Teknofobia: Rasa Takut dan Waswas pada Teknologi, Ini Fakta Ilmiahnya

Ketakutan yang sangat buruk di masa kini!

Teknologi memang tercipta untuk memudahkan manusia. Namun, apa yang terjadi jika teknologi-teknologi tersebut malah menyingkirkan manusia atau menggantikan manusia?

"Mungkin mereka terlalu banyak nonton Terminator?"

Teknofobia: Rasa Takut dan Waswas pada Teknologi, Ini Fakta Ilmiahnyatenor.com

"Bisa jadi."

Jokes aside, dewasa ini, hal tersebut lumrah terjadi. Kondisi psikologis ini disebut sebagai teknofobia, dan pada artikel ini, ketakutan inilah yang akan menjadi bahasan utama menjelang revolusi industri 4.0 yang bergantung pada kemajuan teknologi.

1. Apa itu teknofobia?

Teknofobia: Rasa Takut dan Waswas pada Teknologi, Ini Fakta Ilmiahnyaindianexpress.com

Kata "teknofobia" berakar dari dua kata Yunani: τέχνη ("Tekhne" yang berarti teknologi) dan φόβος ("Phobos" yang berarti takut). Jika digabungkan, teknofobia adalah ketakutan atau ketidaksukaan terhadap teknologi dan perkembangannya.

Hal ini dapat terlihat saat Inggris tengah memasuki masa Revolusi Industri. Saat itu, banyak orang yang takut kehilangan pekerjaannya saat teknologi baru yang mulai menjamur. Hasilnya? Para buruh menjadi anarkistis dan mulai menghancurkan mesin dan teknologi tersebut.

Teknofobia: Rasa Takut dan Waswas pada Teknologi, Ini Fakta Ilmiahnyatenor.com

Terlebih saat masa PD II, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom yang meluluhlantakkan kota Hiroshima dan Nagasaki Jepang. Dari situlah, angka penderita teknofobia meningkat pesat.

Bahkan, beberapa orang mengatakan bahwa kerusakan lingkungan dan konflik dunia disebabkan oleh kemajuan teknologi. Bagi penderita teknofobia, teknologi tidak memudahkan hidup, malah merusaknya. Oleh sebab itu, mereka takut dan benci.

2. Mengapa seseorang bisa takut pada teknologi?

Teknofobia: Rasa Takut dan Waswas pada Teknologi, Ini Fakta Ilmiahnyaverywellmind.com

Namun, apa sebabnya seseorang dapat menjadi begitu takut pada perkembangan teknologi? Seharusnya, kemajuan teknologi berbanding lurus dengan kebahagiaan rakyat.

Ternyata, teknofobia dapat dikaitkan dengan ketakutan terhadap matematika dan sains. Terlebih, mereka yang pernah mengalami trauma terhadap kedua pelajaran berat tersebut lebih rentan terkena teknofobia.

Selain murid, guru pun juga tak lepas dari pengaruh teknofobia. Karena takut tergantikan oleh teknologi, para guru tidak segan menolak bantuan teknologi dan memilih untuk berada di kondisi stagnan.

Selain ketakutan terhadap matematika dan sains, pengaruh kebudayaan pop juga turut meng-install teknofobia ke dalam pikiran seseorang. Film-film seperti I, Robot, Avengers: Age of Ultron, dan Terminator yang kelihatannya seperti hiburan belaka dapat membuat kaum teknofobia gemetar.

Teknofobia: Rasa Takut dan Waswas pada Teknologi, Ini Fakta Ilmiahnyaeditorial.rottentomatoes.com

Kebanyakan, penderita teknofobia adalah kaum manula yang tidak terbiasa dengan teknologi. Saat kaum muda mencoba memperkenalkan teknologi pada kaum manula, mereka cenderung merasa "bodoh", sehingga berujung pada "sakit hati" karena merasa tersaingi oleh teknologi.

Teknofobia: Rasa Takut dan Waswas pada Teknologi, Ini Fakta Ilmiahnyatenor.com

Selain usia, teknofobia juga dapat disebabkan oleh "keimanan" seseorang. Dikarenakan kemutakhiran teknologi, beberapa orang menganggap teknologi memurtadkan seseorang dari imannya.

Tidak jarang para penderita teknofobia mengatakan bahwa perkembangan teknologi adalah gejala awal "zaman akhir". Berbeda dari fobia lainnya yang bersifat spesifik, teknofobia lebih bersifat "angkuh" dan terkesan tidak mampu menerima dan takut pada perubahan (xenofobia).

