5 Hewan di Taman Nasional Gunung Merbabu yang Terancam Punah

- Elang Jawa, burung endemik Pulau Jawa, terancam punah karena perburuan liar dan penyempitan habitat.
- Lutung surili, primata asli Pulau Jawa, juga terancam punah akibat perburuan berlebihan dan dianggap sebagai perusak tanaman.
- Lutung budeng, primata endemik di beberapa pulau Indonesia, mengalami ancaman serius akibat berkurangnya habitat dan perburuan untuk dikonsumsi.
Banyak hewan di Indonesia yang terancam karena berbagai faktor di alam liar bahkan dianggap sudah berstatus terancam punah populasinya. Oleh karena itu, terdapat banyak taman nasional di Indonesia untuk mengamankan hewan-hewan tersebut. Fokus pembahasan adalah fauna yang menghuni Taman Nasional Gunung Merbabu.
Taman Nasional Gunung Merbabu terletak di Provinsi Jawa Tengah seluas 5.820 hektar. Lantaran di kawasan gunung, Taman Nasional Gunung Merbabu topografinya sebagian besar bukit-bukit dan pegunungan. Fauna di dalamnya tersebar di hamparan hutan yang luas hingga puncak gunung.
Melalui artikel ini akan dikuak lebih dalam hewan apa saja yang ada di taman nasional berlokasi di Jawa Tengah tersebut. Check this out.
1. Elang Jawa

Seperti namanya, burung tersebut adalah endemik di Pulau Jawa. Mata elang jawa berwarna kuning dengan paruh berujung tajam dan cakar yang kuat untuk menerkam mangsa. Panjang tubuhnya 70 cm dan berat mencapai 2,5 kg.
Meskipun tangguh, nyatanya elang jawa sekarang termasuk hewan langka. Ancaman utamanya meliputi perburuan liar, penyempitan habitat dan laju reproduksi yang lambat.
Gardaanimalia menyebut, elang jawa termasuk dalam spesies prioritas konservasi di Taman Nasional Gunung Merbabu oleh pihak Balai Taman Nasional Gunung Merbabu. Kini, elang jawa berada di Resor Selo, Resor Ampel, lereng selatan dan timur Gunung Merbabu.
2. Lutung surili

Lutung surili bisa juga disebut monyet daun abu-abu dan langur abu-abu jawa. Primata ini adalah hewan asli pulau Jawa. Panjangnya 3,5 kaki, berat 14 pon ( rata-rata ) dan berekor panjang sekitar 33 inci. Mata coklat kemerahan, kulit wajah gelap dan lubang hidung mengarah ke bawah.
Selain elang jawa, lutung surili juga termasuk spesies prioritas konservasi di Taman Nasional Gunung Merbabu. Di taman nasional ini, lutung surili tersebar di Blok Pandean, Resort Selo Dan Resort Pakis.
Perburuan berlebihan di habitatnya untuk diambil dagingnya dan maksud perburuan lainnya karena primata tersebut dianggap sebagai perusak tanaman. Hal ini membuat populasi lutung surili menyusut menyebabkannya terancam punah.
3. Lutung budeng

Lutung budeng atau lutung jawa adalah kebanggaan bangsa Indonesia lainnya karena merupakan hewan endemik di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bangka, Belitung, Bali dan Lombok. Primata ini memiliki campuran rambut hitam dan perak yang jambul. Panjang primata sekitar 75 cm dan berekor panjang 82 cm.
Dilansir tngnmerbabu.org, di Taman Nasional Gunung Merbabu, lutung budeng adalah salah satu primata yang sering dijumpai pendaki di pegunungan. Lutung budeng mengalami ancaman serius: berkurangnya habitatnya untuk digantikan oleh lahan pertanian dan pemukiman serta perburuan untuk dikonsumsi dan diperdagangkan.
4. Monyet kra

Monyet kra sering berkonflik dengan manusia di Taman Nasional Gunung Merbabu mulai dari masuk ke wilayah kebun warga hingga pemukiman warga. Usut punya usut, disebabkan sumber makanannya yang mulai menipis di hutan.
Monyet kra umumnya tersebar di sebagian besar Asia Tenggara. Di Indonesia, monyet kra dapat kamu jumpai di Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Bali. Populasinya menyusut drastis karena dianggap hama sehingga diburu. Alasan perburuan lain meliputi untuk dikonsumsi, penelitian laboratorium dan lain sebagainya.
5. Celepuk jawa

Satu lagi hewan endemik Pulau Jawa yang berada di Taman Nasional Gunung Merbabu yakni celepuk jawa. Burung hantu tersebut biasa ditemukan pada ketinggian 2000 m, panjangnya 18 cm dan berat hanya 91 g.
Alasan terancam punah karena perburuan marak dilakukan di habitatnya. Di dataran tinggi Taman Nasional Gunung Merbabu, jumlah burung tersebut berkurang dan terbatas di pegunungan sekitar 2.500 m di atas permukaan laut, jelas laman kabaralam.
Beberapa upaya menonjol pihak Taman Nasional Gunung Merbabu untuk melestarikan hewan. Pertama, mengajak masyarakat setempat untuk menanam bibit pohon untuk rehabilitasi habitat.
Kedua, petugas melakukan monitoring satwa dari jarak jauh dan langsung survei lapangan. Ketiga, memberi edukasi kepada masyarakat setempat tentang pentingnya pelestarian hewan. Semoga menjadi perhatian bagi kita semua.


















