Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Jenis Anjing yang Ada di Story of Seasons: Grand Bazaar

penampilan asli Shiba Inu dan representasinya di Story of Seasons: Grand Bazaar
penampilan asli Shiba Inu dan representasinya di Story of Seasons: Grand Bazaar (dok. Marvelous/Story of Seasons: Grand Bazaar | unsplash.com/Jae Lee)
Intinya sih...
  • Shiba Inu adalah ras anjing paling tua dari Jepang, memiliki adaptasi genetik untuk hidup di daerah pegunungan Jepang, dan masuk proyek penelitian DNA anjing.
  • Pomeranian berasal dari kawasan Pomerania, sering menjadi objek penelitian dalam genetika ukuran tubuh anjing, dan disebut singa kecil karena bentuknya yang mirip singa.
  • Labrador Retriever awalnya dikembangkan di Newfoundland, Kanada, memiliki selaput renang di kaki yang membuatnya pandai berenang, dan sering dipilih dalam penelitian tentang perilaku hewan dan psikologi kepatuhan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam game terbaru Marvelous, Story of Seasons: Grand Bazaar (2025), gamer bisa lebih dari sekadar bertani, beternak, dan berdagang. Sebab, kehadiran hewan peliharaan, terutama anjing, mampu memberi warna tersendiri. Mereka bukan hiasan, melainkan teman setia yang membantu menjaga perkebunan.

Menariknya, tiap anjing di game ini diambil dari ras nyata. Mereka memiliki ciri khas dan sejarah unik. Coba kenali saja jenis anjing yang ada di Story of Seasons: Grand Bazaar berikut ini sekaligus fakta ilmiah yang membuat mereka istimewa.

1. Shiba Inu tercatat sebagai ras anjing paling tua dari Jepang

ilustrasi Shiba Inu
ilustrasi Shiba Inu (unsplash.com/Yezhang Wang)

Shiba Inu adalah salah satu ras anjing paling tua dari Jepang. Mereka sudah ada sejak zaman Jomon (14.000–300 SM). Dalam Story of Seasons: Grand Bazaar, Shiba Inu digambarkan dengan beberapa pilihan warna: kuning, hitam, dan putih. Mereka berpenampilan kecil, lincah, dan sangat cocok untuk gamer yang ingin memelihara peliharaan yang energik, tetapi tetap manis. Karakter ini sesuai dengan sifat asli mereka yang independen sekaligus penuh ekspresi.

Secara ilmiah, Shiba Inu termasuk kelompok spitz breed, yang ditandai dengan telinga tegak dan ekor melingkar. Mereka memiliki adaptasi genetik untuk hidup di daerah pegunungan Jepang, termasuk bulu ganda yang melindungi dari cuaca dingin. Menariknya, Shiba Inu juga masuk proyek penelitian DNA anjing karena dianggap sebagai ras basal, salah satu yang paling dekat dengan nenek moyang anjing modern.

2. Pomeranian kerap disebut singa kecil karena bentuknya yang mirip singa

ilustrasi Pomeranian
ilustrasi Pomeranian (unsplash.com/Courtney Vitale)

Pomeranian adalah anjing kecil dengan bulu tebal menyerupai singa. Di Story of Seasons: Grand Bazaar, mereka hadir sebagai peliharaan imut yang menambah nuansa ceria dalam kehidupan bertani. Meski ukurannya mungil, Pomeranian tetap terlihat penuh percaya diri, sesuai dengan kepribadian aslinya.

Pomeranian sendiri berasal dari kawasan Pomerania--sekarang bagian Jerman dan Polandia. Mereka merupakan keturunan anjing spitz besar. Proses artificial selection (seleksi buatan) oleh manusia membuat ukuran tubuhnya makin kecil dari generasi ke generasi. Uniknya, Pomeranian sering menjadi objek penelitian dalam genetika ukuran tubuh anjing karena variasinya yang signifikan dalam waktu relatif singkat.

3. Labrador Retriever memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi

ilustrasi Labrador Retriever
ilustrasi Labrador Retriever (unsplash.com/Ivan Louis)

Labrador Retriever di Story of Seasons: Grand Bazaar tampil sebagai anjing pekerja yang ramah dan berenergi tinggi. Gamer yang memilihnya biasanya menyukai sosok setia dan aktif mendampingi keseharian bertani. Penampilannya yang kokoh juga membuat Labrador terlihat sebagai teman sekaligus penjaga.

