Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Ilmiah Terkait Migrasi Burung, Bisa Mencapai Ribuan Mil!

ilustrasi migrasi burung (pexels.com/Soumadeep Das)
ilustrasi migrasi burung (pexels.com/Soumadeep Das)
Intinya sih...
  • Burung migran merasakan medan magnet Bumi untuk panduan arah selama perjalanan panjang
  • Asupan makanan alami dan adaptasi fisiologis memungkinkan burung untuk melakukan migrasi ribuan kilometer
  • Burung menggunakan posisi bintang dan Matahari sebagai panduan arah terbang, dipelajari sejak muda

Setiap tahun ternyata jutaan burung melakukan perjalanan luar biasa yang melintasi benua samudra atau bahkan kutub demi bisa bertahan hidup dan berkembang biak. Migrasi ini bukan hanya terkait pada fenomena alam yang menghubungkan soal biologis, namun juga menentang logika karena memang melibatkan jarak yang sangat jauh bahkan medan yang ekstrem.

Ilmuan sudah lama meneliti terkait rahasia dibalik kemampuan migrasi yang dimiliki oleh burung-burung tersebut, mulai dari orientasi arah hingga stamina fisik yang sebetulnya dianggap tidak masuk akal. Oleh sebab itu, pahami beberapa fakta ilmiah berikut ini terkait bagaimana cara burung dapat menampung ribuan mil dengan efisiensi luar biasa dan juga presisi yang tinggi.

1. Navigasi mengandalkan medan magnet Bumi

ilustrasi migrasi burung (pexels.com/Wenxiang)
ilustrasi migrasi burung (pexels.com/Wenxiang)

Burung migran diketahui memiliki kemampuan khusus untuk bisa merasakan medan magnet Bumi yang kerap disebut dengan istilah magnetoresepsi, yaitu panduan arah selama melakukan perjalanan panjang. Organ sensorik pada bagian paruhbdan mata burung dianggap dapat membaca perubahan medan magnet seperti kompas biologis yang dapat menuntun mereka ke tujuan akhir dengan cara yang lebih akurat.

Ada penelitian yang menunjukkan bahwa molekul kriptokrom pada mata burung memungkinkan mereka untuk melihat medan magnet sebagai pola visual tertentu. Dengan kemampuan yang ada, maka burung tetap bisa berada di jalur yang benar, bahkan ketika cuacanya buruk atau langit sedang tertutup awan tebal.

2. Menyimpan energi lewat lemak tubuh

ilustrasi migrasi burung (pexels.com/Aleksandar Pasaric)
ilustrasi migrasi burung (pexels.com/Aleksandar Pasaric)

Sebelum melakukan migrasi, maka biasanya burung akan secara alami meningkatkan asupan makanan untuk menyimpan cadangan energi dalam bentuk lemak tubuh, sehingga jauh lebih efisien daripada karbohidrat atau protein. Lemak tersebut dapat memberikan energi tinggi dalam jumlah kecil yang dapat dibakar secara perlahan selama melakukan perjalanan panjang.

Pada beberapa spesies ternyata berat badan bisa meningkat hingga dua kali lipat hanya dalam hitungan minggu saja sebagai persiapan untuk melakukan migrasi. Lemak yang tersimpan biasanya akan digunakan secara bertahap untuk bisa menopang energi mereka selama melakukan aktivitas terbang nonstop hingga ribuan kilometer.

3. Terbang di ketinggian yang cukup tinggi untuk efisiensi energi

ilustrasi migrasi burung (pexels.com/A. G. Rosales)
ilustrasi migrasi burung (pexels.com/A. G. Rosales)

Ada beberapa buruh migran, seperti angsa kepala belang dan elang yang dapat terbang pada ketinggian ekstrem, bahkan mencapai lebih dari 8 ribu meter, sehingga bisa memanfaatkan lapisan udara yang lebih tipis dan juga stabil. Ketinggian tersebut ternyata cukup efektif untuk mengurangi hambatan udara, serta memanfaatkan arus angin untuk bisa menghemat energi selama penerbangan berlangsung.

Adaptasi fisiologis, seperti meningkatan jumlah sel darah merah dan juga efisiensi penggunaan oksigen ternyata sangat memungkinkan untuk bertahan dalam kadar oksigen yang cukup rendah. Hal ini menjadi salah satu keunggulan burung yang membuat mereka bisa menjelajahi area yang cukup jauh tanpa merasa kelelahan secara berlebih.

4. Mengandalkan bintang dan Matahari sebagai petunjuk arah

ilustrasi migrasi burung (pexels.com/A. G. Rosales)
ilustrasi migrasi burung (pexels.com/A. G. Rosales)

Selain medan magnet ternyata burung migran juga menggunakan posisi bintang pada malam hari dan Matahari pada siang hari untuk bisa menentukan arah terbang. Mereka memiliki semacam jam biologis internal yang bisa membantu mengoreksi area tersebut berdasarkan waktu dan juga posisi dari benda-benda langit.

Kemampuan satu ini dapat dipelajari sejak muda dan biasanya terus diasah seiring berjalannya waktu, sehingga sebelum dewasa sudah dapat melakukan perjalanan antar benua dengan presisi yang luar biasa. Hal ini juga menunjukkan bahwa navigasi burung bukan hanya sekadar naluri, namun juga dipengaruhi oleh proses belajar dan adaptasi lingkungan.

Migrasi burung merupakan perpaduan luar biasa antara kecerdasan alami dan kekuatan fisik. Selain itu, ada pula adaptasi biologis yang membuat burung memiliki kemampuan navigator yang sangat efisien pada saat melakukan migrasi. Menjaga kelestarian ekosistem merupakan hal penting agar proses migrasi ini tetap menjadi siklus kehidupan yang menakjubkan untuk disimak!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us