Apa yang Harus Kamu Lakukan jika Bertemu Beruang? Jangan Panik!

- Beruang memiliki peta persebaran luas di Asia, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.
- Interaksi manusia dengan beruang dapat berujung buruk karena perilaku mereka yang defensif, agresif, atau penasaran.
- Strategi bertahan ketika bertemu beruang tergantung pada perilaku beruang.
Dibanding predator puncak lainnya, beruang (famili Ursidae) bisa dibilang jadi salah satu yang punya peta persebaran cukup luas. Bagaimana tidak? Mereka bisa ditemukan di Asia, Eropa, Amerika Utara, hingga Amerika Selatan. Oleh karena itu, bagi orang-orang yang tinggal di kawasan tersebut, interaksi dengan predator ini dengan jenisnya masing-masing bisa dibilang sudah tak terelakkan.
Tak jarang, ada beberapa kasus interaksi antara manusia dengan beruang yang tak berujung dengan baik. Bayangkan saja, beruang madu yang jadi spesies beruang terkecil saja punya panjang 1,2—1,5 meter dengan bobot 27—168 kg. Bahkan, spesies beruang yang kita kenal sangat lucu dan menggemaskan, yakni panda, pernah tercatat melakukan serangan yang mengerikan kepada manusia.
Beberapa fakta itulah yang mau tak mau membuat kita harus makin waspada ketika berinteraksi ataupun berjumpa dengan beruang di alam liar. Apalagi, Indonesia juga jadi rumah bagi satu spesies beruang, yaitu beruang madu. Karena itu, yuk, cari tahu hal apa saja yang harus kamu lakukan jika bertemu beruang di alam liar!
1. Perhatikan terlebih dahulu perilaku yang ditunjukkan si beruang

Di Amerika dan Eropa, ada ungkapan populer yang menyebut jika kita bertemu dengan beruang berwarna hitam, cobalah melawan; pura-pura mati jika bertemu beruang berwarna cokelat; dan kita hampir dipastikan tewas jika bertemu dengan beruang berwarna putih. Ini merujuk pada tiga spesies beruang yang bisa ditemui di sana, yaitu beruang hitam, beruang kodiak, dan beruang kutub. Lantas, benarkah ungkapan tersebut?
Ternyata, National Park Service menyebut kalau ungkapan itu memang bisa dilakukan. Disebutkan jika beruang hitam menyerang, baiknya kita coba melawannya dengan pukulan, tendangan, atau memanfaatkan barang-barang yang dibawa. Sementara, bagi beruang kodiak yang berukuran lebih besar, lebih disarankan untuk pura-pura mati sambil merebahkan tubuh serendah-rendahnya dengan tanah. Jangan buat suara atau gerakan yang bisa menarik perhatian si beruang sampai ia menjauh.
Nah, selain dari ungkapan populer itu, sebenarnya apa yang harus kita lakukan ketika bertemu dengan beruang itu tergantung dengan perilaku yang ia tunjukkan. Dilansir Parks Canada Agency, interaksi beruang dengan manusia biasanya terjadi karena tiga perilaku, yakni perilaku mempertahankan diri atau anaknya, ingin menyerang dengan agresif, dan penasaran dengan kehadiran kita. Ada beberapa cara untuk mengindetifikasi perilaku apa yang ditunjukkan beruang ketika bertemu manusia.
Jika beruang muncul dengan gelisah dan bersuara keras, tandanya beruang itu sedang berperilaku defensif dan protektif. Jika beruang mengikuti sepanjang jalan dengan posisi mengendap-endap layaknya sedang berburu, beruang itu menganggap manusia sebagai mangsa potensial dan tak segan untuk menyerang. Sementara, jika beruang menunjukkan gerakan menggertak sambil mencoba mendekati barang yang dibawa, kemungkinan itu terjadi karena mereka sedang penasaran dengan manusia yang ada di dekatnya.
2. Tetap menghadap ke arah beruang

Salah satu hal penting yang perlu diingat ketika berjumpa dengan beruang di alam liar ialah jangan pernah membelakangi si beruang. Kalau hal itu kita lakukan, insting predator pada beruang akan memberi sinyal kalau manusia yang berbalik badan itu ialah mangsa potensial. Jadi, lari dengan membelakangi beruang justru akan berakibat pengejaran yang lebih intens dari si beruang, terutama jika ia sedang dalam perilaku agresif.
Bahkan, mengutip BearWise, berlari justru malah akan memperkeruh situasi. Lebih disarankan agar kita menghadap ke arah beruang dan diam di tempat untuk mengamati situasi. Saat dirasa beruang tidak akan menerjang, barulah perlahan kita mundur ke arah sebaliknya sambil tetap memandang ke arah beruang tersebut.
3. Buat suara-suara keras dan buat tampilan tubuh yang lebih besar