Dalam sejarahnya, Labrador Retriever awalnya dikembangkan di Newfoundland, Kanada, sebagai anjing pembantu nelayan. Mereka memiliki selaput renang di kaki yang membuatnya pandai berenang dan bulu tahan air yang membantu bertahan di perairan dingin. Karena tingkat kepatuhannya yang tinggi, Labrador sering dipilih dalam penelitian tentang perilaku hewan dan psikologi kepatuhan.

4. Bernese Mountain Dog rentan terhadap penyakit bawaan seperti kanker

ilustrasi Bernese Mountain Dog
ilustrasi Bernese Mountain Dog (unsplash.com/Alexandra Lau)

Bernese Mountain Dog dalam Story of Seasons: Grand Bazaar tampil gagah dengan bulu panjang dan pola warna khas. Meskipun tubuhnya besar, Bernese digambarkan lembut dan penyayang, sehingga banyak gamer bisa merasa terikat secara emosional. Mereka juga menjadi simbol kesetiaan sekaligus kekuatan di tengah kehidupan pertanian virtual.

Bernese sendiri berasal dari Swiss. Mereka biasa digunakan untuk menggiring ternak dan menarik kereta barang ringan. Dari sisi biologi, Barnese memiliki tingkat heterozigositas genetik yang rendah, sehingga rentan terhadap penyakit bawaan seperti kanker. Fakta ini sering menjadi contoh dalam kajian genetika populasi mengenai dampak inbreeding pada hewan domestik.

5. Border Collie merupakan anjing pekerja yang cerdas

ilustrasi Border Collie
ilustrasi Border Collie (unsplash.com/Robin Jonathan Deutsch)

Border Collie adalah anjing pekerja cerdas yang digambarkan gesit dan pintar dalam Story of Seasons: Grand Bazaar. Gamer yang memilih Border Collie biasanya menyukai hewan yang tampak responsif dan energik. Gerakannya yang lincah membuat pengalaman bermain terasa lebih dinamis.

Dari perspektif ilmiah, Border Collie sering dipuji sebagai anjing paling cerdas di dunia berdasarkan penelitian psikologi hewan. Mereka mampu memahami lebih dari 200 kata perintah, bahkan mempelajari konsep abstrak sederhana. Border Collie juga digunakan dalam studi neurosains untuk meneliti hubungan antara kecerdasan, memori, dan kemampuan pemrosesan bahasa pada hewan.

6. Siberian Husky awalnya dikenal sebagai anjing penarik kereta salju

ilustrasi Siberian Husky
ilustrasi Siberian Husky (unsplash.com/Siberian Husky)

Siberian Husky di Story of Seasons: Grand Bazaar tampil elegan dengan bulu tebal dan mata biru mencolok. Mereka memberi kesan kuat dan bebas, menjadikannya pilihan populer bagi gamer yang ingin memelihara peliharaan ikonis. Husky di game juga menghadirkan nuansa eksotis khas daerah dingin.

Di dunia nyata, Siberian Husky dikembangkan suku Chukchi di Siberia sebagai anjing penarik kereta salju. Penelitian fisiologi menunjukkan, Husky memiliki metabolisme energi yang efisien, memungkinkan mereka berlari jarak jauh tanpa cepat lelah. Selain itu, warna mata biru mereka terkait dengan mutasi gen ALX4, salah satu topik menarik dalam genetika hewan peliharaan.

Kehadiran enam jenis anjing di Story of Seasons: Grand Bazaar, seperti Siberian Husky, bukan hanya memperkaya pengalaman bermain, melainkan juga membuka jendela untuk mengenal keunikan ras-ras anjing di dunia nyata. Tiap ras punya latar belakang sejarah, fungsi, hingga ciri ilmiah yang membedakannya satu sama lain. Dengan mengetahui fakta-fakta ilmiah di balik Shiba Inu, Pomeranian, Labrador Retriever, Bernese Mountain Dog, Border Collie, dan Siberian Husky, orang bisa lebih menghargai hubungan panjang antara manusia dan anjing. Dari sahabat pemburu hingga penarik kereta salju, mereka bukan sekadar hewan peliharaan, melainkan juga bagian penting dari perjalanan peradaban manusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us

Latest in Science

See More

Bagaimana Anjing Bisa Membaca Pikiran Manusia? Ini Kata Studi

22 Sep 2025, 07:15 WIBScience