Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Pisang di Toko Terlihat Awet, tapi Cepat Busuk di Rumah?

Pisang di toko (pixabay.com/StockSnap)
Pisang di toko (pixabay.com/StockSnap)

Pernah gak, kamu beli pisang yang terlihat segar banget di toko, tapi baru 2 hari di rumah, ternyata muncul bintik-bintik cokelat dan mulai lembek? Pisang tersebut belum sempat dimakan semua, tapi sayangnya sudah harus masuk tempat sampah karena busuk.

Kejadian seperti ini pasti bikin banyak orang bertanya-tanya. Kok bisa, sih? Apakah pisang di toko kualitasnya lebih bagus? Atau mungkin ada trik tertentu yang bikin mereka lebih tahan lama? Nah, kalau kamu penasaran, yuk, simak beberapa alasan kenapa pisang bisa terlihat lebih awet di toko, tapi cepat membusuk begitu sampai di rumah.

1. Pisang di toko disimpan dalam suhu dan lingkungan yang terkontrol

Pisang (freepik.com/frimufilms)
Pisang (freepik.com/frimufilms)

Toko-toko, apalagi supermarket besar, biasanya punya tempat penyimpanan khusus buat buah-buahan, termasuk pisang. Suhunya diatur dengan pas, kelembapan dikontrol, dan pencahayaan juga dijaga supaya buah tetap terlihat segar. Kondisi seperti ini sangat ideal untuk memperlambat proses pematangan pisang secara alami.

Saat disimpan di rumah, suhu ruangan bisa saja lebih tinggi dibandingkan di toko. Apalagi jika pisang tersebut diletakkan dekat kompor, jendela, atau peralatan elektronik. Suhu yang terlalu hangat ini membuat gas etilen yang dihasilkan pisang menjadi lebih aktif, sehingga pisang cepat matang dan akhirnya busuk.

Pisang secara alami memang menghasilkan gas etilen, yaitu gas yang mempercepat proses pematangan. Di toko, pisang biasanya disimpan di tempat dengan ventilasi yang baik atau dijauhkan dari buah-buahan lain yang juga menghasilkan etilen. Tujuannya agar gas etilen tidak menumpuk dan proses pematangan tidak berlangsung terlalu cepat. Jadi, bukan karena jenis pisangnya berbeda, melainkan karena cara dan tempat penyimpanannya yang sangat berbeda.

2. Pisang yang dijual di toko sering kali masih setengah matang

Pisang setengah matang di toko (pexels.com/Jonathan Cooper)
Pisang setengah matang di toko (pexels.com/Jonathan Cooper)

Banyak toko besar sengaja menjual pisang yang masih hijau atau setengah matang. Tujuannya supaya pisang punya waktu lebih lama selama dipajang dan bisa matang secara perlahan saat sudah dibeli konsumen. Jadi, pas kamu lihat pisang itu kelihatan segar dan awet, sebenarnya karena mereka belum sepenuhnya matang.

Nah, kalau kamu beli pisang yang sudah kuning sempurna atau bahkan ada bercak cokelatnya, itu tandanya pisang sudah hampir matang penuh. Di rumah, proses itu lanjut terus, bahkan bisa ngebut kalau kondisi penyimpanannya kurang pas. Makanya, penting juga untuk pintar-pintar pilih pisang sesuai kebutuhan.

3. Cara menyimpan pisang di rumah sering kali kurang tepat

Ilustrasi mengambil pisang dari kulkas (freepik.com/freepik)
Ilustrasi mengambil pisang dari kulkas (freepik.com/freepik)

Kebanyakan dari kita asal taruh aja pisang di meja dapur, bareng buah lain, atau malah langsung dimasukin ke kulkas. Dilansir Scientific American, suhu dingin justru mengaktifkan enzim polifenol oksidase (PPO) pada pisang. Enzim PPO ini, dengan bantuan oksigen, mengubah senyawa fenol menjadi melanin yang menyebabkan kulit pisang berubah menjadi coklat atau hitam.

Sebenarnya, ada cara khusus untuk menyimpan pisang agar tidak cepat busuk. Misalnya, membungkus bagian batang pisang dengan plastik bisa memperlambat pelepasan gas etilen.

Selain itu, pisang sebaiknya digantung, bukan ditaruh langsung di permukaan datar, supaya sirkulasi udara tetap bagus. Jangan lupa juga pisahkan dari buah lain yang matang. Dengan perlakuan sederhana ini, pisang bisa tahan beberapa hari lebih lama.

4. Pisang sensitif terhadap sentuhan dan luka kecil

Ilustrasi pisang di dalam tas belanja (freepik.com/prostooleh)
Ilustrasi pisang di dalam tas belanja (freepik.com/prostooleh)

Pisang itu buah yang cukup sensitif. Sedikit tekanan saja bisa bikin bagian dalamnya cepat rusak. Kadang waktu kamu bawa pulang, pisang tergencet barang lain di tas belanja, atau terbentur-bentur saat diangkut. Luka kecil ini gak kelihatan dari luar, tapi bikin bagian dalamnya cepat cokelat dan lembek. Hal ini juga dipengaruhi oleh kulit pisang yang tipis dan tidak sekeras kulit buah lain, serta kandungan airnya yang tinggi, sehingga pisang lebih rentan terhadap kerusakan akibat tekanan atau benturan.

Di toko, pisang disusun hati-hati dan jarang disentuh banyak tangan. Namun di rumah, buah tersebut biasanya sering dipegang-pegang, dipindah-pindah, atau tertindih barang lain. Jadi walaupun awalnya segar, pisang yang terlalu banyak diperlakukan kasar akan lebih cepat rusak dan membusuk.

Jadi sekarang sudah tahu, kan, kenapa pisang bisa terlihat awet banget di toko, tapi malah cepat busuk setelah dibawa pulang? Bukan karena kamu salah pilih, tapi karena faktor lingkungan dan cara penyimpanan di rumah yang belum optimal. Pisang itu buah yang sensitif, jadi perlu perhatian ekstra supaya tetap segar.

Mulai sekarang, kamu bisa lebih bijak dalam menyimpan pisang di rumah. Gunakan trik-trik sederhana seperti memisahkan dari buah lain, menyimpannya di tempat sejuk, dan hindari menaruhnya di dalam plastik tertutup. Dengan sedikit usaha, pisangmu bisa lebih awet dan gak cepat jadi korban tempat sampah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us