14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan Parsial

Siapkan camilan, teleskop, dan alarm

Pada Oktober lalu, kita telah disuguhkan dengan berbagai fenomena langit. Mulai dari konjungsi Bulan dengan berbagai planet hingga puncak hujan meteor yang memanjakan mata, tak terasa juga kita makin dekat dengan penghujung tahun 2021.

Apakah kamu terlewat fenomena langit bulan lalu? Tidak masalah, pada November, fenomena langit pun tidak kalah seru. Selain konjungsi dan hujan meteor, kamu juga bisa menantikan gerhana Bulan parsial! Tidak sabar? Inilah 14 fenomena astronomis di langit November 2021.

1. Bulan dan Merkurius berkonjungsi pada 4 November

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan Parsialilustrasi Bumi, Bulan, dan Merkurius (flickr.com/Bluedharma)

Fenomena langit dimulai dengan pertemuan antara Bulan dengan Merkurius. Sama-sama berada di konstelasi Virgo, pemandangan ini dapat kamu lihat mulai pukul 01.40 dini hari waktu setempat di cakrawala timur. Dilansir Pusat Riset Antariksa (Pussainsa) LAPAN, Bulan dan Merkurius hanya terpisah 1,2°.

Dapat disaksikan 35 menit sebelum terbitnya Matahari, fenomena konjungsi Bulan dan Merkurius dapat terlihat selama 15 menit. Di sini, Kecerlangan Merkurius terlihat pada -0,90, dan Bulan di fase Sabit Akhir dengan iluminasi 1,3 persen.

2. Pada 5 November, Uranus berada di titik oposisi

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan ParsialIlustrasi planet Uranus (commons.wikimedia.org)

Pada 5 November mendatang, Uranus yang berada di konstelasi Aries akan beroposisi terhadap Matahari dan Bumi di satu garis lurus. Jadi, Uranus dapat terlihat setelah 25 menit setelah Matahari terbenam pada 5 November sampai 25 menit sebelum Matahari terbit pada keesokan harinya.

Perlu dicatat, jarak Uranus di titik ini berkisar pada 2,81 miliar kilometer dari Bumi. Terlihat di langit timur, Uranus akan berada di magnitudo +5,7. Menurut Info Astronomy, kamu akan membutuhkan teleskop dengan kemampuan magnifikasi 250 kali untuk melihatnya.

3. Hujan meteor Taurid Selatan mencapai puncaknya pada 5-6 November

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan Parsialilustrasi hujan meteor (nbcnews.com)

Hujan meteor pertama di bulan November dimulai dari Taurid Selatan. Aktif sejak 25 September hingga 25 November mendatang, hujan meteor di konstelasi Taurus ini mencapai puncaknya pada 6 November. Hujan meteor ini berasal dari debu komet Encke.

Puncak hujan meteor Taurid Selatan dapat disaksikan dari pukul 6.30 malam waktu setempat di arah timur-timur laut hingga pukul 4.30 subuh pada 6 November di arah barat-barat laut. Hujan meteor Taurid Selatan turun dengan intensitas 4 meteor/jam di langit cerah tanpa polusi.

4. Venus bertemu Bulan pada 8 November

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan Parsialilustrasi konjungsi Venus dan Bulan (space.com)

Setelah Merkurius, giliran Venus yang bertemu dengan Bulan. Sama-sama di konstelasi Sagittarius, Bulan dan Venus hanya terpisah 1,1° saja. Pussainsa Lapan membeberkan bahwa konjungsi antara Bulan dan Venus dapat diamati mulai pada pukul 25 menit setelah Matahari terbenam arah barat-barat daya.

Di saat tersebut, iluminasi Bulan terlihat pada 17,4 persen-18,4 persen dan kecerlangan Venus pada -4,63. Karena Venus hanya terlihat seperti bintang kuning kecil secara kasat mata, Info Astronomy menyarankan teleskop dengan magnifikasi 225 kali untuk melihat tetangga Bumi tersebut dengan jelas.

5. Puncak hujan meteor Andromedid pada 9-10 November

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan Parsialtravelandleisure.com

Berasal dari debu komet 3D/Biela, hujan meteor Andromedid dapat terlihat di dekat konstelasi Andromeda. Aktif sejak 25 September sampai 6 Desember mendatang, Pussainsa Lapan memastikan hujan meteor ini mencapai puncaknya pada 9 November mendatang.

Fenomena ini bisa disaksikan 25 menit setelah terbenamnya Matahari di arah timur laut hingga 75 menit sebelum Matahari terbit di barat laut. Sayangnya, hujan meteor ini hanya terlihat 2 meteor/jam. Selain itu, munculnya Bulan Sabit Awal pada 10.30 waktu setempat bisa mengaburkan hujan meteor.

