Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Himalayan Griffon Vulture, Burung Petugas Kebersihan Alam

Potret Himalayan Griffon Vulture
Potret Himalayan Griffon Vulture (commons.wikimedia.org/Jan Reurink from Netherlands/CC BY-SA 2.0)
Intinya sih...
  • Makan Bangkai di Ketinggian
    • Himalayan Griffon Vulture hidup di ketinggian 1.200-6.000 MDPL
    • Penglihatan tajam membantu mereka melihat bangkai dari kejauhan
    • Terbang bergerombol untuk mengikuti arus udara hangat dan mencari makan di ketinggian
    • Sayap Lebar
      • Rentang sayap mencapai 2,6 meter
      • Bisa terbang lama tanpa cepat lelah
      • Ahli "gliding" di angin Himalaya dan terbang berjam-jam tanpa mendarat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Himalayan Griffon Vulture (Gyps himalayensis) merupakan burung pemakan bangkai besar yang hidup di wilayah Himalaya dan Asia Tengah. Mereka juga termasuk dalam keluarga Accipitridae, yang juga mencakup elang dan rajawali. Burung ini berperan penting dalam ekosistem sebagai "petugas kebersihan" alam. Dengan status konservasi Hampir Terancam (Near Threatened).

Untuk kenalan lebih jauh dengan hewan unik satu ini, yuk kita kenalan juga dengan fakta-fakta menarik tentang burung yang satu ini. Mau tahu apa saja? Berikut adalah empat fakta unik dari Himalayan Griffon Vulture.

1. Makan Bangkai di Ketinggian

Potret Himalayan Griffon Vulture
Potret Himalayan Griffon Vulture (commons.wikimedia.org/Shamik18/CC BY-SA 4.0)

Himalayan Griffon Vulture hidup di ketinggian antara 1.200-6.000 MDPL (Meter di Atas Permukaan Laut). Mereka juga dapat terbang di ketinggian 4.000-6.000 meter di Himalaya untuk mencari bangkai hewan besar. Mereka juga punya penglihatan tajam untuk melihat bangkai dari kejauhan, sehingga membantu mereka survive di habitat ekstrem.

Selain itu, mereka juga sering terlihat terbang bergerombol, mengikuti arus udara hangat untuk menghemat energi. Cara ini juga sangat efisien untuk mencari makan di ketinggian. Mereka bisa menempuh jarak jauh tanpa lelah berkat cara tersebut.

2. Sayap Lebar

Potret Himalayan Griffon Vulture
Potret Himalayan Griffon Vulture (commons.wikimedia.org/PJeganathan/CC BY-SA 4.0)

Rentang sayap yang dimiliki oleh Himalayan Griffon Vulture bisa mencapai 2,6 meter. Sayap yang lebar ini juga membantu mereka terbang lama tanpa perlu khawatir cepat lelah. Mereka juga ahli "gliding" di angin Himalaya.

Penerbangan mereka terlihat "megah" dan tenang, seperti mengapung di langit. Mereka bisa terbang berjam-jam tanpa mendarat. Hal ini juga membantu mereka patroli wilayah luas untuk mencari makan.

3. Bulu Leher yang Jarang

Potret Himalayan Griffon Vulture
Potret Himalayan Griffon Vulture (commons.wikimedia.org/Sahana M/CC BY-SA 4.0)

Himalayan Griffon Vulture punya bulu leher yang jarang. Bulu leher yang jarang ini ternyata ada fungsinya, yaitu jadi mudah dibersihkan, yang artinya darah dan kotoran mudah lepas dari lehernya. Karena mereka adalah hewan pemakan bangkai, kepala mereka sering kali masuk ke dalam bangkai kotor dan penuh bakteri. Bulu leher ini membantu mereka tetap bersih.

Berkat bulu lehernya yang jarang ini, mereka dapat kurangi risiko infeksi dari bakteri berbahaya di bangkai. Berkat ini juga, mereka bisa makan bangkai tanpa khawatir kotoran menempel di bulu.

4. Ekosistem Pembersih

Potret Himalayan Griffon Vulture
Potret Himalayan Griffon Vulture (commons.wikimedia.org/Jan Reurink from Netherlands/CC BY-SA 2.0)

Seperti yang disinggung sebelumnya di awal, burung ini sangat penting untuk ekosistem. Mereka dapat membersihkan bangkai dan mencegah penyebaran penyakit. Mereka juga sangat membantu dalam menyeimbangkan alam di Himalaya.

Bangkai sangat bisa menjadi faktor utama terganggunya ekosistem, tapi berkat Himalayan Griffon Vulture, hal itu dapat terjaga dengan sempurna. Himalayan Griffon Vulture menjadi bagian vital di rantai makanan yang ada di Himalaya.

Itu dia empat fakta unik Himalayan Griffon Vulture, burung pemakan bangkai yang sangat berperan penting dalam alam. Mereka adalah hewan yang harus terus kita jaga populasinya karena sangat berperan penting dalam alam. Jika tidak ada salah satu hewan yang berperan dalam ekosistem alam ini, maka suatu ekosistem alam akan sangat terganggu dan akan berdampak buruk ke banyak hal. Semoga ini bermanfaat untuk berbagi pengetahuan dan wawasan untuk banyak orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

4 Tips Efektif Meningkatkan Nafsu Makan Kucing Secara Alami

23 Des 2025, 18:05 WIBScience