Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Rafflesia Disebut Bunga, padahal Tak Punya Tangkai dan Daun?

tumbuhan rafflesia yang tergantung di hutan
tumbuhan rafflesia yang tergantung di hutan (commons.wikimedia.org/Maizal)
Intinya sih...
  • Rafflesia disebut bunga karena ia termasuk Angiospermae dan yang tampak ke permukaan adalah organ reproduksi (bunga), bukan tubuh tumbuhan utuh.
  • Meski tak memiliki akar, daun, dan batang sejati, Rafflesia tetap diklasifikasikan sebagai bunga karena memenuhi fungsi reproduksi tumbuhan berbunga.
  • Rafflesia adalah tumbuhan parasit yang seluruh hidupnya bergantung pada inang (Tetrastigma) sehingga bagian vegetatif mereka tereduksi ekstrem.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu tentu akrab dengan bunga bernama raflesia (rafflesia) atau puspa nusa, kan? Nama bunga dari genus Rafflesia ini begitu tersohor sampai-sampai hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah akrab dengan mereka. Kita pasti lebih sering mendengar nama Rafflesia arnoldii atau padma raksasa yang berada di Pulau Sumatra dan Kalimantan karena spesies yang satu itu merupakan bunga endemik Indonesia. Namun, sebenarnya ada banyak spesies lain yang masuk dalam genus yang serupa, lho.

Kurang lebih ada sekitar 42 spesies bunga rafflesia berbeda yang tersebar di seluruh wilayah Asia Tenggara. Secara umum, penampilan rafflesia itu cenderung identik, yakni punya kelopak relatif besar dan lubang raksasa di tengah. Tak ketinggalan, warna merah dan pola-pola yang khas jadi ciri lain untuk mengidentifikasi spesies bunga yang satu ini.

Nah, kamu sadar, kan, kalau dari tadi rafflesia itu digolongkan sebagai bunga? Memang, dari bentuk, rafflesia jelas mirip seperti bunga. Akan tetapi, lokasi tempat tumbuhnya tumbuhan ini terbilang tidak biasa: tepat di atas permukaan tanah sehingga mirip seperti sebuah jamur. Mereka pun tidak memiliki akar, daun, dan batang/tangkai sejati. Lantas, kenapa rafflesia digolongkan sebagai tumbuhan bunga? Yuk, simak penjelasan beserta beberapa fakta menarik berikut ini!

1. Taksonomi bunga rafflesia

kelopak bunga tumbuhan rafflesia yang besar
kelopak bunga tumbuhan rafflesia yang besar (commons.wikimedia.org/shankar s)

Agar lebih paham soal alasan dibalik klasifikasi rafflesia ke dalam keluarga tumbuhan bunga, tentu kita harus tahu soal taksonomi mereka. Memahami secara keseluruhan struktur takson tumbuhan itu sebenarnya cukup membingungkan. Itu karena pembagiannya sangat beragam dan bercabang, baik tumbuhan darat maupun akuatik.

Namun, pemahaman dasar untuk menjawab taksonomi rafflesia ialah kita harus memahami kalau tumbuhan darat pada dasarnya terbagi atas 3 klad (clade) berbeda. Pertama, ada Bryophyta atau kelompok lumut. Lalu, ada Pteridophyta atau tumbuhan paku. Terakhir, ada Spermatophyta atau tumbuhan berbiji. Nah, khusus klad Spermatophyta ini, masih terbagi lagi atas beberapa klad, salah satunya Angiospermae yang merupakan kelompok tumbuhan berbunga.

Klad Angiospermae sendiri jadi kelompok tumbuhan darat dengan keanekaragaman paling tinggi. Sejauh ini, ada sekitar 64 ordo, 416 famili, 13 ribu genus, dan 300 ribu spesies tumbuhan berbeda yang masuk dalam klad tersebut. Britannica melansir kalau rafflesia masuk dalam klad Angiospermae sehingga tergolong tumbuhan berbunga. Adapun, alasan kenapa rafflesia masuk dalam kelompok itu karena kesamaan ciri utama.

Klad Angiospermae dikenal dengan ciri fisik berupa kelopak yang berfungsi sebagai alat reproduksi yang kita kenal dengan sebutan bunga. Nah, seperti yang kita ketahui, bagian utama tumbuhan rafflesia adalah kelopak raksasa yang sangat mirip seperti sebuah bunga. Bedanya, kalau biasanya bunga itu punya aroma yang sedap dan menyegarkan, rafflesia akan menghasilkan bau busuk yang menyengat.

2. Rafflesia adalah spesies bunga terbesar di dunia

potret cantik Rafflesia zollingeriana
potret cantik Rafflesia zollingeriana (commons.wikimedia.org/Benny Weyara Diendasaputra)

Faktanya, keluarga tumbuhan rafflesia itu terdiri atas banyak spesies tumbuhan berbunga terbesar di dunia. Beberapa spesies rafflesia diakui punya ukuran yang masif dalam kategori satu kelopak bunga, salah satunya Rafflesia arnoldii yang jadi kebanggaan masyarakat Indonesia. Dilansir Discover Wildlife, ukuran bunga dari tumbuhan yang satu ini mampu mencapai diameter 1,14 meter dengan bobot maksimal 11 kg yang menjadikannya sebagai bunga terbesar yang ada di Bumi.

