5 Fakta Ol Doinyo Lengai, Gunung Berapi yang Memuntahkan Lava Hitam

- Gunung Ol Doinyo Lengai terletak di sepanjang Sistem Retakan Afrika Timur
- Gunung berapi strato yang mengalami erupsi sejak 1880-1967
- Lava dari Gunung Ol Doinyo Lengai sangat unik dan berwarna hitam
Tanzania adalah sebuah negara yang terletak di Afrika Timur, tepatnya di sebelah selatan khatulistiwa dan berbatasan dengan Samudra Hindia di sebelah timur. Negara seluas 947.300 kilometer persegi ini bertetangga dengan Kenya dan Uganda di utara, Rwanda, Burundi, dan Republik Demokratik Kongo di barat, serta Zambia, Malawi, dan Mozambik di selatan.
Di tengah lanskap luas Tanzania, berdiri sebuah gunung berapi yang sangat istimewa, yaitu Gunung Ol Doinyo Lengai. Namun, tidak seperti gunung berapi lainnya yang memuntahkan lava merah, lava Gunung Ol Doinyo Lengai justru berwarna hitam yang mengalir seperti air dan bersuhu rendah.
Lantas, apa yang membuat lava Gunung Ol Doinyo Lengai berbeda? Berikut lima fakta menarik tentang Gunung Ol Doinyo Lengai, yang harus kamu tahu!
1. Terletak di sepanjang Sistem Retakan Afrika Timur

Dilansir Britannica, Ol Doinyo Lengai adalah gunung berapi aktif yang terletak di ujung selatan Danau Natron, Tanzania utara, Afrika Timur. Gunung yang menjulang setinggi 2.878 meter ini merupakan salah satu dari banyak gunung berapi yang terletak di sepanjang Sistem Retakan Afrika Timur. Sistem Retakan Afrika Timur adalah salah satu retakan terbesar di Bumi yang membentang sekitar 6.600 kilometer dari Yordania di Asia barat daya, melintasi Afrika timur hingga Mozambik, dengan lebar rata-rata 48-64 kilometer.
Dataran rendah Ol Doinyo Lengai memiliki area yang subur sehingga banyak ditanami kebun anggur dan jeruk. Sementara lereng yang lebih tinggi dan curam ditumbuhi pohon oak, birch, dan beech. Beberapa tanaman juga ditemukan tersebar di antara abu, pasir, pecahan lava, dan terak pada ketinggian 1.981 meter.
2. Gunung berapi strato yang mengalami erupsi sejak 1880-1967

Dilansir Britannica, Gunung Ol Doinyo Lengai telah tercatat mengalami erupsi dari tahun 1880-1967. Gunung ini adalah gunung berapi strato yang dicirikan oleh kerucut curam akibat letusan piroklastik dan aliran lava. Penampilannya berbentuk kerucut yang menurun secara bertahap, menjadi lebih curam hingga 35° di dekat puncak kawah.
Gunung Ol Doinyo Lengai terdiri dari jenis batuan vulkanik, mulai dari basal hingga riolit, dan didominasi oleh andesit. Pada tahun 1960, gunung berapi ini meletuskan lava natrium karbonat (Na₂CO₃) dengan hanya 0,05 persen berat silika (SiO₂). Gunung Ol Doinyo Lengai juga memiliki lebih dari satu pusat aktif, dengan letusan terbaru terjadi dari kawah utaranya, serta kerucut-kerucut tambahan yang memanjang dari pusat dan menuruni sisi-sisinya.
3. Memuntahkan lava berwarna hitam

Lava dari Gunung Ol Doinyo Lengai sangat unik dan berbeda dari lava gunung berapi lain di dunia. Seperti yang diungkapkan oleh NASA Earth Observatory, Ol Doinyo Lengai adalah satu-satunya gunung berapi aktif yang memuntahkan lava natrokarbonatit, yaitu jenis batuan vulkanik langka yang kaya akan natrium, kalium, dan kalsium karbonat, serta rendah silika.
Menurut Shadows of Africa, komposisi karbonat tersebut menyebabkan lava Ol Doinyo Lengai erupsi pada suhu yang jauh lebih rendah daripada lava pada umumnya, yaitu berkisar antara 500-600 derajat celcius. Oleh karena itu, Ol Doinyo Lengai juga sering disebut sebagai "gunung berapi terdingin di dunia." Akibat suhunya yang rendah, lava yang keluar tidak berwarna merah menyala, melainkan berwarna hitam pekat seperti oli yang mengalir.
Setelah erupsi dan terpapar air hujan dan kelembapan di udara, lava natrokarbonatit akan berubah menjadi warna putih, yang membuat puncak Gunung Ol Doinyo Lengai seolah-olah tertutup salju.
4. Pendakian yang penuh tantangan

Pendakian Gunung Ol Doinyo Lengai adalah sebuah pengalaman yang unik dan penuh tantangan. Menurut Savannah Explorers, pendakian hampir selalu dimulai pada malam hari agar bisa mencapai puncak tepat saat matahari terbit. Pendakian ke puncak umumnya membutuhkan waktu sekitar 6 jam dan perjalanan turun sekitar 3-4 jam.
Pendaki harus berhati-hati karena medannya sangat curam dan licin. Jalur pendakiannya juga sangat terbuka dan panas akibat terkena sinar matahari langsung, sehingga cukup melelahkan. Namun, semua itu terbayar lunas oleh pemandangan matahari terbit dari puncak dengan panorama Danau Natron dan Great Rift Valley yang sangat spektakuler.
5. Tempat paling suci bagi Suku Maasai

Dilansir Britannica, Gunung Ol Doinyo Lengai memiliki ikatan yang sangat dalam dan sakral dengan budaya suku Maasai. Suku Maasai adalah penggembala nomaden dari Afrika Timur yang menuturkan bahasa Maa, sebuah bahasa yang termasuk dalam rumpun bahasa Sudan Timur. Mereka tinggal di sepanjang Lembah Rift Besar di Kenya dan Tanzania.
Dalam bahasa Maasai, "Ol Doinyo Lengai" berarti "Gunung Tuhan". Suku Maasai percaya bahwa Gunung Ol Doinyo Lengai adalah tempat tinggal dewa mereka, yaitu Dewa Ngai. Menurut Savannah Explorers, mereka pergi ke gunung ini untuk berdoa, memohon, dan melakukan upacara adat, seperti meminta kesembuhan atas penyakit dan kelegaan dari kemalangan, dengan mempersembahkan kurban seekor domba betina.
Gunung Ol Doinyo Lengai bukan sekadar gunung berapi, melainkan sebuah keajaiban geologis yang sangat menakjubkan. Dengan komposisi lava yang langka, Ol Doinyo Lengai membuktikan bahwa fenomena alam dapat hadir dalam bentuk yang paling tak terduga. Sementara kisahnya yang unik dan keindahannya yang misterius akan terus memikat para penjelajah dari seluruh dunia.