6 Fakta Black and Gold Howler Monkey, Hewan Endemik yang Berisik!

Sebagai primata asli bagian tengah Amerika Selatan, black and gold howler monkey bisa kamu temukan di timur Bolivia serta di bagian selatan dan barat tengah Brasil. Mereka juga menghuni bagian timur Paraguay serta utara dan timur laut Argentina. Terdapat pula populasi kecil yang berada di Uruguay. Sebagai habitatnya, mereka memilih menempati berbagai jenis hutan.

Net Primate Conservancy menginformasikan bahwa itu termasuk habitat basah maupun kering, hutan pegunungan, hutan galeri, hutan kayu dan hutan yang tergenang secara musiman. Akan tetapi, spesies ini cenderung memilih area yang berada di dekat sungai atau dataran banjir. Kamampuan adaptasinya juga cukup baik, bisa menghuni hutan terfragmentasi akibat ulah manusia.

Menu makan black and gold howler monkey didominasi oleh dedaunan. Akan tetapi, mereka tidak membatasi diri dan juga mengonsumsi buah, lumut, kulit kayu, biji dan bunga. Dietnya memang rendah nutrisi, tapi primata ini punya sistem pencernaan yang kompleks serta gigi geraham kuat untuk mengunyah dedaunan tua. Menariknya, pola makan mereka sangat memengaruhi keaktifannya, lho.

Melansir iNaturalist, saat musim dingin dan buah-buahan jadi langka, black and gold howler monkey lebih banyak mengonsumsi dedaunan. Jadi, mereka cenderung kurang aktif. Berbeda ketika musim panas saat buah-buahan melimpah, aktivitasnya lebih meningkat. Oh iya, spesies ini punya komposisi mikrobioma usus, itu membantunya mencerna makanan yang sulit dicerna.

Ini adalah salah satu fakta unik tentang mereka, perbedaan betina dan jantan sangat jelas. Tidak hanya perbedaan fisik (sexually dimorphic) tetapi juga perbedaan warna bulu yang mencolok (sexually dichromatic). Jantan punya warna bulu hitam pekat sedangkan betina cenderung pirang.

Uniknya, jantan dan betina ternyata lahir dengan warna bulu yang terang. Membantunya menyamar di antara bulu induknya ketika berada di punggungnya. Jadi, gak usah bingung lagi dan mengira mereka adalah spesies yang berbeda, ya.

Karena banyak menghabiskan waktu di pepohonan, black and gold howler monkey perlu adaptasi yang sesuai. Mereka punya ekor prehensile (bisa menggenggam), fungsinya mirip seperti tangan kelima. Tidak hanya membantunya bergelantungan di cabang pepohonan, bagian bawah ekornya tidak berbulu dan sangat sensitif. Itu membuatnya bisa merasakan apa yang sedang digenggamnya, dilansir The Aspinall Foundation.

Tidak hanya dari penampilannya, nama dari black and gold howler monkey juga diambil dari cara berkomunikasinya. Mereka punya auman serak dan bergema yang bisa kamu dengar dari jarak 4,8 kilometer jauhnya. Mengapa suaranya begitu keras? Mereka punya tulang hioid (bentuknya seperti huruf U di leher, berada di antara dagu dan tulang rawan tiroid) yang membesar. Aumannya digunakan untuk melindungi wilayah dan menjaga kekompakan kawanannya.

Sumber yang sama menjelaskan bahwa black and gold howler monkey juga memanfaatkan gerakan lidahnya untuk menunjukkan ketertarikan seksual ketika berinteraksi dengan pasangannya. Untuk menandai wilayahnya, primata ini memanfaatkan kelenjar aroma atau kotorannya. Komunikasi sentuhan seperti bermain dan saling merawat (grooming) berguna untuk mempererat hubungan dalam kelompok. Sangat beragam, bukan?

Sistem perkawinannya adalah poligami, baik jantan dan betina punya lebih dari satu pasangan. Musim kawinnya terjadi sepanjang tahun, jadi mereka bisa kawin kapan pun, tidak ada waktu spesifik. Bahkan, kerap kali betina yang mulai menggoda jantan duluan, lho. Betina mengandung selama 180-194 hari sebelum melahirkan anaknya.

Menariknya, dalam kawanan black and gold howler monkey, induk betina dibantu oleh betina lain dalam kelompok untuk merawat anaknya. Perilaku yang disebut sebagai allomothering. Setelah dewasa, jantan akan meninggalkan kelompok asalnya untuk membentuk kelompok baru.

Spesies primata yang sangat unik, bukan? Belum lagi, mereka punya peran penting membantu tanaman pendek di habitatnya bisa berfotosintesis dengan bebas. Mereka makan banyak dedaunan tua, meninggalkan celah agar sinar matahari bisa melewati kanopi hutan. Sayangnya, populasi mereka terancam punah, laporan terakhir dari IUCN mengklasifikasikannya sebagai threatened.