Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Hewan yang Dilindungi di Raja Ampat, Mulai dari Hiu hingga Cendrawasih

ilustrasi Geopark Raja Ampat (unsplash.com/Simon Spring)
ilustrasi Geopark Raja Ampat (unsplash.com/Simon Spring)
Intinya sih...
  • Raja Ampat menjadi rumah bagi hiu, pari, dan mamalia laut yang dilindungi secara hukum
  • Pari manta, mamalia laut, dan reptil laut di Raja Ampat terancam oleh ekspansi tambang nikel
  • Invertebrata laut, ikan langka, dan burung cenderawasih juga menjadi fokus perlindungan di Raja Ampat

Tagar #SaveRajaAmpat ramai di media sosial untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap krisis lingkungan yang sedang terjadi. Pulau-pulau yang dulu hanya dikenal karena kejernihan laut dan keragaman hayatinya kini mulai dipenuhi jejak alat berat dan kerukan tanah.

Operasi tambang yang terjadi di Raja Ampat tentunya juga berdampak pada hewan langka dan dilindungi. Mulai dari hiu dan ikan pari hingga burung cenderawasih, berikut 7 hewan yang dilindungi di Raja Ampat.

1. Hiu dan ikan pari

ilustrasi ikan hiu (unsplash.com/Sense Atelier)
ilustrasi ikan hiu (unsplash.com/Sense Atelier)

Raja Ampat adalah salah satu dari sedikit tempat di dunia yang secara hukum menetapkan seluruh wilayah lautnya sebagai suaka hiu. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 2012, semua spesies hiu dilindungi penuh. Tidak boleh ditangkap, dibunuh, dimiliki, diperdagangkan, atau bahkan dilukai.

Aturan ini juga mencakup perlindungan untuk berbagai jenis pari yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Beberapa keluarga pari yang dilindungi di antaranya adalah Pristidae (pari gergaji), Mobulidae (pari manta dan pari setan), hingga Myliobatidae (pari burung dan pari elang).

2. Pari manta

ilustrasi ikan pari manta (pexels.com/Nick Wehrli)
ilustrasi ikan pari manta (pexels.com/Nick Wehrli)

Indonesia menetapkan dua spesies pari manta sebagai satwa yang dilindungi, yaitu pari manta oseanik (Manta birostris) dan pari manta karang (Manta alfredi).

Keduanya hidup di perairan Raja Ampat dan menjadi daya tarik utama dalam aktivitas ekowisata menyelam. Pari manta dikenal ramah, cerdas, dan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Namun, keberadaan mereka kini terancam oleh ekspansi tambang nikel. Jika dibiarkan, bukan hanya ekosistem yang terancam, tetapi juga potensi ekonomi jangka panjang yang bersumber dari wisata bahari berkelanjutan.

3. Mamalia laut

ilustrasi lumba-lumba (unsplash.com/Leon Overweel)
ilustrasi lumba-lumba (unsplash.com/Leon Overweel)

Raja Ampat menjadi rumah bagi 17 spesies mamalia laut, termasuk berbagai jenis paus, lumba-lumba, dan duyung, yang semuanya dilindungi secara hukum di wilayah ini.

Kehadiran mereka mencerminkan kualitas ekosistem laut yang sehat dan seimbang. Mamalia laut tersebut juga menjadi indikator penting dalam kajian keanekaragaman hayati perairan tropis.

Polusi suara bawah laut, pencemaran air, hingga gangguan habitat bisa mengganggu navigasi, komunikasi, bahkan reproduksi mamalia laut.

4. Reptil laut

Raja Ampat adalah habitat penting bagi enam spesies penyu yang semuanya dilindungi secara nasional. Ini termasuk Penyu Hijau, Penyu Belimbing, dan Penyu Sisik yang status konservasinya terancam punah.

Selain itu, Buaya Air Asin (Crocodylus porosus) juga menghuni kawasan pesisir dan estuari Raja Ampat.

Penyu sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, terutama kualitas pasir pantai tempat mereka bertelur. Aktivitas adanya tambang nikel, hal ini bisa mengganggu siklus hidup mereka.

5. Invertebrata laut

ilustrasi alam bawah laut di Raja Ampat (pexels.com/Tom Fisk)
ilustrasi alam bawah laut di Raja Ampat (pexels.com/Tom Fisk)

Raja Ampat juga menjadi rumah bagi berbagai invertebrata laut langka dan dilindungi, seperti Ketam Kenari (Birgus latro), Siput Triton, Nautilus, serta berbagai jenis kima dan kerang hias.

Spesies-spesies ini memiliki peran penting dalam ekosistem, seperti menjaga kualitas terumbu karang dan menjadi indikator kesehatan lingkungan laut. Sayangnya, spesies ini sangat rentan terhadap dampak sedimentasi dan pencemaran dari aktivitas pertambangan.

6. Ikan langka

Raja Ampat bukan hanya surga bagi penyelam, tetapi juga tempat hidup bagi beberapa spesies ikan paling langka dan ikonik di dunia. Ikan Coelacanth (Latimeria chalumnae), yang dijuluki “ikan purba” atau “Raja Laut”, merupakan fosil hidup yang sangat langka dan dilindungi penuh.

Selain itu, semua jenis ikan hias, termasuk Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) dengan ukuran tertentu, juga termasuk dalam daftar perlindungan hukum.

7. Cenderawasih

ilustrasi cendrawasih kuning kecil (commons.wikimedia.org/gailhampshire)
ilustrasi cendrawasih kuning kecil (commons.wikimedia.org/gailhampshire)

Semua jenis Burung Cenderawasih (Famili Paradisaeidae) yang hidup di hutan-hutan Raja Ampat merupakan satwa yang dilindungi secara hukum. Dengan bulu yang mencolok dan tarian kawin yang memikat, burung ini menjadi ikon pariwisata yang memperkuat citra Raja Ampat sebagai “surga terakhir.”

Ekspansi tambang nikel tak hanya mengancam laut, tetapi juga daratan tempat burung-burung ini berkembang biak. Hilangnya habitat hutan karena aktivitas industri bisa mengganggu pola hidup dan populasi cenderawasih secara drastis.

Raja Ampat menjadi rumah bagi spesies laut dan darat yang tak ditemukan di tempat lain. Ancaman tambang nikel bukan hanya soal kerusakan lingkungan, tetapi juga tentang masa depan ekosistem yang telah ribuan tahun menjaga keseimbangan alam.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us