Selain Rafflesia arnoldii, ada satu lagi spesies rafflesia yang hampir punya ukuran yang sama. Namanya adalah Rafflesia kerrii, spesies rafflesia yang berada di Thailand dan Malaysia. Dilansir One Earth, tumbuhan yang satu ini tumbuh dengan diameter antara 70—110 cm dengan bobot 7—10 kg. Artinya, spesies rafflesia yang satu ini hanya sedikit lebih kecil dibanding Rafflesia arnoldii.

3. Sejarah penemuan dan alasan bau busuk pada rafflesia

lalat yang ada di dalam kelopak bunga rafflesia
lalat yang ada di dalam kelopak bunga rafflesia (commons.wikimedia.org/Adiprima13)

Kelompok tumbuhan rafflesia sebenarnya sudah diidentifikasi sejak 1797 ketika Louis Auguste Deschamps menemukan spesies Rafflesia patma di Jawa. Akan tetapi, saat itu tumbuhan ini belum diidentifikasi secara menyeluruh dan tak punya nama resmi. Akhirnya, pada 1818, spesies rafflesia berbeda ditemukan di Sumatra oleh negarawan Sir Stamford Raffles dan dan ahli botani Dr. Joseph Arnold yang sama-sama berasal dari Inggris.

Spesies yang ditemukan itu adalah Rafflesia arnoldii. Nah, nama Sir Stamford Raffles lantas digunakan untuk mengidentifikasi genus tumbuhan bunga ini secara keseluruhan. Sementara, nama Dr. Joseph Arnold secara spesifik dipakai untuk spesies yang keduanya temui. National Library Board melansir kalau spesimen Rafflesia arnoldii ini ditemukan pertama kali di Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan.

Uniknya, rafflesia itu dikenal dengan aromanya yang sangat busuk, mirip seperti sebuah bangkai. Karena itu, kadang tumbuhan ini sering disebut sebagai bunga bangkai walau sebenarnya penyebutan itu keliru karena ada kelompok tumbuhan lain yang diidentifikasi dengan nama tersebut. Nah, ada alasan kenapa tumbuhan bunga yang satu ini menghasilkan aroma yang tidak sedap.

Dilansir Britannica, rafflesia butuh spesies serangga khusus agar proses reproduksi bisa berjalan lancar: lalat pemakan bangkai. Nah, agar spesies lalat tersebut tertarik hinggap, tumbuhan ini beradaptasi dengan menciptakan aroma tak sedap layaknya sebuah bangkai selama beberapa hari setelah pertama mekar. Aroma tersebut adalah campuran dari sulfur yang dicampur dengan senyawa organik volatil, semisal dimetil disulfida, trimetilamina, dan asam isovalerat.

Selain dari aroma, rafflesia mengubah penampilan dengan kelopak berwarna merah dan berbintik. Adapun, dalam “kacamata” lalat pemakan bangkai, warna tersebut mirip seperti sebuah bangkai. Ditambah lagi, tumbuhan ini mampu menyebarkan temperatur hangat yang semakin meyakinkan si lalat kalau mereka adalah bangkai. Dengan demikian, proses penyerbukan atau reproduksi rafflesia dapat terus terjadi secara berulang.

4. Ternyata merupakan tumbuhan parasit

bunga rafflesia yang belum mekar
bunga rafflesia yang belum mekar (commons.wikimedia.org/Ronykr)

Oh, ya, meski tergolong sebagai bunga dengan kemampuan penyerbukan yang hebat, sebenarnya rafflesia ini tergolong tumbuhan parasit, lho. Kalau kita lihat, mereka seperti tumbuh di atas tanah dengan sendirinya. Namun, sebenarnya tepat di bawah kelopak yang mekar, kita tidak akan menemukan daun, batang, ataupun akar yang terlihat dengan kasatmata. Sebab, tumbuhan ini ternyata menempel pada tumbuhan lain yang ada di sekitar, utamanya Tetrastigma yang merupakan sejenis tanaman merambat dalam famili Vitaceae.

Dilansir Terra Cultura, rafflesia mula-mula tumbuh di dalam tanaman yang akan jadi inang dan terus menyedot nutrisi dari inang tersebut selama beberapa bulan. Setelah memperoleh nutrisi yang cukup, tumbuhan ini akan mengeluarkan bunga dari dalam inang sampai mekar menjadi tumbuhan dewasa. Akibatnya, sebagian besar bagian tubuh rafflesia jadi sangat sulit untuk diidentifikasi, khususnya kalau bunga mereka belum mekar.

Masalahnya, ketergantungan rafflesia pada inang ini ternyata jadi bumerang seiring dengan hadirnya manusia di sekitar tempat tumbuh mereka. Soalnya, tanpa keberadaan inang dan nutrisi di dalamnya, mustahil tumbuhan berbunga yang satu ini dapat mekar. Nah, penebangan liar dan pembukaan lahan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab itu turut melenyapkan tumbuhan inang sehingga semakin menyulitkan rafflesia untuk bereproduksi di habitat alami.

Karena itu, seluruh spesies rafflesia saat ini sudah diklasifikasikan sebagai tanaman yang terancam punah. Sayangnya, kita harus siap-siap untuk kehilangan mereka jika kesadaran kolektif untuk menjaga alam dan memperbaiki apa yang sudah dirusak tidak dimulai dari sekarang. Kita adalah bagian dari alam. Tanpa alam yang baik, keseluruhan hidup manusia akan rusak karenanya. Oleh sebab itu, yuk, mulai berbagai kebiasaan baik, mau sekecil apa pun itu, guna mengupayakan pemulihan alam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Fork Tailed Flycatcher, Burung dengan Ekor Super Panjang

01 Des 2025, 16:49 WIBScience