5 Fakta Menarik Komodo, Hewan Purba yang Berbahaya!

Berbicara mengenai habitat yang dimiliki komodo memang bisa menjadi salah satu yang sangat unik jika dibandingkan hewan lainnya. Alasannya karena habitat yang dimiliki komodo tidaklah luas, sehingga kamu tidak bisa sembarangan dalam menemukan keberadaan hewan besar yang satu ini.

Dilansir National Zoo, komodo hanya ditemukan di beberapa pulau di Indonesia, seperti Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami. Habitat yang sangat terbatas ini membuat komodo menjadi spesies yang sangat langka dan terancam punah, sehingga harus dilindungi.

Komodo termasuk ke dalam predator yang masih sangat aktif berburu hingga saat ini, sehingga tidak heran apabila cara berburunya mungkin akan sangat diperhatikan. Kemampuan berburu yang dimiliki komodo mungkin akan berbeda dengan jenis hewan lain, namun sebetulnya komodo bukanlah tipikal yang senang dalam mengejar mangsanya secara langsung.

Dilansir Earth.com, komodo merupakan predator yang sangat efektif karena bisa berlari dengan kecepatan hingga 20 kilometer per jam dalam jarak pendek dan memiliki kemampuan berenang yang sangat baik. Komodo menggunakan kombinasi kekuatan, kecepatan, dan strategi untuk medapatkan mangsanya.

Komodo bukan hanya dikenal dengan kemampuan berburunya yang luar biasa, namun juga air liurnya yang ternyata berbahaya. Air liur pada komodo sering digunakan sebagai cara pertahanan diri, sekaligus juga untuk bisa melumpuhkan mangsanya dengan lebih efektif.

Dilansir Sci.News, air liur komodo mengandung bakteri dan racun yang cukup mematikan, apalagi jika sampai tergigit oleh hewan tersebut. Racun dari air liurnya akan mengganggu pembekuan darah dan menyebabkan syok, sehingga memudahkan komodo untuk melacak dan memakan mangsanya setelah terlihat melemah.

Komodo termasuk hewan yang memiliki perilaku reproduksi yang cukup menarik dan berbeda. Sebetulnya komodo merupakan hewan poligami, yaitu di mana satu jantan dapat kawin dengan beberapa betina selama musim kawin berlangsung dari bulan Mei hingga Agustus. Bahkan, selama periode kawin berlangsung justru komodo jantan akan saling berkelahi untuk memperebutkan betina.

Dilansir National Geographic, komodo betina dapat bertelur sekitar 15 hingga 30 butir dalam satu sarang yang digali di dalam tanah. Telur-telur tersebut akan menetas setelah periode inkubasi yang berlangsung sekitar 7 hingga 8 bulan. Biasanya anak-anak komodo yang baru menetas akan langsung memanjat ke pohon untuk menghindari pemangsaan oleh komodo dewasa atau pun predator lainnya.

Berbicara mengenai harapan hidup setiap hewan reptil mungkin akan berbeda-beda, begitu pula dengan komodo. Usia hidup yang dimiliki komodo akan berbeda dengan jenis spesies lain, namun sebetulnya cukup panjang dan hal ini bergantung pada banyak sekali faktor-faktor pendukung lainnya.

Dilansir Pittsburgh Zoo & Aquarium, komodo memiliki masa hidup yang cukup panjang sekitar 30 tahun di alam liar. Namun, jika komodo hidup di penangkaran ternyata usianya bisa lebih panjang lagi, yaitu bsia sampai 50 tahun atau bahkan lebih tergantung kondisinya.

Komodo memang terdaftar sebagai spesies yang rentan terhadap risiko kepunahan, sehingga akan sangat dijaga keberadaannya. Selain itu, komodo sebagai predator puncak memainkan peran penting untuk kestabilan ekosistem di habitat aslinya. Apakah kamu pernah melihat komodo secara langsung?