5 Fakta Kuakalame Kurikuri, Burung Cantik Asal Papua yang Tidak Setia!

- Kuakalame kurikuri adalah burung terbesar dalam famili Paradise dengan penampilan menarik dan mudah dibedakan jantan dan betinanya.
- Spesies ini menghuni pegunungan barat dan Tengah Papua Nugini, memakan buah-buahan dan hewan kecil, serta bisa menghasilkan hibrida dengan spesies lain.
- Burung ini memiliki suara khas 'kwit-it, kwit-it', sistem perkawinan poligini, dan terancam oleh perburuan liar serta aktivitas manusia.
Sudah berapa spesies burung dalam famili Paradise yang kamu ketahui? Jika belum semuanya, maka kamu harus kenalan dengan kuakalame kurikuri atau black sicklebill. Mereka adalah burung terbesar dalam famili Paradisaeidae dengan nama ilmiah Epimachus fastosus. Pada spesies ini, kamu bisa membedakan jantan dan betina dengan mudah, lho. Gimana caranya? Perhatikan ukurannya! Panjang jantan bisa mencapai 1,1 meter, sudah termasuk ekor tengahnya yang panjang.
Selain itu, kepala jantan yang hitam punya kilau biru kehijauan dan ungu. Begitu juga punggung hitamnya yang punya kilau ungu, sedangkan bulu besar di punggungnya berwarna biru-hijau metalik. Sementara dadanya hitam kecokelatan. Pokoknya penampilan mereka sangat menarik. Sedangkan ukuran betina hanya sekitar 55 sentimeter dan tidak ada kilau metalik. Punggungnya cenderung berwarna cokelat dengan bagian bawah tubuhnya krem pucat.
Setelah tahu cara membedakannya, saatnya kenalan dengan mereka melalui penjelasan di bawah ini!
1. Bisa kamu temukan di Papua!

Spesies burung ini menghuni pegunungan barat dan Tengah Papua Nugini, mulai dari Vogelkop di Papua, Indonesia, hingga Pegunungan Torricelli, Bewani, dan Kratke di Papua Nugini. Habitat yang dihuni kuakalame kurikuri berada di dekat kebun kopi atau pemukiman, khususnya di Lembah Tari dan Pegunungan Tamrau.
Datazone Birdlife menginformasikan bahwa penyebaran populasinya tidak merata, walaupun sebarannya luas. Mungkin kamu bisa melihat banyak dari spesies ini di beberapa tempat, tapi di tempat lain akan jarang ditemui. Tidak hanya itu, masih banyak wilayah di Papua yang belum disurvei. Jadi, tidak menutup kemungkinan masih ada populasi dari mereka di tempat lin, seperti di Pegunungan Arfak dan Foja.
2. Apa yang dimakannya?

Kamu bisa menemukan kuakalame kurikuri di hutan pegunungan, tepatnya di ketinggian 1.800-2.150 meter. Karena menghuni hutan primer, kamu mungkin akan menjumpainya juga di hutan sekunder dan tepian kebun. Burung ini banyak mencari makan di kanopi hutan, mengonsumsi buah-buahan dan hewan kecil termasuk serangga yang mungkin menyelip di antara tumbuhan lainnya.
3. Bisa menghasilkan hibrida jika kawin dengan spesies lain

Kemungkinan bagi kuakalame kurikuri untuk kawin dengan burung lain cukup tinggi. Di alam liar, mereka bisa menghasilkan hibrida dengan spesies astrapian arfak. Keturunan dari mereka dulu dianggap dua spesies berbeda yaitu elliot's sicklebill dan astrapian sickebill. Kebanyakan ahli ornitologi menganggap keduanya bukan spesies asli, melainkan hibrida.
Melansir iNaturalist, berbeda dengan pendapat sebelumnya, ahli lain menganggap kalau elliot's sicklebill itu diperkirakan sebagai spesies asli dan bukan hibrida. Ada juga catatan kawin silang dengan long-tailed paradigalla, superb bird-of-paradise dan crescent-caped lophorina.
4. Suaranya terdengar unik

Sama seperti burung lainnya, kuakalame kurikuri punya suara khas yang bunyinya seperti 'kwit-it, kwit-it'. Suaranya keras sehingga bisa kamu dengar dari jauh. Kamu bisa mendengar vokalisasinya ketika mengunjungi habitat aslinya. Walaupun tidak melihat sosoknya langsung, tapi jika kamu sudah mendengar suara itu maka mereka memang berada tidak jauh darimu. Walaupun begitu, spesies dengan vokalisasi terunik justru jatuh pada brown sicklebill, lho.
5. Sistem perkawinan kuakalame kurikuri

Sistem perkawinan kuakalame kurikuri adalah poligini, jantan bisa kawin dengan lebih dari satu betina. Walaupun mereka hidup menyendiri, tapi punya kecenderungan untuk berganti pasangan. Untuk memikat betina, mereka aka bernyanyi dan memamerkan bulunya. Kamu bisa mengunjungi habitatnya pada bulan September, Oktober dan Februari-April jika ingin melihatnya.
Ketika pamer, ada gerakan tambahan seperti menekuk kaki sambil bergoyang. Puncak perkawinannya terjadi dari bulan November hingga Februari. Bukan hanya gak setia, jantan bahkan tidak berkontribusi pada pembangunan sarang dan pengasuhan anak-anaknya. Semua tugas itu dilakukan oleh betina sendirian, dilansir Australian Museum.
Memang burung cantik ini bisa kamu temukan di Indonesia, khususnya di Papua. Akan tetapi, populasinya terus mengalami penurunan. Mereka terancam oleh perburuan liar dan diburu oleh pemangsa. Bahkan manusia juga berpartisipasi dalam penurunan populasi mereka karena aktivitasnya menebang pohon secara liar.
Karenanya spesies ini diklasifikasikan sebagai vulnerable oleh IUCN. Tapi, laporan di tahun 2017 menunjukkan statusnya naik sebagai least concern. Sayangnya, tidak ada data pasti mengenai populasinya di alam liar saat ini. Tertarik melihatnya langsung?