Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Burung dari Genus Falcon yang Berstatus Endemik, Salah Satunya Asli Indonesia!

ilustrasi new zealand falcon
ilustrasi new zealand falcon (pixabay.com/Kevin)
Intinya sih...
  • Banded falcon adalah burung endemik Pulau Madagaskar dengan habitat favorit di hutan tumbuhan sukulen.
  • Black falcon hanya ada di Australia dan lebih suka berburu burung daripada mamalia kecil.
  • Grey falcon juga endemik Australia, memburu burung sebagai makanan utama dan sulit ditemukan karena aktivitas pertanian.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Istilah falcon kerap digunakan untuk menyebut aneka burung yang tergabung dalam famili Falconidae. Meski begitu, menurut definisi dari Britannica, yang dimaksud sebagai burung falcon sejati secara spesifik adalah jenis-jenis burung dari genus Falco.

Burung yang tergabung dalam genus Falco memiliki ciri khas fisik berupa paruh tajam dan bergerigi untuk membunuh mangsanya. Selain itu, burung predator ini juga dikenal akan persebaran wilayahnya yang melintasi berbagai benua, seperti peregrine falcon, eurasian hobby, ataupun lanner falcon.

Akan tetapi, tidak semua burung falcon memiliki persebaran wilayah yang luas. Beberapa jenis falcon malah hanya ditemukan di satu wilayah saja alias bersifat endemik. Mari kita berkenalan dengan ketujuh burung falcon endemik ini!

1. Banded falcon

ilustrasi banded falcon
ilustrasi banded falcon (Wikimedia Commons/paul_prior)

Di Pulau Madagaskar, kita bisa menemukan tiga jenis burung falconidae yaitu banded falcon, malagasy kestrel, dan peregrine falcon. Di antara ketiganya, hanya banded falcon (Falco zoniventris) yang berstatus endemik.

Menurut eBirds, banded falcon sekilas tampak mirip dengan sparrowhawk, hanya saja kepalanya tampak lebih kecil dan postur tubuhnya terlihat lebih tegak. Tubuhnya tidak terlalu besar, dengan sayap punggung berwarna abu-abu dan perutnya yang memiliki pola garis-garis.

Meski dapat ditemukan di berbagai jenis ekosistem hutan, habitat favorit banded falcon adalah hutan tumbuhan sukulen yang beriklim kering. Di sinilah mereka bisa berburu kadal, bunglon dan ular, yang menjadi makanan utamanya, dikutip dari The Peregrine Fund.

2. Black falcon

ilustrasi black falcon
ilustrasi black falcon (Wikimedia Commons/JJ Harrison)

Black falcon (Falco subniger) merupakan jenis burung falcon yang hanya ada di Australia. Kita bisa menjumpai burung ini di semua jenis ekosistem yang memiliki iklim kering seperti padang rumput atau padang semak yang didominasi tumbuhan tahan kadar garam tinggi.

Black falcon dikenal sebagai falcon berukuran sedang dengan bulu tubuh yang didominasi warna cokelat tua dan hitam. Dibandingkan individu dewasanya, anakan black falcon memiliki warna bulu yang tampak lebih gelap.

Dikutip dari Animalia, meski terkadang memangsa mamalia kecil atau mencari sisa-sisa bangkai, black falcon lebih suka berburu berbagai jenis burung. Black falcon memiliki kebiasaan mengintai mangsanya di sekitar sumber air sebelum dengan cepat menyergapnya.

3. Grey falcon

ilustrasi grey falcon
ilustrasi grey falcon (Wikimedia Commons/Ron Knight)

Selain black falcon, grey falcon (Falco hypoleucos) adalah spesies falcon lainnya yang berstatus hewan endemik Australia. Sesuai namanya, grey falcon memiliki warna abu-abu di bulu punggung serta perutnya tampak tertutupi bulu-bulu berwarna putih.

Dikutip dari Animalia, grey falcon sangat menyukai habitat kering seperti hutan yang tidak terlalu dipenuhi pepohonan, padang rumput spinifex, atupun padang semak akasia. Hewan yang paling kerap diburu grey falcon merupakan burung yaitu sebanyak 88 persen dari porsi makanan hariannya, di samping sebagian kecil mamalia kecil dan reptil.

Dibandingkan black falcon, grey falcon tidak mudah untuk dijumpai di habitat aslinya karena jumlahnya yang lebih sedikit. Hal ini disebabkan aktivitas pertanian yang banyak terjadi di kawasan habitat dari grey falcon.

4. Mauritius kestrel

ilustrasi mauritius kestrel
ilustrasi mauritius kestrel (Wikimedia Commons/Charles J. Sharp)

Mauritius kestrel (Falco punctatus) adalah burung falcon berukuran kecil yang berstatus hewan endemik Mauritius. Warna cokelat mendominasi bulu-bulu punggung dan sayapnya. Hutan tropis merupakan habitat asli mauritius kestrel. Di sinilah mauritius kestrel akan berburu kadal pohon, burung, juga mamalia kecil.