Ketika bertemu dengan beruang yang sekadar penasaran dengan kehadiran manusia, mengawasi gerak-geriknya, bergerak mundur tanpa membelakangi, dan membuat suara-suara kecil bisa dibilang cukup untuk menghindari konflik yang tak perlu. Akan tetapi, hal yang agak berbeda perlu kita lakukan ketika si beruang menunjukkan perilaku protektif atau akan segera menyerang. Ada satu ciri penting yang perlu diperhatikan terkait hal ini.
Dilansir Parks Canada Agency, beruang dengan kepala dan telinga yang terangkat sudah hampir pasti akan menyerang ke arah manusia. Kalau sudah demikian, disarankan agar kita mulai berteriak atau membuat suara-suara keras secara agresif ke arah beruang. Selain itu, coba intimidasi beruang dengan membuat postur tubuh terlihat lebih besar dengan cara mengangkat tangan atau berdiri di atas batu supaya beruang mengurungkan niatnya untuk menyerang ke arah kita.
Oh, ya, kalau sedang bersama beberapa orang lain, disarankan pula agar membentuk kelompok dalam jarak dekat. Dengan demikian, beruang akan tahu kalau manusia yang hendak ia hampiri ada dalam jumlah banyak dan tampil lebih besar dari biasanya. Itu sebabnya, banyak kasus beruang yang mengurungkan niatnya setelah melihat manusia yang tampil menjadi "lebih besar" dan bersuara dengan keras.
4. Bawa semprotan beruang!

Jika dari awal kamu sudah tahu kalau akan pergi ke alam liar yang jadi habitat bagi beruang, tak ada salahnya untuk mempersiapkan semprotan khusus beruang. Mengutip Alaska Department of Fish and Game, semprotan beruang merupakan sebuah alat penyembur cairan yang terbuat dari minyak cabai atau paprika merah. Cairan ini mengandung kapsaisin dan kapsaisinoid yang bisa membuat mata menjadi merah serta mengganggu sistem pernapasan.
Inilah senjata terakhir yang bisa dimanfaatkan untuk mengusir beruang yang mendekat. Pasalnya, jarak dari semprotan beruang bisa mencapai jarak 8 meter dengan kecepatan tembakan sekitar 112 km/jam. Beruang yang terkena semprotan ini biasanya akan segera pergi menjauh karena merasakan efek tak menyenangkan dari kapsaisin dan kapsaisinoid.
Akan tetapi, bukan berarti satu semprotan saja cukup untuk mengusir si beruang. Tak jarang, perlu beberapa kali semprotan agar beruang benar-benar terusik hingga mengurungkan niatnya untuk menyerang. Oleh karena itu, tetap waspada pada gerakan si beruang setelah semprotan pertama dan tetap mengikuti langkah-langkah yang sudah dijelaskan sebelum ini.
Kehebatan dari semprotan beruang ini ialah manfaatnya yang tak hanya berfungsi untuk mengusir beruang. Sejumlah predator dan mamalia besar lain yang bisa saja menyerang manusia juga dapat terusik dengan semprotan alat ini. Oleh karena itu, jangan lupa untuk membawanya saat akan pergi ke alam liar dan perhatikan instruksi penggunaannya, ya!
5. Pergi ke tempat tertutup

Biasanya, jika langkah-langkah di atas sudah dilakukan, beruang perlahan akan mundur dari tempatnya dan mengurungkan niat untuk menghampiri manusia. Kalau sudah begitu, sebaiknya segera menjauh secara perlahan dari lokasi dan pergi ke tempat yang aman. Bangunan di sekitar ataupun kendaraan bisa jadi tempat aman karena memberi perlindungan dari serangan hewan liar.
Sebenarnya, ada beberapa perbedaan pandangan semisal beruang sudah telanjur menyerang. Ada yang menyarankan untuk pura-pura mati dengan badan tengkurap sambil menyilangkan tangan di belakang leher. Hal ini bisa dibilang tepat jika beruang hanya satu kali melakukan kontak. Akan tetapi, jika serangan tetap terjadi, artinya kita harus mulai melawan dengan apa pun yang kita miliki.
Memukul, menendang, atau menghantam beruang dengan benda-benda di sekitar sangat disarankan jika serangan tetap berlangsung. Hal ini terbilang jarang jika kita sudah melakukan langkah-langkah di atas. Akan tetapi, lebih baik tetap bersiap untuk kemungkinan terburuk.
Tiap tahun, tercatat ada sekitar 1—2,1 juta perjumpaan antara manusia dengan beruang di alam liar. Dari jumlah pertemuan sebesar itu, tercatat hanya ada sekitar 40 serangan yang dilakukan beruang kepada manusia dengan kasus fatal yang lebih kecil lagi. Mengutip PBS, serangan beruang lebih banyak terjadi ketika induk merasa kalau anaknya terusik dengan kehadiran manusia sehingga mereka bertindak protektif.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak dengan beruang maupun hewan liar lainnya. Sebisa mungkin hindari kontak agar tidak terjadi konflik yang tidak perlu. Dengan demikian, tidak perlu ada manusia ataupun beruang yang tersakiti akibat interaksi yang tidak diinginkan.