7 Fakta Unik Cumi-cumi Telur, si Cantik Indikator Hangatnya Air Laut

- Cumi-cumi telur merupakan indikator penting menghangatnya air laut akibat pemanasan global.
- Mereka hidup di perairan hangat dengan suhu antara 16—34 derajat celsius dan memiliki cara makan yang unik.
- Cumi-cumi telur punya laju pertumbuhan yang cepat dan perilaku unik dalam mencari lokasi bertelur.
Bigfin reef squid, atau juga disebut cumi-cumi telur, merupakan salah satu jenis cumi-cumi yang paling sering dikonsumsi manusia. Cumi-cumi ini hidup di perairan tropis dan subtropis, salah satunya di perairan Indonesia. Bentuknya unik. Hal ini membuatnya lebih mirip sotong daripada cumi-cumi.
Menariknya, cumi-cumi ini jadi indikator penting menghangatnya air laut akibat pemanasan global, lho. Kenapa, ya? Tahukah kamu kalau cumi-cumi telur jantan diketahui merupakan sosok ayah yang baik dibandingkan cumi-cumi lainnya? Simak tujuh fakta unik cumi-cumi telur yang perlu kamu tahu berikut ini!
1. Lebih mirip sotong daripada cumi-cumi

Cumi-cumi telur merupakan anggota genus Sepioteuthis. Mereka berkerabat dekat dengan cumi-cumi karibia. Cumi-cumi dalam genus Sepioteuthis terlihat lebih mirip sotong atau cuttlefish karena siripnya tebal dan memanjang di sepanjang mantelnya. Karena itu, mereka juga dikenal dengan nama sotong buluh.
Sirip tebal cumi-cumi telur terletak di bagian atas mantelnya. Menurut Animal Diversity, siripnya tampak memanjang sekitar 90 persen dari panjang mantelnya sehingga memberikan tampilan oval yang khas. Dalam bahasa Inggris, cumi-cumi ini juga disebut oval squid atau cumi-cumi oval.
2. Aktif pada malam hari dengan berenang ke permukaan laut

Cumi-cumi telur hidup di perairan hangat dengan suhu antara 16—34 derajat celsius. Mereka paling aktif pada malam hari. Biasanya, mereka ditemukan berenang dekat permukaan laut. Pada siang hari, mereka berenang ke perairan yang lebih dalam di sekitar terumbu karang untuk bersembunyi dari predator. Pergerakan harian ini sengaja dilakukan untuk mengikuti pergerakan mangsanya, yakni plankton dan ikan.
3. Bisa menelan mangsa bulat-bulat

Cumi-cumi telur punya cara makan yang lumayan unik. Agak beda dari cumi-cumi pada umumnya, cumi-cumi telur bisa menelan mangsanya bulat-bulat tanpa mencabik atau memotongnya kecil-kecil terlebih dulu. Hal ini berkat esofagus atau kerongkongannya yang besar dan bisa melebar. Menurut penjelasan laman Ocean Animals, cara makan ini memungkinkan cumi-cumi ini untuk makan dengan lebih efisien dan praktis. Hal ini sangat penting di habitat terumbu karang yang bergerak cepat dan dinamis.
4. Komunikasi lewat bioluminesensi

Cumi-cumi telur suka hidup menyendiri. Mereka biasanya membatasi komunikasi satu sama lain. Komunikasinya cuma dilakukan saat berburu bersama atau saat musim kawin.
Cumi-cumi gak punya organ khusus untuk memproduksi atau mendeteksi suara. Mereka mengandalkan indra penglihatan yang sangat tajam untuk berkomunikasi dan memahami lingkungan di sekitarnya. Saat berkomunikasi, cumi-cumi telur menggunakan kemampuan bioluminesensi dengan membuat pola warna-warni di sekujur tubuhnya lewat sel pigmen kromatofora untuk menyampaikan informasi.
5. Punya tiga jantung dengan tugas masing-masing

Seperti halnya cumi-cumi pada umumnya, cumi-cumi telur punya sistem peredaran darah tertutup dengan tiga jantung. Menurut penjelasan laman Animal Diversity, dua jantung brakialis yang terdapat di dasar insang digunakan untuk memompa darah yang kekurangan oksigen melalui insang, kemudian karbon dioksida dalam darah ditukar dengan oksigen dan dipompa keluar tubuh melalui sifon atau corong. Jantung ketiga bertugas untuk memompa darah beroksigen ke seluruh tubuh.
6. Tumbuh lebih cepat di perairan hangat

Cumi-cumi telur punya laju pertumbuhan yang sangat cepat. Menurut Monterey Bay Aquarium, cumi-cumi ini bisa tumbuh sebanyak 6 persen setiap harinya. Panjang tubuhnya maksimal sekitar 33 sentimeter.
Suhu air bisa memengaruhi laju pertumbuhan dan kematangan seksual pada cumi-cumi telur, ungkap laman Animal Diversity. Di perairan khatulistiwa yang panas, umur cumi-cumi lebih pendek dan ukuran tubuhnya lebih kecil daripada mereka yang hidup di perairan subtropis yang lebih dingin. Menariknya, hal ini menjadikan cumi-cumi telur sebagai indikator menghangatnya laut karena tingkat pertumbuhannya dipengaruhi langsung oleh suhu laut.
7. Sosok ayah yang patut dicontoh

Umumnya, cuma cumi-cumi betina yang merawat dan melindungi telurnya. Jantan cuma bertugas untuk melindunginya dari jantan lain. Namun, cumi-cumi telur berbeda. Pada spesies ini, jantan bantu betina mencari lokasi bertelur yang baik.
Dilansir laman New Scientist, diketahui kalau cumi-cumi telur jantan memeriksa lokasi sarang terlebih dulu sebelum betina memasuki lokasi untuk bertelur. Jantan memastikan tidak ada tanda-tanda keberadaan predator di antara celah-celah karang. Mereka melakukan ini dengan mengorbankan keselamatannya sendiri.
Dalam jurnal yang dipublikasikan The Scientific Naturalist pada 2021 lalu, tim peneliti menemukan kalau perilaku ini ditunjukkan oleh populasi cumi-cumi telur di lokasi yang berbeda, yakni di Laut Merah dan di lepas pantai Indonesia. Hal ini menunjukkan kalau perilaku ini memang tersebar luas di antara cumi-cumi telur.
Sungguh hewan laut yang menarik, bukan? Semoga saja keberadaan cumi-cumi ini bisa senantiasa terjaga, ya? Setelah tahu lebih banyak, bagaimana pendapatmu tentang cumi-cumi telur?