Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Astronom Melihat Suar Cahaya Lubang Hitam Dekat Bima Sakti

lubang hitam (dok. Nasa)
lubang hitam (dok. Nasa)
Intinya sih...
  • Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) melihat kilatan cahaya dinamis di dekat lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bima Sakti.
  • Suar yang dilepaskan oleh piringan gas dan debu panas mengitari Sagittarius A* menyerupai pesta kembang api.
  • Studi ini memberi penjelasan tentang perilaku lubang hitam dan cara mereka memakan lingkungan serta bagaimana radiasi dan semburan materi dapat memengaruhi distribusi gas di seluruh galaksi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Para astronom yang menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) berhasil melihat kilatan cahaya yang dinamis di dekat lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bima Sakti. Tampilan yang konstan dan cepat ini meliputi kilatan-kilatan pendek selama beberapa detik dan kilatan cahaya yang lebih panjang serta menyilaukan setiap hari.

Pengamatan JWST menandai pengamatan terpanjang dan paling detail yang pernah dilakukan oleh para peneliti di sekitar lubang hitam di pusat Bima Sakti, yang dinamai Sagittarius A*, berdasarkan bukti-bukti sebelumnya tentang aktivitasnya yang sangat energik.

Perilaku lubang hitam

Menurut situs CNN, meskipun lubang hitam tidak terlihat, suar yang dilepaskan oleh piringan gas dan debu panas atau piringan akresi, yang mengitari Sagittarius A* menyerupai pesta kembang api.

Studi yang diterbitkan di Astrophysical Journal Letters meyakini bahwa suar tersebut berasal dari tepi bagian dalam piringan akresi yang berada di luar cakrawala peristiwa lubang hitam, atau area di sekitar lubang hitam di mana tarikan gravitasi sangat kuat, bahkan cahaya pun tidak bisa lolos, menurut Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA).

“Dalam data kami, kami melihat kecerahan yang terus berubah dan menggelegak. Dan kemudian boom! Semburan besar kecerahan tiba-tiba muncul. Lalu, kembali tenang. Kami tidak dapat menemukan pola dalam aktivitas ini. Tampaknya itu acak. Profil aktivitas lubang hitam ini selalu baru dan menarik setiap kali kami mengamatinya," kata penulis utama studi ini, Farhad Yusef-Zadeh.

Hasil pengamatan ini bisa memberi penjelasan tentang perilaku lubang hitam dan cara mereka memakan lingkungannya.

Adanya kembang api

Lubang Hitam Bintang (pixabay/Vector_Horizon_YT/ilustrasi artikel)
Lubang Hitam Bintang (pixabay/Vector_Horizon_YT/ilustrasi artikel)

Pengaruh gravitasi yang kuat dari lubang hitam menarik gas dan debu dari objek langit yang berada terlalu dekat. Gas dan debu berputar bersama dengan kecepatan tinggi, membentuk piringan akresi yang menjadi makanan bagi lubang hitam. Pergerakan materi yang cepat menyebabkan materi tersebut memanas dan melepaskan energi dalam bentuk radiasi serta semburan materi yang tidak berhasil masuk ke dalam lubang hitam.

Radiasi dan semburan tersebut dapat mengubah cara distribusi gas di seluruh galaksi dan menjadi bahan bakar pembentukan bintang, sehingga lubang hitam supermasif dianggap sebagai mesin raksasa di pusat-pusat galaksi.

Yusef-Zadeh dan rekan-rekannya mengamati Sagittarius A*, yang juga disebut Sgr A*, selama 48 jam selama satu tahun dengan kenaikan delapan hingga 10 jam, menggunakan Near-Infrared Camera JWST untuk melacak aktivitas black hole. Tim mengamati lima sampai enam suar besar setiap hari serta kilatan cahaya yang lebih kecil di antaranya.

“Suar diperkirakan terjadi di semua lubang hitam supermasif. Tapi lubang hitam kami unik. Lubang hitam itu selalu bergelora dengan aktivitas dan tampaknya tidak pernah mencapai kondisi stabil. Kami mengamati lubang hitam beberapa kali sepanjang tahun 2023-2024, dan kami melihat adanya perubahan dalam setiap pengamatan. Kami melihat sesuatu yang berbeda setiap kali pengamatan, dan ini sungguh luar biasa," jelas Yusef-Zadeh.

Menghasilkan pelangi

Kemampuan JWST memungkinkan tim untuk mengamati pembakaran lubang hitam di dua panjang gelombang cahaya yang berbeda secara bersamaan.

“Rasanya seperti melihat dunia dalam warna dibandingkan dengan hitam putih, dan kami menemukan pelangi. Ini memberi tahu tentang sifat aktivitas pembakaran dan karakteristik fisik dari mekanisme radiasi, medan magnet, dan kepadatan suar secara lebih langsung," lanjut Yusef-Zadeh.

Ketika para penulis studi terbaru mengamati dua panjang gelombang cahaya yang berbeda dari lubang hitam secara bersamaan, mereka menyadari bahwa panjang gelombang yang lebih pendek berubah kecerlangannya sebelum panjang gelombang yang lebih panjang. Pengamatan ini menunjukkan bahwa ketika partikel-partikel tersebut berputar mengelilingi garis medan magnet, mereka kehilangan energi dengan lebih cepat.

Para astronom melihat bukti yang cukup kuat bahwa dalam beberapa ratus tahun terakhir, setidaknya ada satu hingga dua kejadian suar yang sangat besar dengan intensitas 10.000 hingga 100.000 kali lebih besar, yang telah kita lihat dalam seperempat abad terakhir.

Apa yang menyebabkan terjadinya suar ini masih belum diketahui. Tapi ada kemungkinan lubang hitam itu menelan sebuah planet beberapa ratus tahun lalu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Misrohatun H
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us