Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik Hamster Eropa, Populasinya Semakin Terancam!

potret hamster eropa di antara dedaunan (commons.wikimedia.org/Sphoo)

Bagi manusia, hamster (subfamili Cricetinae) merupakan salah satu hewan peliharaan yang cukup umum untuk jadi bagian dari keluarga kita. Ukurannya yang kecil, perawakannya yang imut, serta tingkahnya yang lucu jadi daya tarik tersendiri dari kelompok hewan pengerat yang satu ini. Namun, layaknya hewan-hewan peliharaan lainnya, hamster yang bisa dipelihara sekarang merupakan keturunan dari berbagai jenis hamster liar.

Nah, salah satu spesies hamster liar yang cukup menarik untuk dibahas adalah hamster eropa (Cricetus cricetus). Mereka merupakan satu-satunya jenis hamster dalam genus Cricetus dan ukurannya terbilang cukup besar. Panjang tubuhnya berkisar antara 20—35 cm dengan bobot 220—460 gram. Selain soal ukuran, ada beberapa fakta menarik lain dari hamster eropa yang sayang untuk dilewatkan. Yuk, kita kenalan dengan hamster liar yang imut ini!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

Biji jagung merupakan salah satu makanan favorit dari hamster eropa. (commons.wikimedia.org/SgH Vienna)

Sesuai dengan namanya, peta persebaran utama hamster eropa berada di Eropa, tepatnya Eropa Tengah dan Eropa Timur. Negara-negara yang jadi rumah bagi pengerat ini dimulai dari Prancis, Belgia, Belanda, Jerman, Belarus, Bulgaria, Ukraina, Rusia, hingga menyentuh bagian barat China. Dilansir Animal Diversity, hamster eropa merupakan penghuni stepa dan padang rumput, tetapi seiring dengan kedatangan manusia di sekitar peta persebarannya, mereka juga bisa hidup di kawasan pertanian serta daerah hijau perkotaan.

Tentunya, layaknya spesies hamster lain, hamster eropa merupakan hewan herbivor. Mayoritas makanan yang dipilih mereka adalah biji-bijian, gandum, rumput, akar tanaman, kacang-kacangan, sampai dengan buah-buahan. Menariknya, pada kesempatan yang sangat jarang, hamster eropa dikonfirmasi dapat memakan serangga ataupun larva dari serangga.

2. Punya pipi yang serba guna

potret pipi besar dari hamster eropa (commons.wikimedia.org/SgH Vienna)

Bagi hamster eropa, kantung pipi mereka layaknya bagian tubuh yang tak boleh terpisahkan. Sebab, ada begitu banyak aktivitas pengerat imut ini yang sangat bergantung pada kantung pipinya yang sangat fleksibel ini. Sama seperti hamster lain, kantung pipi milik hamster eropa dapat mereka gunakan untuk menyimpan makanan dalam jumlah besar. Selain berguna untuk memperoleh asupan harian, menyimpan makanan di pipi ini juga berfungsi bagi mereka untuk menyediakan cadangan makanan saat musim dingin tiba.

Dilansir Animalia, hamster eropa akan bolak-balik mencari makan di sekitar sarangnya, mengumpulkan makanan itu di kantung pipi, dan meletakkannya di sarang yang sudah mereka buat sebelumnya. Nah, selain untuk menyimpan makanan, uniknya kantung pipi mereka bisa digunakan sebagai pelampung. Pada kesempatan tertentu, semisal pergi mencari makanan ke tempat lain, hamster eropa harus menyeberangi sungai. Untuk itu, mereka akan menyimpan udara di kantung pipinya sambil berenang dengan cepat tanpa perlu khawatir tenggelam.

3. Si agresif yang selalu mempersiapkan hibernasi

potret hamster eropa yang sedang berdiri (commons.wikimedia.org/katanski)

Kebanyakan hewan pengerat akan hidup dalam kelompok agar bisa saling menjaga satu sama lain. Akan tetapi, hal tersebut sangat kontras dengan hamster eropa karena si imut ini ternyata merupakan hewan soliter yang sangat agresif pada sesama. Hamster eropa tak segan menyerang hamster lain yang dirasa mengusik wilayahnya dengan meludahi atau menghajarnya supaya tidak mendekat. Mereka juga akan melakukan pose berdiri, yang mungkin bagi kita nampak lucu, tetapi sebenarnya pose itu adalah persiapan bagi hamster eropa sebelum melompat dan menggigit lawannya, termasuk manusia sekalipun.

