5 Biawak Unik dari Papua, Kebanyakan Termasuk Hewan Arboreal

Biawak, kadal monitor, atau monitor lizard merupakan penyebutan bagi kadal-kadal yang berasal dari genus Varanus. Mereka bisa ditemukan dimanapun, salah satunya di Papua. Uniknya, spesies biawak yang ada di Papua sangat berbeda dengan biawak yang ada di daerah lain, seperti Afrika, Asia, Jawa, Sumatra, atau Kalimantan.
Dalam hal ini, biawak-biawak di Papua bertubuh lebih kecil, badannya lebih ramping, dan memiliki kemampuan memanjat yang luas biasa. Biawak di Papua juga cenderung memiliki warna yang jauh lebih mencolok. Karena beberapa hal tersebut, alhasil biawak yang ada di Papua sangat menarik untuk dibahas. Nah, jika kamu penasaran dengan biawak yang berasal dari Papua maka kamu harus membaca dan menyimak artikel ini dengan seksama!
1. Biawak papua

Varanus savadorii atau biawak papua juga dikenal dengan nama lain, yaitu croc monitor atau biawak buaya. Penamaan tersebut merujuk pada rahangnya yang sangat tebal dan giginya yang besar, mirip seperti buaya. Nah, dengan rahang dan gigi tersebut, biawak ini mampu memakan apapun, mulai dari telur, burung, mamalia, sampai reptil, jelas Animal Diversity Web. Jika menggigit, biawak papua juga sanggup merobek kulit dan mengoyak daging manusia.
Dengan panjang sekitar 2 meter dan bobot 20 kilogram, biawak yang bisa ditemukan di Papua Barat ini menjadi salah satu yang terbesar. Tapi jangan salah, ternyata ia termasuk pemanjat ulung, lho. Biasanya, biawak papua sering berburu dan berjemur di batang atau puncak pohon. Saat ini, biawak papua juga cukup populer dan sering dijadikan peliharaan.
2. Biawak pohon hijau

Berbeda dari biawak papua, Varanus prasinus atau biawak pohon hijau termasuk spesies kecil dengan panjang maksimal 1 meter. Tapi sama dengan biawak papua, biawak pohon hijau merupakan hewan arboreal yang hidup di pepohonan. Tercatat, hewan ini punya dua adaptasi untuk di pohon. Pertama, warna hijaunya merupakan alat kamuflase. Tak lupa, ia memilliki ekor prehensile yang memudahkannya untuk mencengkeram ranting pohon.
Dilansir The Reptile Database, biawak pemakan serangga dan mamalia kecil ini bisa ditemukan di Papua, Papua Nugini, dan kemungkinan Australia. Habitat utamanya sendiri mencakup pepohonan dan hutan lebat. Ia juga merupakan hewan eksotis yang sering dipelihara. Namun, kamu tak boleh memeliharanya secara ilegal karena biawak pohon hijau termasuk spesies yang dilindungi oleh pemerintah.
3. Biawak pohon tutul biru

Data dari IUCN Red List menjelaskan kalau hewan dengan nama ilmiah Varanus macraei ini masuk ke kategori endangered atau terancam. Statusnya memang bukan sebagai hewan yang dilindungi, namun populasinya terus menurun dari tahun ke tahun. Perburuan liar, kerusakan habitat, dan aktivitas manusia merupakan faktor utama yang mengancam eksistensi kadal arboreal ini.
Biawak pohon tutul biru sangat mudah dikenali dari warna biru dan garis putih di tubuhnya. Sebagai hewan yang hidup di pepohonan, ia memiliki gerakan yang lincah dan gesit. Penyebaran reptil ini juga sangat sempit karena ia hanya bisa ditemukan di Pulau Batanta. Lebih lanjut, ia sangat suka hidup di hutan yang punya suhu di kisaran 28 sampai 38 derajat Celsius.
4. Biawak argus

Tak cuma di Papua, Varanus panoptes atau biawak argus juga bisa ditemukan di Australia dan Papua Nugini, jelas Atlas of Living Australia. Namun, populasi di ketiga negara tersebut berbeda. Spesifiknya, biawak argus yang hidup di Australia adalah subspesies bernama Varanus panoptes rubidus dan Varanus panoptes panoptes. Di sisi lain, subspesies yang menghuni Pulau Papua adalah Varanus panoptes horni.
Dengan panjang yang mencapai 1,6 meter, biawak ini merupakan biawak berukuran sedang. Ia sering memakan serangga, burung, mamalia, sampai bangkai hewan. Uniknya, biawak argus menjadi salah satu biawak yang sering berdiri dengan kedua kakinya. Nah, kegiatan tersebut ia lakukan dalam upaya mengawasi lingkungan. Berbeda dari spesies lain di Papua, biawak argus termasuk hewan terestrial yang jarang memanjat pohon.
5. Biawak pohon reisinger

Biawak ini juga dikenal dengan nama biawak misool dan memiliki warna hijau yang mencolok. Sekilas, ia memang mirip dengan biawak pohon ijau. Hanya saja, warnanya hijaunya lebih pekat dan hewan dengan nama ilmiah Varanus reisingeri ini juga memiliki garis hitam yang menjadi ciri khasnya. Biawak pohon reisinger termasuk hewan arboreal yang menggantungkan hidupnya pada pepohonan. Sayangnya, populasinya terus menurun dan ia hanya bisa ditemukan di Pulau Misool yang berlokasi di Papua Barat, jelas laman iNaturalist.
Tanah Papua kaya akan berbagai spesies biawak yang sangat unik. Ada yang rahangnya tebal, warnanya mencolok, bahkan ada yang memiliki ekor prehensile. Tentunya biawak-biawak tersebut harus dijaga dari tangan pemburu liar. Oleh karena itu, upaya konservasi, penjagaan hutan, dan kesadaran masyarakat harus ditingkatkan. Jika tidak, maka biawak-biawak unik tersebut bisa terjun ke jurang kepunahan dalam waktu dekat.