Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Crown Shyness, Fenomena Unik dari Kehidupan Para Pohon

bigthink.com
bigthink.com

Manusia hidup di bumi memiliki sensitivitas terhadap sentuhan-sentuhan orang yang tidak dikenal. Di dalam keramaian, kita dipertemukan dengan banyak orang asing. Demi menjaga rasa nyaman di tempat seperti ini, kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi tubuh kita agar terhindari dari bersentuhan dengan tubuh orang lain.

Nampaknya sensitivitas seperti itu tidak hanya dimiliki oleh manusia saja. Pohon-pohon yang hidup di hutan juga memiliki batasan dalam hal bersentuhan dengan sesama pohon lainnya.

Saat berada di hutan dengan pohon-pohon besar yang rindang, celah-celah cahaya matahari masih bisa menembus ke bawah (permukaan tanah). Hal itu terjadi karena terdapat jarak antara pohon yang satu dengan yang lainnya.

Mereka enggan berdempetan, sehingga di antara daun-daun rindang yang mereka miliki, masih terdapat ruang untuk cahaya matahari menembus ke bawah.

Fenomena tersebut dikenal sebagai Crown Shyness. Agar kamu dapat mengetahui lebih banyak mengenai fakta dari fenomena unik tersebut, simak penjelasannya sebagai berikut.

1. Fenomena Crown Shyness pertama kali diteliti pada tahun 1920-an

boredpanda.com
boredpanda.com

Saat kita berkunjung ke hutan dan melihat ke arah langit, kita akan mendapati suatu fenomena yang sangat indah. Daun-daun dari setiap pohon tidak menyatu-padu. Padahal jika dipikir dengan logika, seharusnya mereka dapat menyatu. Sebab, bagi pohon-pohon besar, keterbatasan ruang yang ada akan menjadikan daun-daun mereka menyatu dengan pohon lainnya.

Tidak mungkin mereka membatasi pertumbuhan daun, yang ada adalah daun-daun mereka akan menjalar di antara ruang-ruang dalam ranting pohon lainnya. Namun faktanya tidak demikian. Inilah yang mendasari para peneliti berusaha mencari jawaban atas fenomena yang terjadi.

Setelah dilakukan penelitian selama bertahun-tahun dan menghasilkan beberapa hipotesis terkuat, fenomena Crown Shyness dapat dijelaskan secara ilmiah. Fenomena ini terjadi karena cabang paling atas dari spesies pohon tertentu enggan melakukan sentuhan dengan cabang paling atas pohon lainnya.

Lebih lanjut, ada beberapa alasan ilmiah mengapa cabang paling atas dari pohon tersebut enggan melakukan sentuhan dengan pohon lainnya.

2. Penyebab #1 Fenomena Crown Shyness: adanya serangga dan penyakit pohon

boredpanda.com
boredpanda.com

Cootie, berasal dari Bahasa Melayu diartikan sebagai kutu. Beberapa jenis pohon di dunia ini memiliki cootie, yakni semacam serangga pemakan daun. Serangga akan terus mencari makan dari pohon satu ke pohon yang lainnya.

Biasanya mereka akan sangat diuntungkan jika antara pohon yang satu dengan yang lainnya saling bersentuhan. Hal demikian disebabkan karena adanya jembatan yang memfasilitasi mereka untuk berpindah dari dauh pohon satu ke daun pohon yang lainnya.

Pohon-pohon yang mengalami fenomena Crown Shyness, memiliki sifat peka untuk melindungi dirinya agar tidak tertular hama serangga cootie. Itulah sebabnya dedaunan yang ada di cabang paling atas berusaha menahan diri agar tidak menyentuh bagian daun dari pohon yang berbeda. Seolah mereka sudah mengetahui bahaya yang akan didapatkan jika bersentuhan dengan pohon yang berhama tersebut.

Tidak hanya manusia yang memiliki kepekaan untuk menjaga dirinya dari bahaya, pohon pun juga demikian. Selain untuk menjaga dirinya dari bahaya serangga, mereka juga bermaksud menjaga diri mereka dari bahaya penyakit jamur atau bakteri dari pohon lain.

