Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Kebiasaan Unik Natal di China yang Mungkin Belum Kamu Tahu

ilustrasi suasana Natal di Universal Beijing Resort (unsplash.com/@mingfang)

Yiwu adalah sebuah kota di provinsi Zhejiang, China. Kota Yiwu merupakan penghasil dekorasi Natal terbesar di dunia. Namun, bukan berarti kota Yiwu suka mengadakan perayaan Natal yang meriah. Seperti yang kita ketahui, bahwa umat Kristiani di China hanya sebagian kecil saja.

Perayaan Natal di China dirayakan seperti Hari Valentine. Dimana Natal merupakan hari yang menyenangkan bagi kaum muda untuk pergi keluar bersama orang terdekat dan saling bertukar hadiah. Hal ini juga yang membuat di China tidak ada hari libur resmi saat Natal. Meskipun demikian, terdapat kebiasaan unik yang biasa dilakukan umat Kristiani di China. Berikut ini adalah kebiasaannya.

1. Kebiasaan membagikan apel perdamaian di malam Natal

ilustrasi perempuan memegang Apel Perdamaian (bolong.id)

Apel perdamaian merupakan hadiah yang biasanya dibagikan di China pada Malam Natal. Apel perdamaian ini dibungkus dengan plastik mewah. Dalam bahasa Mandarin, Malam Natal disebut ‘Ping’an Ye‘ yang secara harfiah berarti ‘Malam Sunyi’ sama seperti lagu Natal.

Apel dalam bahasa Mandarin adalah ‘Ping guo’ yang pengucapannya mirip dengan ‘Ping’an Ye’. Oleh karena itu, penduduk setempat mulai mengatakan kalau kita memakan apel pada malam Natal, kita akan mendapat kedamaian dan keamanan sepanjang tahun. Kebiasaan memberi buah apel ini bukan sekedar seseorang membeli buah apel untuk keluarga atau teman dekat.

Buah apel ini ditujukan untuk menunjukkan ketulusan hati kita saat memberikan buah apel, kita harus membeli buah apel dengan 24 koin 1 jiao yang didapatkan dari 24 orang teman dengan nama belakang yang berbeda-beda. 1 jiao berarti 10 sen yang dalam bahasa Mandarin disebut ‘shi fen’ yang pengucapannya mirip dengan kata ‘sempurna’ dalam bahasa Mandarin. Sedangkan 24 koin itu artinya 24 periode dalam kalender bulan yang melambangkan satu tahun penuh.

2. Ornamen lentera kertas dan pohon lampu

ilustrasi Pohon Lampu di Jalanan Kota China (dunia.tempo.co)

Menggantungkan lentera kertas dan pohon lampu yang indah merupakan tradisi lainnya yang sangat terkenal saat musim Natal di China. Orang-orang akan menggantungkannya di dalam dan di luar ruangan, dan mengikatkannya di sekitar pohon Natal plastik yang disebut ‘Pohon Cahaya’.

Kalian bisa menambahkan rantai kertas dan bunga dengan warna cerah dan meriah ke pohon Natal. Mal dan pusat perbelanjaan menjadikan acara ini meriah dengan lampu, dekorasi, dan Sinterklas.

3.Mengadakan SantaCon dan pesta Natal lainnya di Beijing

ilustrasi SantaCon sedang berjalan di Beijing (instagram.com/mrtnbtz)

Kalau kalian tinggal di kota besar seperti Beijing atau Shanghai, atau merupakan bagian dari komunitas ekspatriat, mungkin kalian akan merasakan perpaduan banyak budaya pada saat musim Natal. Komunitas internasional di China berkreasi untuk membuat musim Natal meriah bagi orang asing dan warga China.

Di Beijing, kalian mungkin pernah mendengar tentang SantaCon! SantaCon adalah tempat untuk mengenakan pakaian Santa, berkeliling Beijing berjam-jam, memberikan hadiah, menyanyikan lagu Natal, mengajak orang asing duduk di pangkuan kita dan memutuskan siapa yang nakal dan siapa yang baik.

Penduduk Beijing dapat menyaksikan pemandangan menarik dari ratusan Santa yang berlarian di jalan. Sedangkan di Shanghai biasanya menjadi tuan rumah bagi banyak pasar Natal setiap tahunnya. Seringkali, dalam tema Eropa mereka menjual suguhan liburan tradisional seperti Gluhwein (anggur yang difermentasi) dan kue-kue lainnya, serta simbol liburan seperti karangan bunga yang selalu hijau. Meskipun tidak ada salju atau libur selama satu minggu, penduduk Shanghai akan berani menghadapi cuaca dingin untuk memanfaatkan diskon Natal, pesta liburan, dan acara bertema Natal.

4.Santa di China memainkan saksofon

ilustrasi patung Santa bermain Saksofon (yoyochinese.com)

Kalian mungkin sering melihat maskot Sinterklas memberikan hadiah berupa permen kepada anak-anak. Namun di China, Sinterklas sering ditampilkan sedang memainkan saksofon atau terompet Prancis.

Tidak ada penjelasan yang diketahui mengenai asal muasal tradisi ini. Namun mungkin, musik saksofon yang dimainkan Santa terdengar indah dan tampak romantis dalam perspektif China.

Meskipun umat Kristiani di China hanya sebagian kecilnya saja, perayaan Natal tetap semarak dan memberikan suka cita pada setiap individu. Semua orang turut berbahagia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us