Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Menarik Pelanduk, Hewan Unik Mirip Campuran Tikus dan Rusa

Wikimedia Commons/Bjørn Christian Tørrissen
Wikimedia Commons/Bjørn Christian Tørrissen

Saat melihatnya, sepintas kamu menduga hewan ini layaknya campuran tikus dan rusa. Namun, kamu juga teringat akan dongeng di masa kecilmu tentang seekor kancil yang suka mencuri ketimun. Hewan unik ini dinamakan pelanduk, atau dalam bahasa Inggris disebut chevrotain dan mouse deer.

Biarpun mirip tikus dan rusa, pelanduk tidak berada di keluarga yang sama dengan mereka. Pelanduk memiliki keluarga sendiri yang terdiri dari berbagai spesies, salah satunya adalah kancil.

Tahukah kamu kalau mereka termasuk hewan pemamah biak paling primitif? Simak 7 fakta menarik pelanduk berikut ini!

1. Berkerabat dekat dengan rusa, tapi bukan rusa

Wikimedia Commons/Levg
Wikimedia Commons/Levg

Pelanduk merupakan nama umum untuk menyebut hewan dalam keluarga Tragulidae. Sepintas, hewan ini mirip campuran tikus dan rusa. Tak heran mereka juga biasa disebut mouse deer. Pelanduk berkerabat dekat dengan rusa, tapi bukan termasuk rusa. Mereka memiliki keluarga sendiri yang terdiri dari tiga genus dan sepuluh spesies.

2. Terbagi menjadi tiga genus berbeda, tapi tampak mirip satu sama lain

Wikimedia Commons/PJeganathan
Wikimedia Commons/PJeganathan

Keluarga pelanduk terbagi menjadi tiga genus, yaitu Hyemochus, Moschiola, dan Tragulus. Kancil si pencuri ketimun termasuk dalam genus Tragulus. Sementara beberapa spesies lain yang masih dianggap misterius dikelompokkan para ilmuwan dalam genus Moschiola.

Biarpun terbagi-bagi dalam tiga genus berbeda, sejatinya pelanduk tampak mirip satu sama lain.

3. Hewan pemamah biak paling primitif

Wikimedia Commons/Michael Shehan Obeysekera
Wikimedia Commons/Michael Shehan Obeysekera

Museum Natural History Collection Universitas Edinburgh menyebut pelanduk sebagai hewan pemamah biak modern paling primitif.

Hal Ini dikarenakan mereka memiliki ciri kuno seperti salah satu bilik perut yang tidak terbentuk sempurna untuk mencerna tanaman, tidak menumbuhkan tanduk, dan lain-lain. Mereka tidak mengalami banyak perubahan seperti hewan pemamah biak pada umumnya selama jutaan tahun.

4. Meski mungil menggemaskan, mereka punya taring

Wikimedia Commons/J. Patrick Fischer
Wikimedia Commons/J. Patrick Fischer

Biarpun termasuk hewan pemamah biak, pelanduk memiliki taring. Para pejantan biasanya memiliki taring yang lebih panjang dan tampak sedikit menyembul keluar dari mulut atas. Taring ini biasanya digunakan untuk bertarung. Sayangnya taring ini tidak dapat melindungi mereka dari predator.

5. Sanggup beranak pinak terus-terusan

Wikimedia Commons/Brian Gratwicke
Wikimedia Commons/Brian Gratwicke

Umumnya, pelanduk betina akan merawat anak-anaknya sampai matang secara seksual selama lima hingga sembilan bulan. Setelah itu, anak-anaknya mulai hidup sendiri. Pada beberapa spesies pelanduk termasuk kancil, para betina bisa kawin lagi hanya sekian jam setelah melahirkan. 

6. Hewan pemalu yang rentan dimangsa predator

Wikimedia Commons/Arpingstone
Wikimedia Commons/Arpingstone

Berukuran kecil dan tak punya tanduk untuk melindungi diri membuat pelanduk jadi sasaran empuk para predator di alam liar. Oleh karena itu, mereka menjadi hewan pemalu dan waspada. Bahkan beberapa spesies menjadi nokturnal untuk bertahan hidup. Mereka biasanya hidup menyendiri dan akan saling bertemu pada musim kawin.

7. Bisa mengetukkan kaki tujuh kali dalam sedetik

Wikimedia Commons/Davidvraju
Wikimedia Commons/Davidvraju

Biarpun pemalu dan pencinta damai, hewan ini bisa bersikap agresif bila terancam. Pelanduk jantan bisa mengetukkan kaki empat sampai tujuh kali dalam sedetik. Teknik ini mereka gunakan untuk mengusir predator atau mengingatkan kawan-kawannya akan bahaya yang datang.

Nah, bagaimana pendapatmu tentang hewan unik satu ini? Mereka banyak ditemukan di Indonesia, lho. Apa kamu tertarik untuk melihat mereka secara langsung di kebun binatang? Atau kamu justru tertarik membaca kembali dongeng si kancil yang suka mencuri ketimun?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us