentuk pengalaman gaib. Namun teori ini dianggap pseudoscience karena gak ada mekanisme fisik yang kredibel untuk merekam dan memutar “rekaman hidup” dalam batu.
Teori lain mencoba mengaitkan fenomena hantu dengan gelombang elektromagnetik atau medan magnet yang memengaruhi otak manusia, bahkan dianggap bisa memicu sensasi kehadiran sosok. Namun riset ilmiah masih belum menemukan efek konsisten yang bisa menjelaskan semua laporan paranormal dengan model yang dapat diuji secara sains.
4. Bagaimana cara sains menyelidiki klaim paranormal?

Dalam sejarahnya, proyek-proyek seperti National Laboratory of Psychical Research pernah mencoba memasang alat-alat ilmiah untuk menguji medium, fenomena roh, dan kejadian gaib. Dari National Science and Media Museum, alat seperti kamera inframerah, elektromagnetik sensor, dan mikrofon EVPs (Electronic Voice Phenomena) sering dipakai para pemburu hantu populer, namun masih mendapatkan kritikan.
Penelitian dengan alat-alat tersebut dinilai desain eksperimental yang lemah karena sulit dikontrol, sulit untuk diulang, dan gak ada landasan ilmiah yang jelas. Itulah mengapa data menjadi sangat rawan bias dan interpretasi subjektif.
Guys, menolak atau menerima keberadaan hantu kembali ke pilihan kalian masing-masing. Namun, satu hal yang perlu diingat, kita perlu bersikap skeptis terbuka. Artinya, kalau memang ada klaim dan ada pembuktian ilmiah yang bisa diuji kebenarannya, ya kita terima.
Akan tetapi, sampai saat ini, belum ada eksperimen kontrol yang berhasil membuktikan hantu dengan cara yang dapat dikaji ulang. Dari sudut pandang sains, kita lebih memilih penjelasan natural terlebih dahulu, misalnya gangguan sensorik, psikologi, atau faktor lingkungan seperti jamur atau gas. Jadi, bagaimana menurutmu, apakah hantu itu nyata?