5 Keunikan Reproduksi Jerapah, Tidak Punya Musim Kawin!

Jerapah adalah hewan yang menarik perhatian banyak orang karena bentuk tubuhnya yang unik. Dengan leher yang panjang dan kaki yang tinggi, jerapah bisa mencapai tinggi hingga enam meter. Tapi tahukah kamu bagaimana jerapah berkembang biak? Apakah ada ritual khusus yang mereka lakukan sebelum kawin? Bagaimana proses kehamilan dan kelahiran anak jerapah? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
1. Jerapah adalah hewan poligami

Jerapah termasuk hewan poligami, artinya seekor jantan bisa kawin dengan banyak betina. Jantan yang dominan akan mendapatkan hak untuk kawin dengan semua betina yang siap kawin di dalam kawanan. Betina bisa siap kawin setiap dua minggu sekali sepanjang tahun, sedangkan jantan baru siap kawin ketika berusia enam atau tujuh tahun. Jantan bisa mencium urine betina untuk mengetahui apakah betina tersebut sedang subur atau tidak. Jika ya, maka jantan akan mendekati dan mengikuti betina tersebut.
Untuk mendapatkan betina yang diinginkan, jantan harus bersaing dengan jantan lainnya. Mereka akan bertarung dengan cara saling pukul leher, yang disebut sebagai "necking". Tarung ini bisa berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam, tergantung seberapa kuat lawannya. Jantan yang menang akan mendapatkan kesempatan untuk kawin dengan betina, sementara yang kalah harus mencari betina lain atau menunggu giliran. Wild Life FAQ menginformasikan bahwa kawin jerapah biasanya terjadi di musim hujan, ketika makanan melimpah dan stres berkurang.
2. Jerapah betina hamil selama 15 bulan

Setelah berhasil kawin, betina jerapah akan hamil selama sekitar 15 bulan. Ini adalah masa kehamilan yang sangat lama, bahkan untuk ukuran hewan sebesar jerapah. Selama hamil, betina jerapah akan tetap aktif dan bergerak bersama kawanan. Namun, ketika saatnya melahirkan, betina jerapah akan mencari tempat yang tenang dan terlindung dari predator. Betina jerapah biasanya kembali ke tempat yang sama di mana mereka melahirkan sebelumnya.
Proses kelahiran anak jerapah juga tidak mudah. Betina jerapah akan melahirkan sambil berdiri, sehingga anak jerapah harus jatuh dari ketinggian hampir dua meter. Namun, jangan khawatir, anak jerapah tidak akan terluka karena ada kantung ketuban yang melindungi tubuhnya. Anak jerapah juga bisa berdiri dan berjalan dalam waktu satu jam setelah lahir. Biasanya, hanya ada satu anak jerapah yang lahir, meskipun ada kasus langka di mana ada kembar dua. Anak jerapah lahir dengan berat sekitar 70-100 kg dan tinggi sekitar 180 cm.
3. Jerapah menyusui anaknya selama 9 bulan

Anak jerapah sangat bergantung pada susu ibunya untuk tumbuh dan berkembang. Mereka akan mulai menyusu segera setelah bisa berdiri. Susu jerapah mengandung banyak lemak dan protein, yang sangat dibutuhkan oleh anak jerapah. Dilansir Wild Life FAQ, anak jerapah akan menyusu selama sembilan hingga dua belas bulan, meskipun mereka juga mulai mencoba makanan padat ketika berusia empat bulan. Makanan padat yang dimakan oleh jerapah adalah daun-daun dari pohon akasia, yang memiliki duri tajam. Jerapah bisa memakan daun ini dengan bantuan lidahnya yang panjang dan fleksibel.
Anak jerapah sangat rentan terhadap serangan predator, seperti singa, macan tutul, dan hiena. Oleh karena itu, ibu jerapah akan melindungi anaknya dengan sangat ketat. Ibu jerapah juga bisa membentuk kelompok dengan ibu jerapah lainnya untuk menjaga anak-anak mereka bersama-sama. Anak jerapah akan tinggal bersama ibunya hingga berusia empat tahun, ketika mereka sudah dewasa dan siap hidup mandiri. Jerapah betina biasanya akan tetap tinggal di kawanan yang sama dengan ibunya, sedangkan jerapah jantan akan pergi mencari kawanan baru.
4. Jerapah tidak punya musim kawin

Jerapah adalah salah satu hewan yang tidak punya musim kawin tertentu. Betina jerapah bisa siap kawin kapan saja sepanjang tahun, dengan interval antara dua kelahiran sekitar dua tahun. Hal ini berbeda dengan hewan lain yang biasanya kawin di musim tertentu, misalnya musim semi atau musim gugur. Alasan mengapa jerapah tidak punya musim kawin adalah karena mereka hidup di daerah tropis, di mana iklimnya tidak berubah secara drastis sepanjang tahun. Jerapah juga tidak terpengaruh oleh panjangnya siang dan malam, yang biasanya memicu hormon reproduksi pada hewan lain.
Jerapah bisa berkembang biak sepanjang tahun karena mereka memiliki sistem reproduksi yang fleksibel dan adaptif. Mereka bisa menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan, seperti ketersediaan makanan, air, dan tempat berlindung. Jerapah juga bisa mengatur jumlah anak yang mereka lahirkan, sesuai dengan kemampuan mereka untuk merawatnya. Dengan cara ini, jerapah bisa mempertahankan populasi mereka di alam liar, meskipun mereka menghadapi banyak ancaman, seperti perburuan, perubahan iklim, dan hilangnya habitat.
5. Jerapah memiliki pola pertumbuhan yang cepat

Anak jerapah memiliki pola pertumbuhan yang cepat, yang membuat mereka bisa mencapai ukuran dewasa dalam waktu singkat. Anak jerapah bisa tumbuh sekitar 2,5 cm per hari, dan mencapai tinggi sekitar 3 meter ketika berusia satu tahun. Anak jerapah juga bisa menambah berat badan sekitar 1 kg per hari, dan mencapai berat sekitar 1.000 kg ketika berusia empat tahun. Pola pertumbuhan yang cepat ini membantu anak jerapah untuk menghindari predator, yang biasanya menargetkan hewan yang lebih kecil dan lemah.
Dilansir Britannica, anak jerapah bisa mencapai ukuran dewasa dalam waktu singkat karena mereka memiliki gen yang mengatur pertumbuhan mereka. Gen ini disebut sebagai "gen raksasa", yang membuat jerapah bisa tumbuh lebih tinggi dan lebih berat daripada hewan lain. Gen ini juga membuat jerapah memiliki metabolisme yang tinggi, yang membuat mereka bisa memanfaatkan makanan yang mereka konsumsi dengan efisien. Gen ini juga membuat jerapah memiliki sistem imun yang kuat, yang membuat mereka bisa melawan penyakit dan infeksi. Gen ini adalah salah satu faktor yang membuat jerapah menjadi hewan yang luar biasa.
Dari penjelasan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa jerapah adalah hewan yang menakjubkan. Semoga artikel ini bisa memberikanmu wawasan baru tentang jerapah, dan membuatmu lebih tertarik untuk mempelajari hewan-hewan lainnya. Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai habis. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!