Baca Juga: Kenali Trypanophobia: Fobia yang Membuat Orang Takut Jarum Suntik

3. Apa gejala-gejala teknofobia?

Teknofobia: Rasa Takut dan Waswas pada Teknologi, Ini Fakta Ilmiahnyatumblr.com

Sama seperti ketakutan-ketakutan lainnya, teknofobia pun juga memiliki gejala. Berikut adalah gejala yang perlu kamu waspadai:

  • Menolak keberadaan komputer,
  • Membenci proses yang otomatis oleh mesin,
  • Tidak mau mengganti peralatan mesinnya dengan yang lebih baru (contohnya, tidak mau mengganti versi Windows Pentium 4 menjadi Windows 10),
  • Mengkritik dan menolak keras perkembangan teknologi,
  • Merasa dapat hidup tanpa teknologi, dan
  • Jika sudah akut, teknofobia dapat menyebabkan sesak napas, pusing, mual, ketidakmampuan berpikir, dan pola bicara yang terbata-bata.

Jika salah satunya adalah kamu, semoga kamu tidak mencapai gejala yang terakhir.

4. Meluruskan dampak kebencian dan ketakutan terhadap teknologi

Teknofobia: Rasa Takut dan Waswas pada Teknologi, Ini Fakta Ilmiahnyasmartcompany.com.au

Teknofobia tidak serta-merta memengaruhi kesehatan tubuhmu. Namun, berbicara dalam jangkauan yang lebih luas, teknofobia dapat memengaruhi kesejahteraan satu kelompok.

Kita ambil contoh satu perusahaan. Memasuki revolusi industri 4.0, perusahaan - mau tidak mau - harus ikut memasang teknologi untuk tetap dapat bersaing. Jika perusahaan tidak turut ikut dalam perkembangan teknologi, yang selanjutnya terjadi adalah perusahaan tersebut bisa gulung tikar.

Berbicara dalam skala yang lebih luas, teknofobia menghambat perkembangan masyarakat. Jika masyarakat menolak perkembangan teknologi, bagaimana satu daerah dapat meningkatkan infrastruktur mereka, sementara dunia sudah memeluk teknologi dalam infrastrukturnya?

Tidak semua orang teknofobia, dan ada yang mau mencoba serta akhirnya ikut berkembang bersama teknologi. Akibatnya adalah ketimpangan sosial yang semakin memperparah teknofobia.

5. Pengobatan untuk teknofobia

Teknofobia: Rasa Takut dan Waswas pada Teknologi, Ini Fakta Ilmiahnyaactiveadvice.eu

Jika kamu sedang membaca artikel ini lewat gawaimu, kami ucapkan selamat, karena kamu telah menapaki langkah pertama dalam memulihkan teknofobia. Hal pertama yang harus kamu camkan dalam pikiranmu adalah:

"Teknofobia bukan penyakit"

"Teknofobia bukan ukuran kepandaian"

Keterbukaan adalah awal dari pemulihan. Jika kamu memang memiliki teknofobia, terbukalah pada sekelilingmu. Ikutlah dalam sebuah grup yang senantiasa berbagi dan mendorongmu untuk lepas dari fobia terhadap teknologi.

Langkah terakhir adalah mengunjungi psikolog untuk melaporkan teknofobia. Jika sudah akut, teknofobia dapat ditangani dengan dua terapi:

  • Terapi perilaku kognitif
  • Terapi psikodinamik

Dengan terapi perilaku kognitif, psikolog akan menggabungkan terapi perilaku dan terapi kognitif untuk mengubah sudut pandang negatifmu terhadap teknologi menjadi positif. Sementara, dengan terapi psikodinamik, kamu dapat mengobati traumamu yang menjadi dalang utama teknofobia.

Teknofobia: Rasa Takut dan Waswas pada Teknologi, Ini Fakta Ilmiahnyatenor.com

Itulah fakta-fakta mencengangkan kondisi teknofobia. Teknofobia bukanlah penyakit atau wadah untuk mengukur inteligensi seseorang. Memasuki revolusi industri 4.0, mari bersama-sama tanggulangi fobia masyarakat terhadap teknologi.

Baca Juga: Rasa Takut dan Fobia Itu Tidak Bisa Disamakan, Ini 5 Pembeda Utamanya!

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya