Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Louis Braille, Remaja Jenius Penemu Huruf Braille

ilustrasi Louis Braille (aruma.com.au)

Louis Braille adalah penemu huruf braille yang membantu kawan disabilitas netra mudah membaca angka, huruf, dan tanda baca. Huruf braille ini tersusun dari titik-titik sedemikian rupa sehingga dapat timbul ke luar dan mudah diraba oleh ujung jari. Alhasil, berbagai tulisan dapat dibaca oleh kawan disabilitas netra setelah meraba huruf braille ini. 

Namun, tahukah kamu kalau Louis Braille menemukan huruf Braille ketika usianya masih berusia 15 tahun? Yup, meski tidak bisa melihat, remaja jenius ini sukses menemukan huruf braille yang masih digunakan oleh para disabilitas netra di seluruh dunia hingga saat ini, lho. Hebat, kan?

Dalam rangka memperingati Hari Braille Sedunia pada tanggal 4 Januari 2025, tidak ada salahnya kita mengenal Louis Braille lebih dekat melalui beberapa fakta berikut ini, yuk!

1. Sebenarnya, Louis Braille terlahir dengan mata yang normal

ilustrasi National Institute for Blind Youth (wikipedia.org)

Menurut catatan Biography, Louis Braille lahir pada 4 Januari 1809 di sebuah kota bernama Coupvray, Prancis. Ia merupakan anak keempat dari Simon-René dan Monique Braille. Sang ayah, Simon-René, berprofesi sebagai pembuat pelana, tali kekang, serta peralatan kuda lainnya.

Secara tidak sengaja, Louis yang berusia tiga tahun melukai salah satu matanya dengan penusuk, yakni alat tajam yang dipakai untuk melubangi kulit. Sedihnya, di usia lima tahun, kedua matanya terinfeksi yang menyebabkan kebutaan total.

Meski begitu, kedua orang tua Louis tetap menyemangatinya untuk rajin belajar. Dia tetap bersekolah di desanya dan belajar dengan cara mendengarkan.

Walau hidup dalam keterbatasan, Louis menjadi murid yang pintar. Saat berusia 10 tahun, ia memperoleh beasiswa untuk menempuh pendidikan di the National Institute for Blind Youth di Paris. Di sekolah ini, Louis belajar bersama dengan teman-teman disabilitas netra lainnya. 

2. Huruf Braille terinspirasi dari Charles Barbier, seorang pensiunan tentara

ilustrasi metode Night Writing (britannica.com)

Saat berkunjung ke sekolah Louis, Charles Barbier, pensiunan kapten tentara mengajarkan metode rahasia "night writing" sebagai cara prajurit berkomunikasi satu sama lain tanpa ketahuan musuh. 

Metode Barbier ini menggunakan penulisan pesan seperti kode dengan cara membuat titik dan garis ke kertas tebal memakai alat tajam. Kode ini bisa dikerjakan tanpa cahaya dan dalam suana hening sehingga tidak diketahui musuh. 

Kendati metode ini tidak pernah dipakai dalam ketentaraan karena dianggap rumit, Barbier merasa metodenya bisa bermanfaat untuk para disabilitas netra. Hal itu pun disambut baik oleh Louis. 

Louis pun terinspirasi untuk membuat huruf yang memenuhi kebutuhannya dari metode tersebut. Seperti jalan keluar dari masalahnya selama ini, ia pun mulai serius memecahkan sistem penulisan yang lebih sederhana di usia 13 tahun. 

3. Louis berhasil memecahkan kode Barbier di usia 15 tahun dan menjadikannya sistem bahasa Braille

ilustrasi alfabet Barbier (wikimedia.org)

Selama dua tahun, Louis bekerja keras untuk membuat sistem baru yang terinspirasi dari kode Barbier. Kerja keras itu pun terbayar. Pada usia 15 tahun, kode Barbier pun terpecahkan.

Seperti dijelaskan dalam laman Aruma, Louis meminta Kepala Sekolah untuk menguji sistem barunya dengan membaca artikel di surat kabar. Lantas, Louis mencatat ulang artikel yang dibacakan memakai sistem Braille. 

Setelah selesai menyalin, Louis membaca ulang artikel yang ditulisnya dalam huruf Braille dengan lancar. Tentu saja, hal tersebut membuktikan bahwa dia telah sukses menciptakan sistem untuk menulis dan membaca untuk para disabilitas netra.

4. Louis dikenal sebagai penulis buku Braille pertama di dunia, pengajar tunanetra pertama, dan pemusik berbakat

ilustrasi buku Braille pertama (perkins.org)

Selain menemukan huruf Braille di usia yang masih belia, Louis memang dikenal sebagai orang yang jenius. Di usianya yang masih 19 tahun, Louis menjadi pengajar magang di Royal Institute for the Blind.

Setahun kemudian, tepatnya tahun 1829, Louis menerbitkan buku Braille pertama berjudul Method of Writing Words, Music, and Plain Songs by Means of Dots, for Use by the Blind and Arranged for Them, seperti dicatat dalam jurnal American Journal of Public Health. Sebagai pemusik yang berbakat, ia juga bersemangat mengembangkan sebuah kodifikasi musik Braille. 

Ketika dewasa, Louis menjadi guru disabilitas netra penuh waktu pertama yang mengajarkan berbagai bidang ilmu, seperti musik, tata bahasa, geografi, dan aljabar. Ia dikenal sebagai guru yang loyal terhadap murid-muridnya. Louis juga dikenal senang memberikan hadiah dan pinjaman pada murid-muridnya meski bergaji kecil. 

5. Louis Braille meninggal dunia sebelum melihat dampak positif dari huruf yang ditemukannya

ilustrasi membaca huruf Braille (pexels.com/Tima M. )

Meski kepala sekolah tempat Louis mengajar sangat menghormati dan mengagumi kecerdasannya, ia khawatir kalau sistem Braille yang dibuat Louis membuat siswa disabilitas netra jadi "sangat mandiri" dan tidak memerlukan guru mereka lagi. Oleh karena itu, sistem bahasa Braille dan buku Braille yang dibuat Louis belum diperkenalkan pada khalayak umum selama bertahun-tahun lamanya.

Laman Sight Scotland menyebut, Louis mengundurkan diri sebagai guru karena penyakit pernapasan jangka panjang di usia 40 tahun. Ia kembali ke Coupvray, kota asalnya, dan meninggal 6 Januari 1852, di rumah sakit Royal Institution.

Dua tahun kemudian, sistem Braille diadopsi oleh Royal Institute for the Blind setelah mendapatkan desakan yang luar biasa dari para siswa. Lalu, di akhir abad ke-19, huruf Braille pun meluas untuk digunakan di seluruh dunia.

Meski Louis Braille tidak merasakan langsung dampak dari huruf yang ditemukannya, huruf ini sangat bermanfaat bagi kawan disabilitas netra hingga hari ini.

Tidak ketinggalan zaman, teknologi Braille pun ikut berkembang. Dari yang awalnya ditulis secara manual, mesin tik, pencatat Braille elektronik modern, hingga perangkat lunak terjemahan Braille. Semua teknologi tersebut kian memudahkan para kawan disabilitas netra untuk membaca dan menulis. Selamat Hari Braille Sedunia, ya! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
Mohamad Aria
3+
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us