6. Pertemuan kuartet Bulan, Venus, Jupiter, dan Saturnus pada 9 November

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan Parsialilustrasi konjungsi (onlyinyourstate.com)

Masih bersama Venus kemarin, Jupiter dan Saturnus ikut nimbrung dengan Bulan pada 9 November. Meski begitu, Bulan dan Venus terletak di konstelasi Sagittarius, sementara Jupiter dan Saturnus di Capricornus. Fenomena ini dapat terlihat 25 menit setelah terbenamnya Matahari.

Selama 3 jam, kuartet benda langit ini ada di langit selama 3 jam dari arah selatan hingga ke barat-barat daya. Jangan lewatkan karena kuartet ini sudah tak terlihat lagi setelah tengah malam.

7. Venus pamit, Bulan, Jupiter, dan Saturnus tetap bersama pada 10-12 November

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan Parsialilustrasi konjungsi tripel Bulan, Jupiter, dan Saturnus (firstpost.com)

Setelah Venus pamit, Jupiter dan Saturnus tetap bersama Bulan untuk membentuk konjungsi tripel. Fenomena ini terlihat di arah selatan sejak 25 menit setelah Matahari terbenam. Siapkan teleskopmu karena fenomena ini hanya bertahan hingga 11 malam waktu setempat.

Pussainsa LAPAN menjelaskan bahwa Bulan akan masuk ke konstelasi Capricornus bersama Jupiter dan Saturnus selama 2 hari. Bulan akan menyapa Saturnus sebelum Jupiter. Kemudian, Bulan keluar ke konstelasi Aquarius pada hari ketiga.

Baca Juga: 5 Galaksi Terbesar yang Diketahui, Jadi Merasa Kecil!

8. Merkurius bertemu dengan Mars pada 10 November

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan Parsialilustrasi perbandingan Merkurius dan Mars (vedicrajastrology.com)

Terjadi di dekat konstelasi Virgo, Merkurius terlihat bertemu dengan Mars pada 10 November mendatang. Merkurius terlihat di magnitudo -0,94 dan Mars pada +1,05 dengan sudut pisah 0,97°.

Terlihat dari arah timur-tenggara, fenomena konjungsi ini terlihat 35 menit sebelum fajar menyingsing hingga 25 menit sebelum terbitnya Matahari. Lumayan sulit disaksikan dengan mata telanjang atau alat bantu, pastikan kamu sudah siap karena fenomena konjungsi ini baru kembali pada Oktober 2023 dan 2025!

9. Hujan meteor Taurid Utara mencapai puncaknya pada 12-13 November

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan Parsialilustrasi hujan meteor (scientificamerican.com)

Berlangsung pada 25 September sampai 25 November, hujan meteor Taurid Utara mencapai puncaknya pada 13 November mendatang. Pertunjukan meteor ini sudah dapat kamu saksikan di arah timur-timur laut pada pukul 6.30 malam waktu setempat hingga 4.30 subuh waktu setempat pada 13 November.

Sesuai namanya, fenomena ini terlihat di langit konstelasi Taurus dan berasal dari debu asteroid 2004 TG10. Dengan langit bebas polusi cahaya dan gelap, hujan meteor Taurid Utara dapat terlihat tanpa bantuan apa pun dengan intensitas 3-4 meteor/jam.

Mengapa hujan Taurid terpisah jadi Utara dan Selatan? Pussainsa LAPAN menjelaskan bahwa dua jenis hujan meteor Taurid ini terjadi akibat perubahan interaksi gravitasi, khususnya pada planet Jupiter.

10. Pada 17 November, hujan meteor Leonid memuncak

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan Parsialilustrasi hujan meteor (wired.com)

Empat hari kemudian, kamu bisa menyaksikan puncak hujan meteor Leonid. Berlangsung pada 6-30 November, hujan meteor ini memuncak pada 19 November. Sesuai namanya, hujan meteor ini terjadi di langit konstelasi Leo dari komet 55P/Temple-Tuttle.

Terlihat dari arah timur laut, hujan meteor Leonid terlihat 25 menit sebelum Matahari terbit di arah timur-timur laut hingga utara-timur laut. Meski sedikit terhalang cahaya Bulan hampir purnama, di langit yang bersih dari polusi cahaya, hujan meteor Leonid turun hingga 11-14 meteor/jam dan terlihat secara kasat mata. Cukup deras, kan?

