Apa Perbedaan Hewan Beracun dan Berbisa? Serupa, tapi Tak Sama!

- Hewan beracun menyimpan racun di kulit, duri, atau darah untuk pertahanan diri.
- Hewan berbisa menyimpan racun di gigi atau sengat yang berguna untuk menyerang target atau memperoleh makanan.
- Hewan beracun menyebarkan racun lewat kontak tubuh, udara, atau sentuhan kulit.
- Hewan berbisa aktif menyuntikkan racun saat menggigit atau menyengat target.
Di dunia ini, ada begitu banyak hewan yang dapat memanfaatkan racun untuk berbagai aktivitas mereka. Ada yang menggunakan racun untuk berburu, melapisi diri dengan cairan berbahaya itu guna menghindari predator, sampai membantu proses makan. Oleh karena racun mengandung berbagai senyawa berbeda yang bertujuan untuk menyakiti atau membunuh target mereka, jelas kalau "senjata" yang satu ini sangat berbahaya, bahkan bagi manusia sekalipun.
Soal bagaimana cara hewan-hewan itu menggunakan racun pada tubuh mereka, biasanya kita menyebut kelompok hewan beracun dan berbisa. Kedua kata itu seolah memiliki arti dan makna yang sama sehingga tak jarang hanya salah satu kata saja yang kita gunakan untuk mendeskripsikan hewan dengan racun. Padahal, sebenarnya terdapat perbedaan mencolok antara hewan beracun dengan hewan berbisa, lho. Agar tidak keliru lagi, yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
1. Lokasi keberadaan racun berbeda

Untuk menentukan sebutan untuk hewan beracun atau berbisa, hal pertama yang bisa dilakukan ialah membedakan di mana sumber racun hewan itu berasal. Dilansir Cleveland Clinic, hewan-hewan yang masuk dalam kategori hewan beracun cenderung menyimpan racun pada berbagai anggota tubuh, misalnya bagian kulit, duri, atau kadang pada darah mereka. Adapun, fungsi racun pada hewan dalam kategori beracun biasanya lebih banyak digunakan untuk mempertahankan diri dari ancaman.
Di sisi lain, hewan berbisa akan menyimpan racun mereka pada bagian tubuh yang bisa dipakai untuk menyerang target, semisal gigi atau sengat. Hal ini ada kaitannya dengan cara kerja racun pada hewan berbisa. Sementara, untuk fungsinya, hewan-hewan berbisa lebih banyak menggunakan racun mereka untuk memperoleh makanan. Meski begitu, pada beberapa hewan, racun bisa juga digunakan sebagai alat pertahanan diri pada situasi tertentu.
2. Beda cara racun masuk ke tubuh korban

Selain lokasi keberadaan racun, cara racun dari hewan beracun dan berbisa masuk ke tubuh korban juga berbeda. Kebanyakan hewan beracun hanya akan menyebarkan racun mereka ke target jika terjadi kontak dengan bagian tubuh yang mereka lapisi dengan cairan tersebut. National Park Service melansir kalau cara lain hewan beracun menyebarkan senjata mereka melalui udara yang ditandai dengan target yang menghirup racun, tak sengaja menelan bagian tubuh yang beracun, sampai terjadi sentuhan kulit dengan bagian tubuh yang memiliki racun.
Sementara, pada hewan berbisa, proses penyebaran racun justru harus dilakukan secara aktif. Itu karena tempat mereka menyimpan racun itu berada pada organ tubuh yang mengharuskan mereka menyerang target. Tentunya, hal ini berarti hewan berbisa menyuntikkan racun saat mereka berhasil menggigit atau menyengat target sehingga racun itu bisa masuk ke jaringan tubuh. Menariknya, racun milik hewan berbisa tak akan bekerja jika tak memasuki bagian tubuh yang terluka. Jadi, jika bisa atau racun dari hewan berbisa tak sengaja diminum, kemungkinan kandungan di dalamnya akan hancur berkat asam lambung kita, mengutip Natural History Museum.
3. Beberapa contoh hewan beracun

Secara garis besar, perbedaan mencolok antara hewan beracun dan berbisa ada pada dua poin tersebut. Soal bagaimana cara kedua tipe hewan dengan racun itu memperoleh senjata mereka bisa sama dan bisa juga tidak. Sebab, ada beberapa hewan beracun yang memproduksi sendiri racun mereka dan ada pula yang memperoleh dari makanan yang mereka konsumsi. Ini berlaku sebaliknya untuk hewan berbisa.
Lantas, apa saja contoh hewan-hewan beracun? Dilansir Britannica, mayoritas hewan beracun biasanya amfibi. Salah satu amfibi dengan racun yang paling terkenal tentunya adalah katak panah beracun (famili Dendrobatidae). Seluruh jenis salamander (ordo Urodela) diketahui juga memiliki racun pada kulit mereka.
Selain itu, spesies cacing seperti cacing pipih (Leptoplana tremellaris) juga memiliki racun pada kulit mereka. Dalam keluarga ikan juga ditemui begitu banyak jenis ikan beracun, khususnya ikan laut. Beberapa yang paling terkenal adalah ikan buntal (famili Tetraodontidae) dan belut moray (famili Muraenidae).
4. Beberapa contoh hewan berbisa

Kalau untuk contoh hewan berbisa, tentu nama ular (subordo Serpentes) muncul paling pertama di pikiran kita. Memang ada begitu banyak spesies ular berbisa yang tersebar di seluruh dunia, kecuali wilayah yang ditutupi es. Namun, bukan berarti kategori hewan berbisa hanya diisi oleh hewan melata ini. Malahan, ada begitu banyak variasi hewan berbisa yang tersebar di seluruh dunia.
Ada keluarga laba-laba (ordo Araneae), misalnya, yang dikenal punya bisa yang bervariasi. Beberapa spesies yang paling terkenal dengan bisanya adalah laba-laba pertapa cokelat (Loxosceles reclusa), laba-laba jaring corong sydney (Atrax robustus), dan laba-laba janda hitam (Latrodectus mactans). Selain laba-laba, tawon dan lebah sebenarnya dikategorikan sebagai hewan berbisa karena masih ada kandungan racun pada tiap sengatan mereka.
Berbagai jenis kalajengking (ordo Scorpiones) juga terkenal akan sengatan berbisa mereka. Ada pula jenis ikan berbisa, semisal lepu atau ikan singa (Pterois volitans) dan ikan batu (genus Synanceia). Menariknya, ada pula jenis kadal berbisa, semisal komodo (Varanus komodoensis), monster gila (Heloderma suspectum), dan kadal manik-manik meksiko (Heloderma horridum). Tentunya, ada pula beberapa jenis mamalia yang berbisa, misalnya saja platipus (Ornithorhynchus anatinus), kungkang (Slow loris), solenodon (famili Solenodontidae), dan berbagai jenis celurut.
Secara garis besar, cara termudah untuk mengidentifikasi hewan beracun dan berbisa ada pada satu hal penting. Jika racun tersebar melalui konsumsi atau kontak pada bagian tubuh hewan tertentu, mereka merupakan hewan beracun. Jika hewan itu butuh gigitan atau sengatan untuk menyebarkan racun, mereka tergolong sebagai hewan berbisa. Gimana, mudah banget, kan? Jadi, jangan salah lagi ketika menggunakan dua kata itu, ya!