Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Unik Sidat, Penjaga Ekosistem Air Tawar yang Terancam Punah

potret ikan sidat
potret ikan sidat (commons.wikimedia.org/Damien Delaunay)
Intinya sih...
  • Sidat memiliki siklus hidup migrasi ribuan kilometer
  • Peran kunci dalam ekosistem sungai dan danau
  • Populasinya menurun drastis di banyak wilayah
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ekosistem air tawar memainkan peran vital dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan mendukung kehidupan berbagai spesies, termasuk manusia. Sungai, danau, dan rawa tidak hanya menjadi sumber air bersih, tetapi juga tempat tinggal bagi ribuan jenis organisme. Namun keseimbangan ekosistem ini kini semakin terancam akibat aktivitas manusia. 

Salah satu spesies yang jarang disorot, tapi memiliki peran penting dalam ekosistem air tawar adalah sidat. Ikan yang memiliki siklus hidup unik ini, berkontribusi dalam menjaga rantai makanan dan keseimbangan populasi spesies lainnya. Berbagai ancaman menghantui jumlah populasi sidat yang terus menurun seiring waktu. Jika dibiarkan, kepunahan sidat menjadi sinyal dari kerusakan ekosistem yang lebih luas. Berikut ada beberapa fakta unik dari sidat si penjaga ekosistem air tawar, yuk, simak penjelasan di bawah ini! 

1. Siklus hidupnya bermigrasi ribuan kilometer untuk bertelur

ilustrasi ikan sidat
ilustrasi ikan sidat (commons.wikimedia.org/Artemas Ward)

Sidat memiliki siklus hidup yang unik, di mana mereka bisa melakukan migrasi sejauh ribuan kilometer. Dilansir laman royalsocietypublishing, sidat memiliki kemampuan luar biasa dalam navigasi dan adaptasi biologis. Ekologi reproduksi sidat masih menjadi misteri bagi peneliti, karena wilayah pemijahan hanya diketahui dari hasil tangkapan larva, contohnya telur sidat Jepang dan individu dewasa dalam kondisi pemijahan berhasil ditemukan. Mereka hidup di laut, kemudian bermigrasi ke air tawar hanya untuk kawin. Bentuk anatomi tubuh sidat, juga memudahkan mereka untuk berenang dengan cepat.

2. Punya peran kunci dalam ekosistem sungai dan danau

ilustrasi ekosistem air tawar
ilustrasi ekosistem air tawar (pexels.com/Ian Turnell)

Sidat memiliki peran kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem danau dan sungai. Ikan ini bisa bermigrasi dari laut ke perairan air tawar untuk tumbuh dan berkembang hingga kembali ke laut. Proses migrasi ini tidak hanya penting untuk kelangsungan hidup sidat, tetapi juga berkontribusi terhadap aliran nutrien dan energi antar ekosistem air laut dan perairan darat.

Upaya pelestarian sidat masih terus diupayakan. Dilansir laman BRIN, sebagai predator dan mangsa dalam rantai makanan, sidat turut mengontrol populasi organisme lain dan menjaga stabilitas ekosistem air tawar. Melalui pendekatan kolaboratif dengan berbagai pihak, dapat memahami nilai ekologis dari sidat.

3. Populasinya menurun drastis di banyak wilayah

ilustrasi ikan sidat
ilustrasi ikan sidat (pexels.com/Jeffry S.S.)

Sidat memiliki rata-rata hidup antara 5-20 tahun di perairan tawar dan payau seperti sungai, laguna, dan danau. Setelah masa tersebut, mereka kembali lagi ke laut untuk bertelur, kemudian mati. Namun, dalam 20 tahun terakhir, populasinya semakin menurun bahkan masuk kategori “kritis terancam punah” oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature). 

Adapun penyebab dari penurunan populasi ini, sebagian besar oleh aktivitas manusia. Seperti perburuan liar dan ekspor ilegal ke Asia juga menjadi ancaman serius. Keberadaan sidat kini terancam dan memerlukan perlindungan serius karena status mereka yang sudah kritis. 

4. Harganya tinggi, terutama untuk konsumsi di Asia Timur

ilustrasi sidat dikonsumsi sebagai olahan makanan
ilustrasi sidat dikonsumsi sebagai olahan makanan (pexels.com/makafood)

Laporan dari NGO Traffic menyoroti bahwa meskipun produksi sidat secara global mengalami penurunan, tapi dulunya juga pernah meningkat sangat pesat terutama di kawasan Asia Timur. Jepang juga dikenal sebagai konsumen terbesar sidat dunia, kini mengalami penurunan konsumsi akibat produksi yang menurun.

Konsumsi sidat di Jepang mengalami penurunan sejak 10 tahun terakhir, dari sekitar 60 menjadi 15 persen, menurut laporan dari seafoodsource. Selain akibat dari keterbatasan stok, hal ini juga disebabkan oleh regulasi perdagangan, kenaikan harga, hingga perubahan pola konsumsi masyarakat.

5. Penelitian dan konservasi masih terus didorong

ilustrasi ikan sidat
ilustrasi ikan sidat (commons.wikimedia.org/Tylwyth Eldar)

Upaya penelitian dan konservasi sidat juga masih diupayakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. Kemudian dari berbagai organisasi dan LSM juga turut menyuarakan keberadaan masa depan sidat di masa depan. Beberapa negara juga telah membuat regulasi terkait ekspor dan penangkapan sidat. Dilansir laman Instagram @lpslserang, juga memberikan edukasi terkait status konservasi ikan sidat. Benih ikan sidat dilarang untuk dikirim ke luar wilayah Indonesia dengan berat benih 150 gram per ekor. 

Ikan sidat bukan hanya komoditas bernilai tinggi, tetapi juga bagian dari ekosistem perairan yang saling terhubung. Melindungi sidat berarti turut menjaga keseimbangan alam yang lebih luas. Semakin dalam kita memahami peran ekologisnya, semakin besar pula peluang untuk menyelamatkannya dari ancaman kepunahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Science

See More

Apa Perbedaan Suhu Panas dan Gelombang Panas? Dianggap Sama

15 Okt 2025, 15:10 WIBScience