11. Gerhana Bulan parsial pada 19 November

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan Parsialgerhana Bulan parsial (libyanexpress.com)

Pada 19 November, Indonesia, terutama wilayah Indonesia Timur, mendapat kesempatan menyaksikan gerhana Bulan parsial. Berbeda dengan gerhana bulan total, gerhana bulan parsial menutupi 97 persen permukaan Bulan. Bagaimana alur gerhana Bulan parsial nanti? Menurut Pussainsa LAPAN, berikut rundown-nya:

  • 3.23 sore WIT: Gerhana Bulan mulai
  • 4.18 sore WIT: Gerhana Bulan parsial dimulai
  • 6.02 malam WIT: Gerhana Bulan parsial mencapai puncaknya
  • 7.47 malam WIT: Gerhana Bulan parsial berakhir di Indonesia Timur
  • 9.05 malam WIT: Gerhana Bulan parsial berakhir

Jika dihitung, gerhana Bulan parsial akan memakan waktu lebih dari 6 jam. Jadi, bagi kamu yang berada di Indonesia Timur, tidak perlu takut kelewatan. Bisa diamati dengan mata telanjang, Info Astronomy menyarankan gerhana Bulan parsial akan lebih detail jika diamati dengan teleskop.

Jangan sampai melewatkan gerhana Bulan parsial ini. Pussainsa LAPAN memperingatkan kalau fenomena ini baru datang pada 29 Oktober 2023, 7 Juli 2028, dan 16 Juni 2030 mendatang!

12. Puncak hujan meteor α-Monocerotid pada 21 November

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan Parsialilustrasi hujan meteor (unsplash.com/Fernando Rodrigues)

Ketinggalan hujan meteor Leonid? Masih ada hujan meteor α-Monocerotid. Aktif sejak 15 November hingga 25 November mendatang, hujan meteor ini mencapai puncaknya pada 22 November. Berlangsung di konstelasi α-Monocerotis, hujan meteor α-Monocerotid berasal dari komet C/1917 F1 (Mellish).

Terlihat sejak pukul 9.30 malam waktu setempat di timur, hujan meteor α-Monocerotid selesai 25 menit sebelum Matahari terbit pada 22 November di barat-barat laut. Karena ketinggian 78-90°, intensitas hujan meteor ini hanya 4-5 meteor/jam dan terhalang cahaya Bulan Susut. Tanpa alat bantu, fenomena ini tetap terlihat di langit bebas polusi.

13. Hujan meteor Orionid November mencapai puncaknya pada 28-29 November

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan Parsialilustrasi hujan meteor (newsconcerns.com)

Berlangsung sejak 14 November sampai 6 Desember, puncak hujan meteor Orionid jatuh pada 28 November. Sesuai namanya, hujan meteor ini terlihat di konstelasi Orion.

Hujan meteor Orionid November terlihat sekitar pukul 7.30 malam waktu setempat di timur-timur laut dan berakhir 25 menit sebelum Matahari terbit waktu setempat di barat-barat laut.

Terhalang cahaya Bulan Sabit Akhir pada 1 dini hari waktu setempat, puncak hujan meteor Orionid bisa terlihat dengan kasat mata. Karena berada di ketinggian 63-80°, hujan meteor Orionid November turun dengan intensitas 2-3 meteor/jam.

14. Matahari di bawah Ka'bah, sambut Nadir Ka'bah pada 29 November

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan ParsialIlustrasi Ka'bah di Mekkah, Arab Saudi (ANTARA FOTO/Saudi Press Agency/Handout via REUTERS)

Sesuai namanya, pada tengah malam 29 November mendatang, Matahari akan berada pas di titik terbawah atau nadir bagi mereka yang berada di Ka'bah, Mekah, Arab Saudi. Pussainsa LAPAN mencatat bahwa fenomena ini sempat terjadi pada 13 Januari 2021 lalu. 

Karena Matahari berada di atas titik antipode Ka'bah, ujung bayangan Matahari di pagi, siang, dan sore akan mengarah ke kiblat. Oleh karena itu, fenomena ini bisa digunakan untuk kembali menyesuaikan arah kiblat.

Akan tetapi, Nadir Ka'bah sebagai metode penyelarasan kiblat hanya dapat digunakan saat Matahari berada di atas ufuk, yaitu di Maluku (kecuali Pulau Buru), Papua Barat, dan Papua pada pukul 6.09 pagi WIT (12.09 malam waktu Arab Saudi) serta 40 menit sesudah atau sebelum waktu tersebut.

14 Fenomena Langit November 2021, Ada Gerhana Bulan Parsialilustrasi menyaksikan fenomena langit dengan pasangan (unsplash.com/Mark de Jong)

Itulah beberapa fenomena langit November 2021 yang bisa kamu saksikan. Stay tune untuk mendapatkan info mengenai fenomena langit selanjutnya pada Desember mendatang!

Baca Juga: Percaya atau Tidak, Ini 15 Galaksi Paling Aneh tapi Nyata

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya