Pernahkah mendengar atau bahkan sudah mencoba buah mentega? Buah yang cukup jarang ditemui ini disebut juga buah bisbul. Daging buahnya agak keras dan padat, namun creamy dan berbau harum.
Dikutip dari laman indonesia.go.id, buah bisbul cukup populer di Bogor sejak pendirian Kebun Raya Bogor pada 1817 dan bahkan sudah dianggap sebagai buah khas. Lantas seperti apa fakta tentang buah ini?
Tanaman buah bisbul termasuk famili Ebenaceae dalam klasifikasi ilmiah. Dilansir dari The Plantlist, anggota famili ini terdiri dari 3 genus atau marga dan 760 lebih spesies yang sudah tercatat namanya sebagai nama spesies yang sah.
Buah bisbul termasuk salah satu spesies dari genus Diospyros, sama seperti kesemek. Selain itu buah bisbul juga berkerabat cukup dekat dengan eboni atau tanaman kayu hitam karena eboni juga anggota marga Diospyros.
Dikutip dari Plantamor, buah bisbul memiliki beragam sebutan nama umum. Selain disebut buah bisbul, di Indonesia masyarakat juga mengenal buah ini sebagai buah mentega dan di Malaysia disebut buah lemak. Penamaan ini merujuk dari tekstur daging buahnya yang lembut seperti mentega ketika masak.
Buah bisbus dalam bahasa Tagalog disebut kamagong atau mabolo dan dalam bahasa Inggris dinamai velvet apple. Permukaan kulit buah bisbul tertutup oleh bulu-bulu halus mirip beludru dan inilah yang mendasari penamaannya dalam bahasa Tagalog dan bahasa Inggris.
Selain nama umumnya, nama ilmiah buah bisbul juga punya beberapa sinonim. Nama ilmiah tanaman buah bisbul yang sah saat ini adalah Diospyros blancoi A. DC., namun beberapa sinonimnya antara lain Diospyros discolor Willd. dan Diospyros philippensis (Desr.) Guerke.
Banyak sumber menuliskan bahwa tanaman buah bisbul berasal dari Filipina dan Taiwan bagian timur dan selatan. Badan Penelitian Pertanian Amerika Serikat melalui National Plant Germplasm System di laman resminya menyebutkan bahwa Diospyros blancoi A. DC. tidak hanya berasal dari Filipina dan Taiwan tetapi juga merupakan spesies asli dari Indonesia. Saat ini buah bisbul sudah dibudidayakan ke berbagai wilayah tropis seperti Kepulauan Pasifik, Asia Selatan, Karibia, Florida, dan daerah-daerah tropis lainnya.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menguji kandungan senyawa yang dimiliki oleh tanaman buah bisbul. Sebuah artikel yang dipublikasikan di jurnal Natural Product Research menyebutkan bahwa ekstrak daun tanaman bisbul terbukti memiliki aktivitas antimikroba dan anti-inflamasi.
Hasil penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Fruit Science juga membuktikan bahwa biji buah bisbul memiliki sifat antioksidan. Analisis senyawa aroma dan kandungan nutrisi yang kemudian dimuat dalam di Journal of Food and Drug Analysis juga menyimpulkan bahwa jika dibandingkan dengan buah kesemek pada umumnya, buah bisbul punya aroma dan gizi yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan.
Kayu tanaman buah bisbul yang berkualitas baik juga dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan dan konstruksi. Kamagong di Filipina telah digunakan untuk bahan lantai, pintu, kayu dan furniture. Kayu kamagong juga banyak digunakan untuk alat-alat seni bela diri.
Tanaman buah bisbul masuk dalam kategori near threatened berdasarkan IUCN Red List. Sedangkan menurut edaran pemerintah Filipina yang diterbitkan pada tahun 2017, tanaman buah bisbul di Filipina dikategorikan sebagai vulnerable species. Kategori ini merujuk pada spesies tanaman yang tidak terancam punah tetapi memiliki faktor-faktor yang mengancam dan memungkinkannya menjadi kategori terancam punah di masa depan.
Itulah beberapa informasi tentang buah bisbul. Meski aromanya harum, ada pula yang tidak suka, lho. Bagaimana denganmu yang sudah mencoba? Semoga yang belum mencoba bisa segera mencicipi buah langka ini juga, ya!