Hiu sering digambarkan sebagai ikan yang buas dan haus darah. Ikan hiu dianggap sebagai predator yang bisa membahayakan nyawa manusia. Namun, faktanya justru manusia yang jadi predator terganas bagi ikan hiu.
Perburuan sirip ikan hiu membuat populasi ikan hiu berkurang drastis dan mengancam kehidupan mereka. Seperti apa fakta mengerikan di balik perburuan sirip ikan hiu? Ketahui faktanya di sini!
Gambar sup di atas terlihat lezat dan menggoda? Buang jauh-jauh pikiran tersebut karena sup itu terbuat dari sirip ikan hiu! Sup sirip hiu adalah hidangan tradisional asal Cina yang biasa disajikan pada acara-acara khusus, seperti pernikahan, jamuan makan dan merupakan hidangan yang tergolong mewah.
Sup ini pertama diciptakan pada masa dinasti Song di Cina dan disajikan untuk keluarga kekaisaran. Selain itu, sup sirip ikan hiu dianggap memiliki khasiat bagi kesehatan. Padahal, faktanya sirip ikan hiu mengandung kadar merkuri yang tinggi dan berbahaya bagi paru-paru, ginjal, kulit dan mata.
Tahukah kamu bagaimana proses berburu ikan hiu? Para pemburu akan menghilangkan sirip ikan hiu secara paksa dan membuang ikan hiu yang masih hidup. Ikan hiu tersebut akan perlahan-lahan tenggelam ke dasar laut, tak bisa bergerak sama sekali dan akan mati dengan sendirinya. Kejam sekali, kan?
Ikan hiu yang tenggelam di dasar laut akan kehabisan napas atau justru mati tercabik-cabik dimakan oleh ikan lain. Bisakah kamu membayangkan bagaimana rasanya sekarat dan menanti detik demi detik ajalmu sendiri? Inilah yang terjadi pada ikan hiu yang kehilangan siripnya. It's really sad!
Tak heran jika ikan hiu terus-menerus diburu siripnya. Ini karena harga jual sirip ikan hiu di pasaran sangat tinggi! Rata-rata harga sirip ikan hiu dijual dengan harga US$400 per kg. Di Amerika Serikat, di mana sirip ikan hiu dilarang, perburuan sirip ikan hiu ilegal tetap dilakukan dan pemburu menjualnya dengan harga US$10.000 hingga US$20.000 per sirip. Harga ini setara dengan Rp141 juta sampai Rp283 juta. Gila kan?
Semakin langka jenis hiu, semakin mahal harganya. Sirip ikan hiu paus bagian dada dijual dengan harga US$20.000 dan sirip ikan hiu jenis basking shark dijual dengan harga US$50.000 per siripnya. Perkiraan bisnis sirip ikan hiu secara global menghasilkan keuntungan antara US$540 juta hingga US$1,2 miliar.
Penangkapan ikan hiu menyebabkan kerusakan besar pada ekosistem laut. Diperkirakan, perburuan ini membuat 100 juta ikan hiu terbunuh setiap tahunnya. Berbagai spesies hiu terancam oleh perburuan ini, antara lain adalah ikan hiu martil besar, hiu harimau, hiu banteng dan hiu martil bergigi.
Sementara, spesies ikan hiu lainnya juga rentan, seperti ikan hiu putih, hiu sandbar hingga hiu porbeagle. Apalagi, hiu merupakan spesies yang lambat dalam berkembang biak dan memiliki periode kehamilan hingga 2 tahun lamanya. Tak heran, jika jumlah ikan hiu terus menerus turun apabila perburuan tidak dihentikan.
Sup sirip ikan hiu dipercaya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Seperti meningkatkan hasrat seksual, memperbaiki kualitas kulit, meningkatkan energi, mencegah penyakit jantung dan menurunkan kolesterol. Mitos lainnya adalah dipercaya meningkatkan nafsu makan serta bermanfaat bagi ginjal, paru-paru dan tulang.
Pada faktanya, tidak ada bukti ilmiah apapun yang menguatkan mitos tersebut. Justru, memakan sirip ikan hiu dapat meningkatkan risiko demensia dan keracunan logam berat seperti merkuri. Sementara, mengonsumsi sirip ikan hiu disebut dapat meningkatkan kemandulan pada pria dan memicu risiko alzheimer.
Popularitas sirip ikan hiu meningkat pada akhir abad ke-18 dan di awal abad ke-19 ketika standar kehidupan mulai meningkat. Namun, permintaan sirip ikan hiu meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 1985 hingga 2001.
Tumbuhnya kelas menengah membuat permintaan sirip ikan hiu jadi lebih tinggi. Apalagi, sup sirip ikan hiu sering dihadirkan pada jamuan makan mewah, pesta pernikahan dan transaksi bisnis penting. Sup sirip ikan hiu digunakan untuk menunjukkan kekayaan, gengsi, prestise dan kekuasaan.
Di tahun 2006 terjadi penurunan permintaan sirip ikan hiu. Ini dipicu oleh pernyataan Yao Ming, pebasket asal Cina yang bertanding di NBA selama delapan musim. Yao Ming dengan tegas menentang perburuan sirip ikan hiu dan membuat permintaan akan sirip ikan hiu turun hingga 70 persen, jelas laman CNBC.
Setelahnya, semakin banyak kampanye yang menentang perburuan sirip ikan hiu di berbagai negara, yang berkorelasi dengan turunnya permintaan sirip ikan hiu di pasaran. Good job!
Pada tahun 2013, telah ada 27 negara yang melarang perburuan ikan hiu. Namun, perburuan ikan hiu di perairan internasional tidak diatur. Maka, otoritas perikanan internasional sedang mempertimbangkan untuk melarang perburuan ikan hiu di Samudra Atlantik dan Laut Mediterania serta kawasan perairan internasional lain yang belum dijangkau oleh hukum.
Kanada telah melarang perburuan ikan hiu sejak tahun 1994 dan Taiwan melarang sejak tahun 2011. Begitu pula dengan Cold Storage, supermarket asal Singapura yang melarang penjualan sirip ikan hiu di 42 gerainya di seluruh negeri. Meski begitu, apakah kebijakan tersebut efektif, mengingat perburuan ilegal sirip ikan hiu masih berlangsung hingga sekarang?
Bagaimana cara untuk mengakali permintaan pasar yang tinggi? Caranya adalah membuat sirip ikan hiu imitasi! Sirip ikan hiu imitasi ini dibuat dari berbagai campuran bahan, mulai dari air, gelatin, sodium dan pewarna makanan. Selain lebih ramah lingkungan, sirip ikan hiu imitasi ini juga lebih terjangkau harganya dan lebih sehat.
Tekstur sirip ikan hiu imitasi ini cenderung kenyal seperti agar-agar dan umumnya dibuat dengan bentuk mirip dengan bihun. Sirip ikan hiu imitasi ini juga disebut sebagai sirip vegetarian karena tidak dibuat dari bahan-bahan hewani. Diharapkan, keberadaan sirip ikan hiu imitasi ini dapat menggantikan sirip ikan hiu asli nantinya.
Nah, itulah fakta-fakta mengerikan seputar perburuan sirip ikan hiu. Mari sama-sama bergerak untuk menghentikan perburuan sirip ikan hiu, yuk!