7 Fakta Gunung Roraima, Puncaknya Datar seperti Meja Raksasa!

- Terletak di perbatasan tiga negara
- Terbentuk dari erosi dan pelapukan
- Pertama kali dideskripsikan pada tahun 1595
Apa yang muncul di benakmu ketika membayangkan sebuah gunung? Bentuk permukaan tanahnya yang menjulang tinggi dengan sisi curam, puncak yang tajam, dan ketinggian signifikan di atas permukaan laut? Tepat sekali!
Namun, tahukah kamu? Ada sebuah gunung yang dijuluki sebagai “gunung meja,” di mana puncaknya menyerupai meja datar raksasa, dengan tebing-tebing vertikal yang curam di setiap sisinya. Ya, namanya adalah Gunung Roraima, yang merupakan salah satu formasi geologis tertua di Bumi. Bentuknya yang tidak biasa ini membuatnya sering kali terlihat seperti "dunia yang hilang" atau pulau terapung di atas awan.
Kira-kira, apa ya, yang menyebabkan puncaknya datar seperti meja raksasa? Dan, apa yang membuat Gunung Roraima begitu istimewa? Simak faktanya, yuk!
1. Terletak di perbatasan tiga negara
Gunung Roraima memiliki letak geografis yang unik karena merupakan “tripoint,” alias titik perbatasan bagi tiga negara di Amerika Selatan. Letaknya di Taman Nasional Canaima, sebelah tenggara Venezuela, yang membentang hingga ke Brasil dan Guyana. Gunung setinggi 2.810 meter ini merupakan bagian dari rantai Pegunungan Pacaraima yang dikenal sebagai Tepui, yaitu “gunung meja” berupa dinding vertikal yang curam dan puncak yang datar seperti dataran tinggi.
Ya, berbeda dengan gunung berapi atau pegunungan yang mengerucut, Gunung Roraima memiliki puncak yang sangat datar dan luas, seluas sekitar 31 kilometer persegi. Puncak datarnya juga dikelilingi tebing-tebing vertikal setinggi sekitar 400 meter di semua sisinya. Keunikan inilah yang menjadikan Gunung Roraima sebagai pemandangan yang ikonik.
2. Terbentuk dari erosi dan pelapukan

Tidak seperti gunung-gunung pada umumnya, Gunung Roraima bukan terbentuk dari aktivitas vulkanik, melainkan dari erosi dan pelapukan yang menyebabkan puncaknya datar seperti "meja." Proses ini dimulai sekitar 2 miliar tahun yang lalu pada era Prakambrium.
Saat itu, pasir, lumpur, dan material sedimen lainnya secara bertahap menumpuk hingga mengeras menjadi batuan pasir. Akibat pergerakan lempeng tektonik, lapisan batuan pasir ini terangkat hingga membentuk dataran tinggi yang luas. Proses erosi kemudian secara bertahap mengikis batuan yang lebih lunak di sekeliling dataran tinggi hingga menyisakan puncak Gunung Roraima yang datar dengan tebing-tebing vertikalnya yang curam.
3. Pertama kali dideskripsikan pada tahun 1595

Gunung Roraima pertama kali dideskripsikan oleh penjelajah asal Inggris bernama Sir Walter Raleigh pada tahun 1595. Dalam catatan penjelajahannya, ia menggambarkan Gunung Roraima sebagai “gunung kristal yang diselimuti berlian dan air terjun,” berdasarkan cerita dari penduduk asli yang ia pelajari. Deskripsinya itu kemudian menjadi dasar pengetahuan bangsa Eropa tentang Gunung Roraima.
Pendakian pertama yang berhasil mencapai puncak Gunung Roraima dilakukan jauh setelahnya, yaitu pada tahun 1884. Ekspedisi ini dipimpin oleh ahli botani asal Inggris, yaitu Sir Everard im Thurn. Pendakian ini juga menjadi tonggak sejarah yang membuka jalan bagi penjelajahan ilmiah lainnya.
4. Tempat sakral bagi suku Pemon, Venezuela

Jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa, Gunung Roraima telah menjadi tempat yang sangat suci dan sarat makna spiritual bagi suku-suku asli setempat, terutama suku Pemon. Sesuai dengan kata "tepui," yang berarti "rumah para dewa" dalam bahasa Pemon, mereka menganggap gunung ini sebagai rumah bagi para dewa dan sebagai asal muasal kehidupan.
Dalam mitologi Pemon, Gunung Roraima juga dipercaya sebagai “tunggul pohon raksasa.” Roraima, dalam bahasa Pemon adalah “roroi” yang berarti "biru kehijauan" dan “ma” yang berarti "agung." Konon, pohon raksasa ini dulunya menampung semua jenis buah dan sayuran di dunia. Suatu ketika, pohon ini ditebang oleh tokoh mitologis bernama Makunaima, dan saat pohon itu tumbang, air dari dalamnya meluap hingga menciptakan banjir besar yang membentuk sungai-sungai dan tepui-tepui di sekitarnya.
5. Tempat terisolasi dengan ekosistem unik

Ekosistem di Gunung Roraima sangatlah unik karena kondisi alamnya yang terisolasi. Puncak gunung ini memiliki iklim yang dingin, basah, dan sering diselimuti kabut tebal. Tanahnya yang didominasi oleh batuan pun memaksa banyak spesies untuk beradaptasi dengan cara yang luar biasa.
Sebagian besar flora di Roraima adalah spesies endemik, meliputi tumbuhan karnivora Heliamphora dan Drosera, anggrek, dan bromelia. Sementara fauna di sini umumnya berukuran kecil, seperti katak hitam kecil, kupu-kupu, laba-laba, dan burung.
6. Terdapat air terjun dan sungai kristal

Gunung Roraima dipenuhi oleh keajaiban alam yang istimewa sehingga membuatnya terasa seperti dunia lain. Keunikan ini bukan hanya terletak pada bentuknya, tetapi juga pada lanskapnya. Gunung Roraima memiliki beberapa air terjun di puncaknya, biasanya disebut sebagai Air Terjun Roraima. Namun, yang paling terkenal adalah Air Terjun Angel (Angel Falls) atau “Salto Angel,” yang terletak di Auyan-tepui.
Air Terjun Angel adalah air terjun tertinggi di dunia, dengan ketinggian sekitar 979 meter. Angel Falls dinamai menurut seorang penerbang Amerika bernama Jimmy Angel, yang pertama kali terbang di atas air terjun tersebut pada tahun 1933. Di beberapa tempat, ada air terjun yang sangat jernih mengalir di atas dasar batuan kristal, sehingga menciptakan "sungai kristal" yang berkilauan.
7. Menjadi inspirasi sastra dan film

Keistimewaan Gunung Roraima telah menginspirasi banyak seniman dan penulis untuk menciptakan karya fiksi. Inspirasi paling terkenal datang dari novel petualangan karya Sir Arthur Conan Doyle berjudul “The Lost World” tahun 1912. Ia menggunakan deskripsi Roraima sebagai dasar untuk menciptakan "dunia yang hilang.” Dalam novel tersebut, sekelompok penjelajah menemukan sebuah dataran tinggi terpencil yang dihuni oleh dinosaurus dan makhluk prasejarah lainnya yang telah punah di tempat lain di Bumi.
Gunung Roraima juga menjadi inspirasi visual utama untuk film animasi Pixar yang sangat populer, yaitu “Up” tahun 2009. Ya, pemandangan "Paradise Falls" dalam film adalah replika visual dari Gunung Roraima dan lanskap di sekitarnya.
Meskipun puncaknya datar, mendaki Gunung Roraima bukanlah hal yang mudah. Medan yang terjal dan terisolasi membuatnya menjadi tantangan bagi para pendaki. Secara keseluruhan, Gunung Roraima adalah keajaiban alam unik berkat kombinasi yang tidak biasa antara geologi purba dan ekosistem yang terisolasi. Bentuknya yang seperti meja raksasa dengan tebing-tebing yang curam, serta flora dan fauna endemiknya, menjadikan Gunung Roraima bukan sekadar gunung biasa, melainkan “dunia yang hilang” yang istimewa serta terus memicu rasa penasaran dan inspirasi.