3. Penyebab #2 Fenomena Crown Shyness: adanya fotosintesis

freepik.com
freepik.com

Saat daun di pohon yang satu dengan pohon lainnya saling menutupi disebabkan adanya pertumbuhan daun di ruang yang cukup terbatas, maka cahaya matahari akan sulit menjangkau setiap daun di pohon-pohon tersebut. Jika sudah demikian, maka proses fotosintesis tidak akan berjalan dengan maksimal.

Pohon sebagai makhluk hidup ciptaan Tuhan nampaknya memiliki sikap pengertian terhadap makhluk sesamanya. Mereka rela menahan penjalaran daun di ruang yang terbatas. Hal demikian dimaksudkan agar pertumbuhan daunnya tidak menutupi daun yang ada di pohon lainnya.

Melalui adanya fenomena Crown Shyness ini, setiap daun di pohon dapat menerima cahaya matahari yang optimal sehingga mereka dapat berfotosintesis dengan baik.

4. Penyebab #3 Fenomena Crown Shyness: adanya cedera yang dialami oleh pohon

freepik.com
freepik.com

Tidak hanya manusia yang mengalami cedera, pohon pun juga sama. Saat ada angin yang cukup kencang, menimbulkan gesekan antar ranting dan cabang pohon.

Gesekan yang cukup keras akan mengakibatkan rusaknya ranting dan pohon. Terlebih jika ranting dan cabang pohon belum tergolong kuat. Inilah yang dimaksud cedera yang dialami oleh pohon.

Melalui fenomena Crown Shyness, saat ada ranting dan cabang pohon bergesekan, maka gesekan itu akan terjadi pada pohon itu sendiri. Pohon yang berbeda, apalagi yang masih memiliki ranting dan cabang pohon yang lemah, akan terhindar dari gesekan yang dilakukan oleh ranting dan cabang pohon lain yang sudah kuat.

Dengan cara ini pohon-pohon spesies tertentu menjaga dirinya dari kerusakan.

5. Hanya spesies pohon tertentu yang mengalami Fenomena Crown Shyness, berikut daftarnya!

freepik.com
freepik.com

Jika suatu saat kita berkunjung ke hutan, namun tidak menemukan fenomena Crown Shyness ini, jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa informasi di dalam tulisan ini adalah hoaks.

Pada dasarnya memang tidak semua pohon mengalami fenomena Crown Shyness. Hanya pohon-pohon spesies tertentu yang mengalaminya. Berikut daftarnya:

  • Eucalyptus (Spesies pohon yang berasal dari benua Australia. Bentuk pohonnya tinggi dan lurus)
  • Sitka spruce (Spesies kayu yang biasanya digunakan sebagai bahan untuk membuat gitar)
  • Japanese larch (memiliki nama ilmiah Larix Kaempferi. Spesies pohon asli Jepang tepatnya di pegunungan daerah Chubu dan Kanto di Honshu Tengah. Pohon ini berukuran besar dan panjang)
  • Lodgepole pine (Spesies pohon yang berasal dari Amerika Utara. Nama ilmiah dari pohon ini adalah Pinus Contorta)
  • Black mangrove (Memiliki nama ilmiah Avichennia Germinans. Pohon ini dapat tumbuh di wilayah tropis dan sub-tropis di bagian Amerika)
  • Camphor (Termasuk dalam spesies pohon cemara. Spesies pohon ini berasal dari China, Taiwan, Jepang, Korea dan Vietnam)

Itulah fakta-fakta menarik mengenai fenomena Crown Shyness. Keren banget ya, pohon yang selama ini kita kenal tidak memiliki sikap layaknya manusia, ternyata hal tersebut terpatahkan. Ternyata pohon juga memiliki sikap peka untuk melindungi dirinya dari bahaya yang disebabkan oleh pohon lainnya!

Beberapa tempat yang terkenal memiliki pohon-pohon yang mengalami fenomena Crown Shyness antara lain di Kuala Lumpur, yakni di Forest Research Institute of Malaysia, serta di Argentina, yakni di Plaza San Martin (Buenos Aires).

Tidak ada salahnya suatu saat kamu datang ke tempat-tempat tersebut untuk membuktikan betapa indahnya fenomena Crown Shyness ini!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
edd edd
Editoredd edd
Follow Us