Karena masifnya kerusakan hutan tropis di Mauritius, mauritius kestrel sempat berstatus endangered pada tahun 1970an. Dikutip dari Animal Diversity, tren pertumbuhan populasi mauritius kestrel dapat kembali stabil karena keberhasilan spesies ini untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya yaitu hutan berbatu dan area semak belukar di sekitar pegunungan.

5. New Zealand falcon

ilustrasi new zealand falcon
ilustrasi new zealand falcon (Wikimedia Commos/Rosa Stewart)

New Zealand falcon (Falco novaeseelandiae), atau kārearea dalam bahasa Maori, adalah satu-satunya spesies falcon endemik yang ada di New Zealand. Burung ini memiliki kemiripan warna seperti swamp harrier tetapi dengan ukuran tubuh yang lebih kecil.

New Zealand falcon dapat ditemukan di berbagai habitat meliputi hutan lebat, area terbuka seperti padang rumput tussock, maupun kawasan perkebunan pinus. Tanaman epifit di pepohonan besar maupun bebatuan di tanah bisa dimanfaatkan oleh spesies ini untuk membuat sarangnya.

Dikutip dari New Zealand Birds Online, spesies falcon ini hampir tidak pernah mencari sisa-sisa bangkai hewan dan berburu mangsanya secara aktif. New Zealand falcon akan tetap mengejar mangsanya meskipun beberapa hewan buruannya memiliki ukuran tubuh yang lebih besar darinya, seperti burung kormorant hitam ataupun burung pegar.

6. Seychelles kestrel

ilustrasi seychelles kestrel
ilustrasi seychelles kestrel (Wikimedia Commons/daojames)

Sesuai namanya, Seychelles kestrel (Falco araeus) merupakan hewan endemik Kepulauan Seychelles. Hutan, padang semak, dan area pertanian kerap menjadi habitat pilihan seychelles kestrel.

Dikutip dari Animalia, tak seperti kebanyakan jenis burung predator, seychelles kestrel tidak memiliki kebiasaan terbang untuk mengintai mangsanya. Hewan ini akan bertengger di cabang pohon sembari menunggu mangsanya melintas, entah kadal atau bengkarung. Kalau mangsanya sudah terlihat, seychelles kestrel baru akan turun dengan cepat untuk menangkapnya.

Saat ini diperkirakan hanya terdapat 800 individu seychelles kestrel di habitat aslinya. Pembangunan pemukiman serta penebangan hutan membuat ketersediaan habitat untuk seychelles kestrel menjadi kian berkurang.

7. Spotted kestrel

ilustrasi spotted kestrel
ilustrasi spotted kestrel (Wikimedia Commons/Muhammad Sholeh K505)

Spotted kestrel (Falco moluccensis), atau alap-alap sapi, adalah salah satu burung predator endemik Indonesia. Burung ini dapat ditemukan di berbagai jenis habitat meliputi tepian hutan, padang rumput dengan pepohonan yang jarang, termasuk kawasan pemukiman. Dikutip dari Bali Wildlife, ciri khas spotted kestrel terletak pada punggungnya yang didominasi bulu berwarna tua dan pola titik-titik tebal berwarna hitam. Individu betina dapat dibedakan dari jantan melalui ukuran tubuh yang lebih besar serta keberadaan garis tebal di ekornya.

Spotted kestrel biasanya berburu berbagai jenis hewan seperti mamalia kecil, burung, kadal, maupun serangga. Hewan ini juga punya kebiasaan membangun sarangnya di berbagai lokasi yang dinilainya aman seperti di atas pohon palem atau bahkan di puncak atap rumah, dikutip dari Animalia.

Kalau diperhatikan, seluruh spesies falcon endemik ini punya satu kesamaan yaitu tinggal di kawasan pulau yang terpisah lautan luas. Dalam hal ini, lautan luas bertindak sebagai halangan geografis yang harus dilalui burung-burung ini agar dapat berpindah ke wilayah lain. Melewati lautan lepas tentu terdengar berisiko bagi seekor burung yang berukuran tidak terlalu besar dan lebih suka kehidupan soliter. Karena itu, walaupun kebanyakan burung falcon memiliki kebiasaan migrasi terutama saat musim kawin, ketujuh spesies burung falcon ini justru tidak pernah bermigrasi dan tetap berada di satu wilayah yang sama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Science

See More

Mengapa Petir Lebih Melimpah di Wilayah Tropis? Ini Penjelasannya!

14 Sep 2025, 13:58 WIBScience