4 Fakta Gunung Es A23a, Raksasa yang Segera Menghilang di Lautan

- Gunung Es A23a berasal dari Paparan Es Filchner-Ronne. Ia pernah menjadi pulau es selama 30 tahun.
- Ukuran awal Gunung Es A23a mencapai 3.672 km persegi dengan ketebalan 400 meter dan bobot 1,1 triliun metrik ton. Namun, saat ini ia hanya tersisa sekitar 1.700 km persegi.
- Manfaat kehadiran Gunung Es A23a ialah melepaskan nutrisi ke lautan yang menyuburkan ekosistem.
Sejak awal penemuannya, Antarktika selalu menyimpan berbagai hal menarik yang selalu membuat umat manusia terkejut ketika mengetahuinya. Sebagai baru, kita tahu kalau dulunya di Antarktika itu ada tanah yang subur dan kehidupan yang diduga berasal dari hutan hujan tropis sekitar 40—100 juta tahun yang lalu. Namun, kini di Antarktika menyisakan hamparan es besar dengan temperatur terdingin mencapai -89,2 derajat celsius.
Nah, hamparan es di Antarktika ini tak jarang membentuk bongkahan-bongkahan raksasa di tepian benua. Seiring berjalannya waktu, bongkahan es itu akan terpisah dari dataran utama dan selanjutnya terlepas ke lautan di sekitar Antarktika. Ada banyak bongkahan es dari Antarktika yang menarik perhatian peneliti. Malah, beberapa di antaranya diberi nama khusus, salah satunya Gunung Es A23a
Gunung Es A23a digadang-gadang sebagai bongkahan es terbesar yang pernah dilepaskan Antarktika. Belakangan, diberitakan kalau Gunung Es A23a mulai terpecah dan berpotensi hilang dalam waktu dekat. Kira-kira apa yang terjadi? Lalu, apa saja fakta menarik dari bongkahan es yang satu ini? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
1. Apa itu Gunung Es A23a?

Gunung Es A23a ternyata bukan bongkahan es tua yang sudah mengambang di laut sekitar Antarktika selama berabad-abad. Dilansir Oceanwide Expeditions, bongkahan es yang jadi cikal bakal A23a itu berasal dari Paparan Es Filchner-Ronne yang berada dekat dengan Laut Weddell yang ada di selatan Antarktika. Sekitar 1986, Paparan Es Filchner-Ronne itu pecah sampai menghasilkan satu bongkahan es raksasa yang kemudian diberi nama Gunung Es A23a.
Menariknya, ketika baru terpecah dari sumber paparan esnya, Gunung Es A23a tidak langsung mengembara di lautan sekitar Antarktika. Sebab, bagian bawah bongkahan es tersebut “mengakar” di dasar Laut Weddell dan menempel di sana selama kurang lebih 30 tahun ke belakang. Dalam periode tersebut, Gunung Es A23a mendapat julukan sebagai pulau es serta bongkahan es dengan usia paling tua.
2. Berapa ukurannya?

Saat pertama kali pecah dari Paparan Es Filchner-Ronne, Gunung Es A23a punya ukuran yang sangat masif. Saking besarnya, bongkahan es ini dinobatkan sebagai bongkahan paling besar yang pernah ada alias “ratu bongkahan es” (queen of iceberg). Live Science melansir kalau ukuran awal Gunung Es A23a itu sekitar 3.672 km persegi dengan ketebalan 400 meter dan bobot mencapai 1,1 triliun metrik ton! Artinya, ukuran bongkahan es ini masih jauh lebih besar kalau dibandingkan dengan beberapa kota metropolitan, semisal New York, Tokyo, dan Jakarta.
Sayangnya, akibat perubahan iklim yang membuat daerah sekitar Antarktika semakin menghangat, es yang ada di Gunung Es A23a perlahan mencair. Bayangkan saja, berdasarkan data yang diambil pada awal 2025 ini, ukuran Gunung Es A23a hanya tersisa sekitar 1.700 km persegi atau sekitar seperlima dari ukuran awal. Bahkan, sejak 2020 silam, bongkahan es ini mulai bergerak dari lokasi awal yang menandakan kalau bagian dasar Gunung Es A23a mulai mencair.
3. Apakah ada dampak spesifik dari kehadiran Gunung Es A23a?

