6 Mamalia Unik di Malaysia, Ada yang Terancam Punah!

Tapir asia atau tapir malaya (Tapirus indicus) merupakan jenis tapir dunia lama terakhir yang ada di dunia. Selain itu, ukuran tapir asia jadi yang paling besar di antara empat jenis tapir yang tersebar di seluruh dunia saat ini. Panjang tubuhnya berkisar 1,8—2,5 meter dengan bobot ditaksir sekitar 250—320 kg.

Menurut Animalia, tapir asia memilih hutan hujan yang lembap sebagai habitatnya. Hewan ini sebenarnya tersebar di banyak negara Asia Tenggara, termasuk di Pulau Sumatra. Di Malaysia sendiri, tapir asia tinggal di daerah Semenanjung Malaysia, khususnya pada bagian tengah. Hewan ini sangat mudah dikenali berkat warna tubuh hitam dan putihnya serta hidung belalainya yang cukup panjang.

Satu lagi mamalia yang ada di Malaysia dan bisa kita temukan juga di Indonesia: banteng (Bos javanicus). Hewan ini secara penampilan cukup mirip dengan sapi domestik, tetapi memiliki perawakan yang lebih besar. Selain itu, ciri fisik antara banteng jantan dengan betina tampak sangat berbeda. Jantan biasanya punya kulit berwarna hitam dan berukuran lebih besar. Sementara, betinanya cenderung berwarna cokelat. Untuk ukuran sendiri, banteng bisa tumbuh sepanjang 2,5—3,5 meter dan bobot 400—900 kg.

Dilansir Animalia, banteng bisa dijumpai di berbagai habitat, misalnya hutan hujan tropis, rawa, padang rumput, hingga area bekas lahan pertanian manusia. Mereka tersebar di Asia Tenggara, termasuk Malaysia. Di sana, populasi banteng umumnya dijumpai di Malaysia bagian timur, tepatnya di daerah Sabah. Banteng yang ditemui di tempat ini sama seperti jenis banteng yang berada di beberapa provinsi Pulau Kalimantan, Indonesia.

Harimau merupakan hewan nasional Negara Malaysia. Harimau malaya (Panthera tigris jacksoni) adalah jenis harimau yang tergambar dalam simbol negara ini. Dulunya, harimau malaya sempat dikira sebagai bagian dari subspesies harimau indocina. Akan tetapi, setelah dilakukan tes genetik lebih lanjut, ditemukan fakta bahwa harimau malaya merupakan subspesies harimau yang berdiri sendiri. Ukuran harimau malaya terbilang cukup kecil, tapi masih lebih besar jika dibandingkan dengan harimau sumatra. Panjangnya sekitar 2,4—2,5 meter dengan bobot antara 90—130 kg.

Discovery melansir bahwa habitat favorit harimau malaya adalah hutan hujan tropis. Dulunya, subspesies harimau ini tersebar luas di Semenanjung Malaysia, bahkan hingga Singapura. Akan tetapi, saat ini persebaran mereka terpusat di bagian tengah dan utara Semenanjung Malaysia dengan sedikit kantong populasi di ujung selatan Thailand. Sayangnya, akibat perburuan liar dan hilangnya habitat alami membuat harimau malaya saat ini sudah terancam punah. Populasinya di alam liar ditaksir tak lebih dari 250—300 individu saja.

Tenggiling sunda atau tenggiling malaya (Manis javanica) punya penampilan yang cukup nyentrik. Pasalnya, di sekujur tubuh bagian atas hewan ini, ada sisik-sisik dengan tepi yang tajam dan bisa digerakkan ke beberapa posisi. Ketika tenggiling sunda menutup sisik-sisiknya ini, mereka akan tampak seperti bola dengan zirah yang keras. Keunikan lain dari hewan ini adalah lidah panjangnya yang bisa mencapai panjang 25 cm dan dimanfaatkan untuk memperoleh makanannya, yakni semut serta rayap. Panjang tenggiling sunda sendiri biasanya sekitar 79—88 cm dengan bobot bisa mencapai 5—6,8 kg.

Dilansir Animal Diversity, habitat alami tenggiling sunda meliputi hutan primer dan sekunder, padang rumput, sampai bekas lahan pertanian manusia. Sementara, untuk peta persebarannya, hewan ini tersebar cukup luas di negara-negara Asia Tenggara, termasuk di wilayah Semenanjung Malaysia dan Malaysia bagian timur. Tenggiling sunda sebenarnya merupakan hewan terestrial, tetapi punya kemampuan memanjat pohon yang baik berkat cakar besarnya.

Kancil (genus Tragulus) bisa dibilang cukup populer dalam cerita rakyat masyarakat Asia Tenggara. Uniknya, di dunia ini, ada lebih dari satu spesies kancil. Dulunya, kancil dikenal dalam satu spesies, yakni Tragulus javanicus. Ternyata, ditemukan fakta kalau kancil yang ditemukan di luar Pulau Jawa merupakan spesies yang berbeda, yakni Tragulus kanchil. Khusus bagi kancil di luar Pulau Jawa ini, mereka hanya memiliki panjang sekitar 45 cm dan bobot 2 kg.

Menurut Animalia, kancil menyukai habitat hutan hujan tropis, hutan rawa, hutan bakau, serta sabana yang lembap. Berbeda dengan saudaranya yang ada di Pulau Jawa, peta persebaran kancil ini jauh lebih luas, mulai dari selatan China sampai seluruh negara Asia Tenggara. Di Malaysia sendiri, persebaran kancil terpusat di Semenanjung Malaysia, Sarawak, dan beberapa pulau-pulau kecil di sekitarnya. Oh, ya, kancil ini dikenal sebagai mamalia berkuku genap terkecil yang ada di dunia, lho.

Terakhir, mamalia unik yang bisa dijumpai di Malaysia adalah babi berjanggut (Sus barbatus). Hewan ini merupakan jenis babi liar dengan kepala paling panjang di antara seluruh jenis babi yang ada saat ini. Sesuai dengan namanya, untuk membedakan babi ini dengan jenis babi liar lain secara mudah, kita cukup melihat rambut atau janggut panjangnya yang tumbuh di sekitar area wajah mereka. Panjang babi berjanggut sekitar 1—1,6 meter dengan bobot mencapai 41—150 kg.

Dilansir Animal Diversity, hutan hujan tropis, hutan bakau, dan hutan sekunder jadi habitat favorit bagi babi berjanggut. Mereka juga punya peta persebaran yang luas dan unik. Selain di Malaysia, babi berjanggut juga ditemui di negara kepulauan di Asia Tenggara, misalnya Indonesia dan Filipina. Khusus di Malaysia, babi berjanggut berada di Semenanjung Malaysia maupun Malaysia bagian timur di Pulau Kalimantan. Menariknya, babi berjanggut ini merupakan hewan yang rutin bermigrasi, lho. Hal ini sangat jarang ditemui dari jenis babi lain yang ada di seluruh dunia.

Ternyata ada banyak mamalia unik yang bisa kamu temui di negara tetangga kita, Malaysia. Lokasi mereka dekat dan masih terhubung dengan beberapa negara tetangga lainnya. Itu sebabnya, mamalia-mamalia yang ada di Malaysia juga bisa ditemui di beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Dari keenam hewan yang ada dalam daftar ini, mana yang paling menarik menurutmu?