5 Fakta Menarik Ikan Lele Jepang, Sangat Aktif pada Malam Hari

Selain di Indonesia ikan lele juga tersebar di wilayah lain seperti Afrika, Amerika, dan Jepang. Nah, salah satunya adalah Silurus asotus atau ikan lele jepang yang wilayah penyebarannya mencakup wilayah Asia Timur. Tapi walau punya penyebaran jauh dari Indonesia, lele jepang cukup mirip dengan lele yang ada di di Indonesia dengan mulut berkumis, tubuh panjang, dan tubuh berwarna gelap.
Ia juga merupakan predator yang cukup ganas dan bisa memakan berbagai jenis ikan. Selayaknya ikan lele lain, lele jepang juga cukup populer sebagai ikan konsumsi. Ia kerap ditangkap dan dimakan di berbagai daerah. Tak cuma populer dan punya perawakan yang mirip dengan lele di Indonesia, nyatanya ikan lele jepang juga punya segudang fakta menarik yang jarang diketahui, lho.
1. Jadi salah satu ikan lele yang umum ditemukan di wilayah Asia Timur

Dilansir GBIF, ikan lele jepang merupakan spesies ikan yang sangat mudah ditemukan di wilayah Asia Timur, seperti Cina, Jepang, sebagian Rusia, dan Korea. Tapi tak cuma di Asia Timur, ikan ini juga menghuni beberapa wilayah Asia Tenggara seperti Vietnam. Berbicara habitat, lele jepang punya habitat yang tak terlalu berbeda dari lele lain, yaitu sungai, danau, rawa, dan kolam. Nah, karena penyebarannya tersebut ikan berkumis ini jadi salah satu spesies lele paling terkenal di wilayah Asia Timur.
2. Panjang maksimalnya mencapai 1,5 meter

Jika berbicara ukuran, lele jepang termasuk lele berukuran sedang dengan panjang maksimal sekitar 1,5 meter, jelas artikel di jurnal Development & Reproduction. Pertumbuhannya juga tak terlalu cepat di mana ikan ini akan tumbuh sepanjang 20 sampai 50 centimeter setiap tahunnya. Lebih lanjut, tiap individu punya laju pertumbuhan yang berbeda dan hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi lingkungan, kesehatan, dan ketersediaan makanan.
Layaknya lele lain, lele jepang memiliki tubuh yang licin dan memanjang. Hanya saja, ia punya tubuh yang sedikit lebih gemuk dan berotot jika dibandingkan dengan lele lain. Bagian belakangnya pipih, kepalanya datar, kumisnya panjang, dan sirip bagian belakang ikan ini menyatu dengan ekornya. Terakhir, lele jepang punya warna hitam atau abu-abu yang sama sekali tidak mencolok.
3. Sering diburu oleh manusia dan beberapa hewan predator

Sebagai ikan lele jepang juga tak luput dari ancaman, entah ancaman dari predator alami atau dari manusia. Membahas predator alami, burung predator, biawak, otter, dan reptil jadi ancaman utamanya, jelas CABI Digital Library. Dalam hal ini, burung predator mampu membunuh lele jepang dengan cakar dan paruhnya yang kuat. Di sisi lain biawak dan otter sangat ahli berenang sehingga bisa menangkap ikan ini dengan mudah, bahkan saat ia bersembunyi di dasar air sekalipun.
Sementara itu, manusia kerap memburu lele jepang untuk dijadikan makanan. Secara khusus, lele jepang jadi komoditas pangan yang penting di Jepang. Sayangnya karena perburuan yang masif dan tidak terkendali populasi lele jepang di Jepang sempat mengalami penurunan yang cukup drastis. Untungnya saat ini sudah ada teknik perburuan yang lebih efektif, efisien, dan tidak mengancam populasi lele jepang, alhasil populasi lele jepang di Negeri Sakura mulai membaik.
4. Penetasan telurnya ditentukan oleh suhu lingkungan

Laman iNaturalist menjelaskan kalau biasanya lele jepang akan melakukan reproduksi pada saat suhu lingkungan menjadi hangat. Lebih lanjut, umumnya musim kawin lele jepang terjadi pada dua kesempatan, yaitu setelah musim hujan dan saat musim panas. Hal ini sangat penting karena suhu dan temperatur lingkungan sangat krusial bagi perkembangan anakan dan penetasan telur.
Spesifiknya, telur lele jepang akan menetas dalam waktu 27 jam jika suhu hangat dan ideal. Sebaliknya, jika suhu lebih dingin maka telur lele jepang akan menetas dalam waktu 48 jam. Jika dilihat mungkin perbedaan waktunya tidak terlalu signifikan. Namun perbedaan beberapa jam tersebut sangat krusial bagi anakan dan telur lele. Dalam hal ini, jika telur terlalu lama menetas maka telur dan anakan lele lebih rentan akan ancaman predator. Entah itu ikan, serangga, atau amfibi bisa lebih mudah memakan telur lele jepang jika telur-telur tersebut menetas terlalu lama.
5. Ikan lele jepang aktif berburu pada malam hari

Dilansir Animalia, lele jepang merupakan hewan nokturnal yang sangat aktif di malam hari. Di siang hari, biasanya ikan ini sering terlihat bersembunyi atau berkamuflase di dasar air, sela-sela bebatuan, atau di sekitar tanaman air. Sebaliknya, saat malam menjelang ikan ini akan keluar dari persembunyiannya dan mulai mencari makanan. Lele jepang sendiri merupakan predator yang cukup ganas, tercatat ia bisa memakan apapun mulai dari serangga, krustasea, sampai ikan.
Kebiasaan aktif di malam hari ini juga bukan tanpa alasan. Sebenarnya lele jepang bukan perenang yang baik, akhirnya ia memilih untuk aktif di malam hari. Dengan aktif di malam hari mangsa dan predator tak akan bisa mendeteksinya dengan mudah. Alhasil walau tidak bisa berenang dengan cepat dan efisien ikan ini tetap bisa berburu tanpa takut akan ancaman predator dan sebagainya. Tubuh gelapnya juga membantu lele jepang menyembunyikan diri di gelapnya malam.
Namanya memang lele jepang, tapi ikan berwarna gelap ini tak cuma bisa ditemukan di Jepang. Sebaliknya, penyebaran ikan lele jepang lebih luas, bahkan ia juga bisa ditemukan di wilayah Asia Tenggara. Tak seperti ikan lain yang ahli berenang, lele jepang justru tak terlalu bisa berenang. Karena hal tersebut ia memilih untuk aktif di malam hari untuk menghidari predator dan supaya bisa berburu dengan lebih mudah. Dari hal tersebut dapat disimpulkan kalau lele jepang sangat unik dan berbeda dari lele lain.