Untuk melihat dampak dari kehadiran Gunung Es A23a, kita perlu melihat dua sisi yang berbeda. Pertama, cari tahu dampak selama periode bongkahan es ini “mengakar” di sekitar Laut Weddell. Kedua, lihat dampak setelah bongkahan es ini bergerak dari tempat asal.
Seperti yang kita ketahui, bongkahan es yang berasal dari paparan es Antarktika itu mengandung air tawar. Di dalam air tawar itu, terdapat nutrisi yang secara rutin terlepas ke lautan selama Gunung Es A23a masih mengakar di Laut Weddell. Dilansir British Antarctic Survey, nutrisi yang dilepaskan bongkahan es tersebut menciptakan ekosistem yang subur pada daerah yang sebenarnya kurang produktif.
Wilayah dingin yang kaya nutrisi akan jadi tempat yang sempurna bagi plankton untuk berkembang. Jika populasi plankton semakin besar, ikan-ikan yang mengonsumsinya turut memperoleh makanan dalam jumlah besar. Dengan demikian, seluruh ekosistem yang ada di sekitar mampu bertahan atau bahkan berkembang jadi lebih banyak lagi.
Sebenarnya, peneliti masih mengkaji dampak secara keseluruhan dari lepasan nutrisi di dalam bongkahan es terhadap ekosistem di dasar laut. Sebab, kalau nutrisi yang dilepas terlampau besar, justru hal tersebut bisa menjadi masalah. Selain itu, ada fakta kalau selama 30 tahun keberadaan Gunung Es A23a di Laut Weddell, penguin kaisar (Aptenodytes forsteri) harus mengambil rute memutar untuk menuju lokasi bertelur.
Sementara itu, untuk sisi kedua, yakni ketika Gunung Es A23a sedang bergerak dari posisi awal, dampaknya diduga cenderung ke arah positif hingga negatif. Dasar laut yang terkikis selama bongkahan es bergerak pasti akan melepaskan berbagai nutrisi ke lautan yang semakin menyuburkan ekosistem. Namun, kalau melihat arah gerakan bongkahan es yang menuju Pulau Georgia Selatan, hewan yang ada di sana bisa saja mengalami gangguan, semisal sulit mencari makan atau sulit bergerak ke luar pulau, dilansir National Geographic.
4. Benarkah akan segera menghilang?

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Gunung Es A23a saat ini sudah jauh lebih kecil dan condong bergerak ke arah utara. Menurut British Antarctic Survey, Gunung Es A23a pertama kali terlihat bergerak pada 2020. Namun, gerakan itu sempat berhenti di lokasi bernama Taylor column yang ada di sekat Pulau Orkney Selatan pada 2024. Setelah itu, Gunung Es A23a sempat berhenti sebelum akhirnya bergerak lagi pada Desember 2024.
Pada Maret 2025 kemarin, gerakan bongkahan es ini kembali terhenti selama beberapa bulan, sebelum akhirnya bergerak lagi pada Mei 2025. Sampai akhirnya, pada awal September 2025 ini, Gunung Es A23a secara resmi terpecah jadi beberapa bagian dengan ukuran besar. Setelah terpecah, takdir Gunung Es A23a akan sama seperti banyak jenis bongkahan es lain, yakni mencair dan menghilang sepenuhnya.
Jadi, ya, memang benar kalau dalam waktu dekat bongkahan es ini akan hilang tak bersisa. Mengingat arah pergerakan bongkahan es ini yang menuju ke utara, suhu air laut di sana akan semakin hangat. Dengan demikian, tinggal menunggu waktu sampai bongkahan es yang pernah memegang gelar sebagai yang terbesar ini untuk mencair.
Di luar masalah Gunung Es A23a yang perlahan mencair itu, sebenarnya secara keseluruhan wilayah Antarktika juga sedang mencair. National Geographic melansir kalau kecepatan es Antarktika untuk mencair enam kali lipat lebih cepat ketimbang 30 tahun silam. Pelakunya sudah jelas: pemanasan global yang disebabkan aktivitas pembakaran gas rumah kaca yang dilakukan manusia.
Padahal, Antarktika memiliki peran penting bagi Bumi. Lapisan esnya memantulkan sinar Matahari supaya suhu di Bumi lebih stabil, membantu arus laut supaya cuaca di seluruh dunia lebih stabil, sampai jadi tempat pelepasan gas karbon dioksida ke atmosfer. Belum lagi, Antarktika menyimpan sekitar 70 persen cadangan air tawar di Bumi. Kalau Antarktika terus mencair, kita tak hanya kehilangan sejumlah manfaat di atas. Permukaan air laut juga akan meningkat sampai 58 meter jika seluruh es di atasnya mencair.