Oh iya, hamster eropa juga rutin melakukan hibernasi tiap tahunnya. Animal Diversity melansir kalau masa hibernasi pengerat ini dimulai saat pertengahan Oktober hingga pertengahan Maret. Sebelum memasuki masa itu, mereka membuat sarang di tanah yang nantinya akan berbentuk seperti terowongan bercabang dengan kedalaman 30—60 cm dan diameter lubang sekitar 8—9 cm. Di sarang ini pula mereka akan menyimpan berbagai jenis makanan yang sudah mereka cari sebelumnya, seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Menariknya, hibernasi yang dilakukan hamster eropa tak benar-benar mematikan fungsi metabolisme tubuh secara penuh layaknya beruang. Tiap 5—7 hari sekali hamster ini akan bangun guna mengonsumsi makanan-makanan yang mereka peroleh itu. Setelah makan, mereka akan tidur kembali dengan posisi meringkuk.

4. Sistem reproduksi

seekor hamster eropa yang sedang mengawasi sekitar (commons.wikimedia.org/SgH Vienna)

Sifat agresif hamster eropa akan mereda saat musim kawin tiba, yakni sekitar April—Agustus. Uniknya, justru si betina yang berusaha menarik perhatian jantan dengan berlari-lari hingga membentuk angka 8. Jika si jantan tertarik, maka ia akan memanggil betina dengan suara yang khas. Keduanya akan kawin selama beberapa saat sebelum akhirnya berpisah dan betina memulai persiapan untuk bersalin.

Dalam satu musim kawin, biasanya betina akan melahirkan 3—7 ekor anak setelah menjalani masa kehamilan selama 18—21 hari. Dilansir Animalia, anak-anak hamster eropa hanya akan bersama sang induk selama 3 minggu saja sebelum akhirnya harus bisa hidup secara mandiri. Menariknya, setelah 43 hari pasca lahir, anak-anak ini sudah bisa aktif untuk bereproduksi. Padahal saat baru lahir mereka tak bisa membuka matanya sama sekali.

5. Sudah terancam punah

Hamster eropa saat ini terancam punah karena konflik dengan manusia dan kerusakan alam. (commons.wikimedia.org/Bogomolov.PL)

Walaupun secara siklus reproduksi hamster eropa termasuk cepat, ternyata angka populasi mereka justru menunjukkan angka yang sebaliknya. IUCN Red List justru menempatkan hamster eropa sebagai hewan sangat terancam punah (critically endangered) karena penurunan populasi yang sangat tajam. Dilansir National Geographic, di Prancis saja populasi hamster ini sudah musnah hingga 94 persen. Sedangkan di wilayah Eropa timur, setidaknya sudah kehilangan 75 persen total populasi pengerat lucu ini.

Alasan utama mengapa populasi mereka bisa turun sangat tajam ada kaitannya dengan konflik antara hamster eropa dengan manusia. Sebab, ketika hamster ini masuk ke lahan pertanian manusia, mereka akan menghambat produksi tanaman tani sehingga memicu perburuan oleh para petani. Zoo Berlin melansir kalau sebelum tahun 1975, perburuan besar-besaran dilakukan demi mengusir hamster ini dari lahan mereka.

Bahkan, seiring dengan berkembangnya berbagai pestisida, tanaman yang ditanam petani justru dapat membahayakan hamster eropa saat mereka mengonsumsinya. Parahnya lagi, dugaan polusi di sekitar habitatnya membuat hamster eropa makin kesulitan untuk bertahan. Masalah makin bertambah jika melihat angka kelahiran dan rata-rata usia hamster eropa yang cenderung menurun. Sebelumnya, betina diperkirakan bisa melahirkan hingga 20 ekor anak dalam setahun, tetapi sekarang hanya sekitar 5—6 ekor saja. Usianya yang dulu bisa menyentuh angka 6 tahun kini hanya bisa mencapai 2 tahun saja.

Padahal, sebenarnya pengerat ini termasuk hewan yang sangat penting bagi ekosistemnya, lho. Pasalnya, hamster eropa bisa berperan sebagai zookori (penyebar biji) tanaman sekaligus mangsa potensial, seperti rubah merah eropa dan elang eurasia. Beruntungnya, berbagai upaya konservasi sudah mulai dikerjakan sehingga harapannya, populasi pengerat imut yang satu ini bisa pulih kembali dalam beberapa tahun ke depan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us